webnovel

Pembayaran janji

Semalam itu, begitu sangat memalukan! teriak nita dalam hati, mengingat sesuatu kejadian.

Karena dia berniat mengucapkan terima kasih pada suaminya yg sudah mengijinkannya pergi, menjadi hal yg aneh buatnya.

"itukan tidak apa-apa, kita kan suami istri"nita mengobati rasa malunya sendiri.

"untung saja kerah baju seragamku seperti ini, jadi aku aman! "

Sambil melihat dirinya di cermin kecil yg ada di tangannya. Dia berusaha menutupi sesuatu yg ada di lehernya.

"kenapa juga dia meninggalkan tanda seperti ini dileherku"gerutunya,sambil terus membetulkan kerah bajunya.

Dari kejauhan dia melihat mobil sedan putih yg dikemudikan aditya,dan berhenti tepat didepannya.

"Masuklah"

Nita lalu masuk ke dalam mobil, dan melihat penampilan berbeda dari orang yg dikenalnya sebagai Wadir ditempatnya bekerja. Jauh terlihat lebih muda dengan pakaiannya yg dia kenakan,lebih santai.

"apa kamu tidak takut ada gosip tentang kita?"

"tidak"jawab nita santai"kenapa bapak berpikir seperti itu? "

Lelaki itu tersenyum sambil mengemudikan mobilnya"karena kamu berani aku jemput di depan area rumah sakit,itukan masih wilayah tempat kerja kita"

"Tidak apa-apa, gosip itu cepat menyebar tapi cepat juga hilang. Toh, aku kan cuma antar bapak ke toko buku. Bukan ada acara lain"

"Begitu yah"lagi-lagi dia tersenyum mendengar jawaban nita.

Nita tidak mengetahui,ketika sedang fokus menunjukan arah jalan. Sekali-kali lelaki itu mencuri pandangan ke arahnya.

Setelah memakan waktu 30 menit, akhirnya mereka sampai di sebuah toko buku.

"Bapak mau cari buku apa?

lelaki bernama aditya itu berpikir"kamu bisakan panggil saya adit, saya malu.melihat kamu memanggil saya bapak didepan banyak orang"

Nita tersenyum"maap,tapi itu tidak boleh. sayakan pegawai bapak, walaupun ini bukan ditempat kerja"

"Baiklah, ternyata kamu ini orang yg berprinsip. kamu suka buku apa? pasti kalau wanita itu suka baca novel"

"Tidak juga"jawab nita pendek

"lalu? "

Nita berpikir sejenak, karena di rumah hanya ada buku-buku kedokteran milik yoga, jadi dia hanya membaca itu-itu saja.

"Saya senang membaca buku william obstetri, biologi, dan anatomi"

"Jadi itu buku kedokteran ya"

Nita hanya mengangguk dan tersenyum,matanya mulai fokus ke buku-buku yg ada didepannya.

"Bukankah wanita itu suka dengan jalan cerita novel yg indah,apa kamu tidak suka dengan cerita yg indah? "

Nita berpikir sejenak dan berkata

"Memang sudah menjadi naluri alam jika wanita menyukai keindahan, tapi saya lebih suka buku lain"

Kali ini ada rasa kekaguman dari aditya,kebanyakan dari wanita yg dikenalnya,selalu bersikap manis. hanya wanita yg ada didepannya itu yg bersikap apa adanya, tanpa harus di tutupi dengan kebohongan.

"Kenapa kamu tidak kuliah kedokteran saja? "

Nita merasa dia sengaja bertanya seperti itu, dia ingin aku bilang orang tuaku tidak mampu menyekolahkanku dan seterusnya pasti ada ujungnya yaitu curhat tentang kehidupan pribadiku.

"Saya lebih suka menjadi bidan,karena keterbatasan kemampuan saya dalam belajar, jadi saya memutuskan masuk ke kebidanan"

Dia menjadi merasa hari ini seperti acara wawancara.

Entah buku apa yg dicarinya, sudah hampir satu jam mereka berkeliling hanya melihat-lihat buku. kaki nita sudah terasa pegal, dia sudah sangat berharap ini segera berakhir dan dia segera menemukan buku yg dicarinya.

Setelah lama mencari-cari akhirnya sudah terkumpul.

"Bapak suka juga buku kesehatan? "Nita keanehan melihat diantara beberapa bukunya ada buku yg berjudul obstetri fisiologi.

"oh, ini. saya hanya penasaran saja, kenapa kamu memilih menjadi bidan jadi saya mau baca ini"

Nita tersenyum aneh"Tapi di dalam buku itu ada yg isinya yg menuliskan bagaimana seorang bayi terlahir, prosesnya normal. Dan juga disitu terlampir gambar-gambar nya, bapak tidak takut?"

"Tidak apa-apa, tenang saja"

Kekaguman lagi-lagi terlihat dari wajahnya mendengar nita yg menjelaskan isi buku itu, padahal dia sudah hampir 7 tahun lulus kuliah. Dalam pikirannya,semua orang yg bekerja jarang membaca buku jika tidak ada hal yg mendesak ingin diketahui, seperti dirinya yg ingin mengerti apa yg dikerjakan nita.

Akhirnya mereka selesai membeli buku dan berjalan ke arah luar toko.

