Bab 102.
Tika dan aku memanggil anak-anak, untuk sementara biar dia yang jadi instruktur boatnya, sebelum suamiku bangun. Untuk satu boat, kapasitasnya bisa lima orang. Pas banget nih. Urutannya Tika, Rey Mona, dedek Za dan anak Tika yang seusia Za juga.
Lamanya satu jam untuk tiga kali putaran. Sebenarnya sih, wajar di bandrol dengan harga seratus ribu rupiah. Sedangkan naik perahu kecil, satu jam di hargai dua ratus ribu. Nanti di ujung pantai, kita turun sebentar. Ada di sediakan tempat selfi untuk keluarga. Wihh, baru membayangkan aja, udah terasa serunya.
Anak-anak duduk di bagian depan, mereka di pakaikan baju pelampung. Aku berpesan pada Mas yang punya boat.
"Mas ... di usahakan jangan sampai jatuh ya!"
Q"Wihh, gak seru-lah, Bund!" protes Rey.
"Hm ... entar kelelep gimana?" cecarku.
"Enggak lah, Mbak, jatuhnya cantik kok! Gak sampe kelelep seperti ikan mas koki!" celetuk si Mas yang punya boat.
"Aihh, pokoknya jangan sampe bahaya ya, Mas!" aku jadi kepo.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com