webnovel

Mencari Air Terjun

Waktu terus berjalan tapi aku tetap gak bisa tidur. Karena udara disana sangat dingin, walaupun sudah memakai jaket dan selimut. Dan pikiran jauh menerawang hal-hal yang tidak seharusnya aku fikirkan sampai lelah sendiri dan mulai rasa kantuk saat jam 4 pagi.

Suara adzan mulai terdengar walaupun hanya samar-samar dan suara burung yang berkicau. Aku bangun dan melihat jam didinding menunjukkan pukul 5:30 pagi. Ternyata Pingki sudah bangun duluan dan mulai menyiapkan bahan yang dimasak untuk sarapan. Aku pun bergegas untuk keluar dan membantunya. "Ping, udah sholat?" tanyaku. "belum, sambil nunggu yang lain bangun, jadi aku nyiapin dulu." jawabnya. "ya udah, aku bangunin yang lain dulu ya, trus ntar aku tak sholat dulu dan gantiin kamu." kataku sambil beranak dari situ. "Oke" balasnya. Aku pun berjalan menuju tempat mereka tidur dan ku bangunkan satu persatu. setelah itu aku ambil air wudhu dan sholat duluan, karena harus mengganti Pingki yang sedang memasak.

"udah ping, aku lanjutin aja. kamu sholat bareng temen-temen, mumpung masih pada wudhu." jelasku. Dia pun berajak dari tempat dan menuju ke toilet. Sedangkan aku melanjutkan menumis tempe dengan capar (sejenis kecambah). Setelah selesai semua, kemudian aku membuat kopi untuk menghangatkan tubuh kami. Karen semalem nasinya masih sisa, jadi kami gak perlu menanak nasi lagi. Setelah semuanya siap, kami pun makan bersama-sama. Rencananya setelah makan kita akan mencari Air terjun yang ada ditempat wisata ini. Sebelum mencari air terjun kami foto-foto di situ dulu. Tepat pukul 6 pagi kami sudah selesai membersihkan tempat itu. Jadi saat nanti kami pergi dari situ tempatnya sudah bersih kembali.

"Sudah siap untuk mencari air terjun?" tanya Rijal. "Ayuk, mumpung masih pagi, karena nanti jam 9 ada pengambilan baju toga dan undangan perpisahan" kata Fira. Akhirnya kami pun mulai berjalan naik keatas untuk mencari air terjun. Saat ditengah perjalanan kami pun sedikit bimbang antara mau di lanjutkan atau sampai disini saja. Karena sudah satu jam berjalan tidak ada tanda-tanda yang mengarahkan jalan ke air terjun. "eh..ada bapak-bapak tuh, kita tanya yuk!" ucap Pingki. Kami pun bergegas mendekati bapak-bapak itu yang sedang Menderes pohon, tapi aku gak tau nama pohon yang banyak ditanam disana. Buahnya sih mirip buah yang ada di Marsha and the bear. "Permisi pak mau tanya, jalan menuju ke air terjun masih jauh ya?" tanya Hilmi. "Iya, masih jauh. Kalian ikuti saja jalan ini, nanti ketemu." kata bapak itu. "Baik pak, makasih." jawab Hilmi.

Kami pun mengikuti arahan bapak itu. Jauh kita sudah berjalan tapi belum ada suara air yang mengalir. Dan sekarang kami dibingungkan dengan jalan yang bercabang. "Aku dan Rijal akan melihat dua jalur itu, dan kalian istirahatlah dulu di angkring ini." kata Hilmi. kami menurut saja. Lumayan kan bisa istirahat dan mengumpulkan energi untuk berjalan lagi nanti. "gimana?" tanya Pingki saat Hilmi sampai di tempat kami istirahat. "kayaknya masih harus jalan jauh lagi, tapi gak ada tanda-tanda air mengalir." jelas Hilmi. Rijal pun jg menjawab dg sama apa yang dikatakan Hilmi. Kemudian ada satu jalur yang belum kami lihat. Dan kedengarannya ada suara air yang mengalir, akhirnya kami mengikuti jalur itu. Di situ banyak pohon yang digambar bentuk panah ada juga yang tulis dan masih banyak lagi. Mungkin itu jejak dari orang yang mengadakan acara jelajah disini. "Hati-hati tanahnya lembab dan banyak lubang" kata Hilmi yang ada didepan. kami pun menurut saja yang ada dibelakang. Semakin kami menyusuri jalur itu, semakin vc dekat suara air mengalir. Membuat kita jadi semangat, karena waktu sudah berjalan dengan cepat. "eh...itu ada air mengalir" tunjuk Hilmi. "kita ikuti saja arah air itu" kata Pingki. Akhirnya kami mengikuti arah air itu, tapi didepan ada rumput gajah yang menghalangi jalan kami. Sedikit ada celah di antara tanaman itu, akhirnya kami menerobos saja. Dan saat kami keluar dari tanaman itu terlihatlah sungai yang mengalir. "yah, bukan air terjun" ucapku lirih. "gak pa-pa, daripada tidak menemukannya sama sekali" kata Fira. Akhirnya kami menikmati alam yang indah ini, walupun bukan air terjun yang kami temukan.

"auch..." keluh Pingki. "kenapa ping? tanya Fira. "digigit lintah kayaknya" jelas Pingki. "ada yang bawa minyak kayu putih gak?" tanya Fira, mungkin untuk mengusir lintah itu. Akhirnya lintah itu ditarik hati-hati dari kaki Pingki, agar tidak banyak lagi darah yang keluar. Kami pun jadi hati-hati karena ditempat yang lembab begini pasti banyak lintah yang berkeliaran. "eh... udah jam 8 nih kita turun yuk, entar telat sampai sekolah" ajakku. " yuk" jawab mereka. setelah puas selfi-selfi ria kami pun kembali kebawah. ketempat istirahat kami semalam.

Setelah sampai musholla kami bergegas mengambil barang-barang kami. Aku, Pingki, dan Hilmi mengambil motor dulu, agar lebih gampang saat meletakkan barang-barang itu. Setelah semua siap kami mulai menyalakan motor dan menjalankannya untuk menuju rumahku. Di jl. Suka Ramai, desa kebonagung. untuk meletakkan barang-barang yang kami bawa dan ganti seragam sekolah yang sudah mereka bawa masingmasing.