"Apa yg akan kamu lakukan jika saat bekerja kamu tidak mendapatkan keinginan yg kamu harapkan dari pekerjaan itu? "

Ada keanehan dari pertanyaan sang Wadir, lalu nita mencoba memikirkan jawabannya.

" Saya tidak akan lakukan apa-apa, karena semua keinginan saya cuma agar pekerjaan yg lakukan bermanfaat untuk orang banyak"

Lelaki itu mengangguk mengerti, dia menilai mungkin saja nilai ujian psikotesnya sewaktu seleksi penerimaan pegawai di rumah sakit mendapat nilai sempurna,melihat ketenangannya saat menjawab pertanyaanya.

"Kalo begitu, apa kamu sudah punya pacar? "

"Saat ini tidak punya"jawab nita dengan cepat

Sosok bernama aditya itupun sudah menantikan nita menjawab seperti itu.

"Tapi.."nita menambahkan"Saat ini saya punya suami dan seorang anak laki-laki berusia 6 tahun"

Aditya tampaknya memang tidak akan percaya nita seorang ibu, jika hanya menilai dari fisik nita yg masih seperti anak kuliahan, wajahnya yg baby face itu pasti akan membuat orang salah menilai usianya.

Pembicaraan mereka terhenti ketika seseorang datang

"Dokter yoga" ucapan pak aditya itu membuat nita terkaget.

Lebih terkejut lagi ketika nita melihat sosok yoga yg muncul dari arah belakangnya.

"Apa kabar? " yoga menjabat tangan aditya

"Baik"jawabnya"kebetulan sekali kita bertemu, kemarin saya ingin sekali bertemu dengan dokter, tapi dokter sedang ada operasi. "

"Tempat praktek saya lewat arah ini, kebetulan saya melihat bidan nita"

"Apa dia sengaja mengikutiku kesini? "nita bertanya dalam hatinya, walaupun terkejut dia merasa senang akhirnya dia akan menyudahi ini dan semua janjinya lunas sudah.

"Apa kalian sudah selesai mencari bukunya? "tanya yoga

"Ah, iya sudah selesai"

"Kalau begitu saya meminta ijin untuk membawa bidan nita bersama saya, sebenarnya selain bekerja di rumah sakit dia juga asisten di tempat praktek saya.Jadi sebentar lagi dia harus bekerja ditempat saya"

"Ya.. baiklah.. baiklah.. aku ikut saja permainan dari suamiku ini"gerutunya dalam hati

"Sebaiknya saya ikut dokter yoga saja, pak"nita menyela di antara pembicaraan mereka"bapak juga sudah selesai mencari buku, jadi saya akan kembali bekerja"

"Baiklah kalau begitu, kalian pergi saja.Saya takut pasien-pasien dokter sudah menunggu lama"

Setelah mendapat ijin, akhirnya nita dan yoga masuk ke dalam mobil.

"kamu gak bilang,berencana melakukan hal seperti tadi itu"nita memulai pembicaraan di dalam mobil.

Yoga malah tersenyum tidak mengeluarkan kata-kata apapun,membuat nita geram.

"Kamu ada di toko buku sejak kapan? "

"Dari kamu pergi,sampai ke toko buku, dan sampai selesai membeli buku"

Jawaban yoga itu sontak saja membuat nita terdiam, apa yoga begitu mengkhawatirkannya? perasaannya masih bercampur aduk antara senang dan kaget.

"Sepertinya dia tidak akan percaya ketika kamu bilang mempunyai seorang putra berusia 6 tahun! "

"Tidak apa-apa yg terpenting aku sudah mengatakan yg sebenarnya"

Pantas saja dia tidak terlihat marah, rupanya saat nita bilang mengenai statusnya yoga juga pasti sudah mendengarnya. Tapi yg nita anehkan, kenapa tidak menyadari yoga mengikutinya dari awal.

"Tapi, aku sangat terharu suamiku hari ini jadi penolongku"puji nita

Wajah yoga masih serius mengemudikan mobilnya"Semalam itu kamu sudah meracuni aku, bertindak nakal, dan sangat menggodaku..

"Hentikan"nita beranjak dari duduknya dan menutup mulut yoga dengan tangannya, kalau yoga meneruskannya dia bisa sangat malu.

Nita melepaskan tangannya ketika yoga berhenti bicara dan menahan tawanya.

Harapannya yoga berjanji tidak membicarakan kejadian semalam yg nita sendiri baru menyadari, kalau dia berlebihan dan sangat agresif seperti wanita penggoda yg nakal.

"Aku sudah tidak memikirkan hal lain,selain mengikuti kalian"

Nita tersenyum mendengar ucapan yoga yg bisa diartikan nekat,tapi dia begitu senang karena ternyata yoga benar-benar khawatir.

"iya, terima kasih sudah menolongku tadi"kali ini nita mencium pipi yoga secepat kilat.

Dari sudut lain jauh dari nita dan yoga..

Aditya tampak masih di dalam mobilnya, dia mengeluarkan handphone nya dan menelpon seseorang.

"hallo pak dion,saya minta tolong besok kirimkan file CV bidan Kanita dari poliklinik kebidanan"

"Baiklah, pak"

Sepertinya dia tidak akan percaya begitu saja ucapan nita,dalam jangkauan pemikirannya dia tahu itu hanya untuk menghindarinya.

"Bagaimanapun juga aku sudah terlanjur mengaguminya dan menginginkannya, aku akan melakukan apapun untuk wanita itu"