webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Urbain
Pas assez d’évaluations
404 Chs

302. MUNCUL KE PERMUKAAN

Sejak drama penangkapan Stein beredar di seluruh Jerman bahkan hingga ke luar negeri, perasaan dan hidup Adeline seperti terpenjara dalam ketakutan. Segala kemungkinan seolah datang silih berganti menjadi ketakutan tersendiri.

Suara ponsel berdering membuyarkan lamunan Adeline yang saat itu sedang duduk di taman mansion. Adeline mengangkat ponselnya dan melihat sebuah nomor yang tidak dikenal tertera di sana.

"Halo," tanpa berpikir panjang, Adeline segera menjawab panggilan itu.

"Halo, Nyonya Stein. Aku harap kau sedang tidak berdiri di balkon dan bersiap untuk melompat." Suara seorang wanita terdengar dan seolah meledek kedukaan Adeline.

"Siapa kau? Apa maksudmu?"

"Oh … baiklah, namaku tidak terlalu penting untuk kau ingat. Bahkan bisa kau lupakan. Namun kalau kau ingin tahu siapa aku, maka aku adalah orang yang berbahagia denga keadaanmu sekarang."

Adeline melihat sekali lagi nomor yang tertera di ponselnya. Lalu dia melanjutkan berbicara.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com