webnovel

Chapter 81 - Kebodohan Touya

Ketika Kotori dan Touma akhirnya tiba di klinik kecil tempat Touya dirawat dan mengetahui apa yang menyebabkan Touya menjadi terluka dari Hiko. Mereka berdua cuma bisa menepuk dahi mendengar kebodohan yang dilakukan oleh Touya.

Mereka tahu kalau ayah mereka terkadang melakukan hal yang bodoh karena rasa penasaran yang sangat besar yang dimiliki oleh Touya. Tapi menyusun jimat keberuntungan berdasarkan diagram fengshui tanpa mengetahui efek yang akan muncul adalah sesuatu yang sangat serius. Sebelumnya semua hal bodoh yang dilakukan oleh Touya sama sekali tidak mengancam nyawa, tapi kali ini Touya hampir mati karena kebodohan yang ia lakukan dan hal itu melampaui semua hal bodoh yang pernah dilakukan oleh Touya.

"Ketika ayah terbangun nanti, pasti ibu akan memarahi dirinya habis-habisan," Kata Kotori sambil menghela nafas. "Sebab kali ini kebodohan yang ia lakukan sudah melampaui batas, karena ia hampir mati."

"Yah, aku tidak mau membayangkan seperti apa kemarahan ibu nanti terhadap ayah," Kata Touma sambil menganggukkan kepalanya tanda kalau ia setuju dengan Kotori. "Dan hal apa yang akan terjadi kepada ayah tepat setelahnya."

"Memangnya Shiina-san semenakutkan itu ya kalau dia sedang marah? Sampai-sampai kalian berdua terlihat kuatir dengan keadaannya Touya-san?" Tanya Shizuka yang dibuat bingung dan juga penasaran dengan reaksi dari Touma dan Kotori.

"Sangat amat menakutkan," Jawab Kotori dengan wajah yang memucat karena ia mengingat saat-saat ketika ia dan Touma dimarahi oleh Shiina. "Saking menakutkannya, bahkan kami berdua sampai tidak bisa melakukan apapun."

"Mereka berdua sampai ngompol lho, ketika Shiina memarahi mereka," Kata Chitose yang tertawa geli. "Sungguh suatu yang hal yang menggelikan ketika melihat mereka berdua mengompol begitu, padahal mereka berdua adalah Esper yang kuat. Tapi tetap saja mereka berdua dibuat tidak berdaya dihadapan ibu mereka."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Ketika Touma dan Kotori sedang dipermalukan oleh Chitose, Hiko sudah tidak berada di klinik tempat Touya dirawat dan berada di tempat lain.

"Tcch ternyata benar ada orang yang berani melukai pegawaiku dan mencuri Nalakuvera dari dalam brankas milikku," Kata Hiko yang saat ini sudah berada di dalam brankas miliknya tak lama setelah ia merasakan kalau ada yang mencuri salah satu benda berbahaya yang ada di dalam brankasnya. "Bahkan Tabigake dibuat terluka seperti ini, siapapun pelakunya pasti dia sudah merencanakan hal ini selama berbulan-bulan secara seksama dan detail, karena tidak mungkin ada yang bisa masuk ke dalam brankasku dan mencuri dariku kalau tidak dengan perencanaan yang matang."

Hiko yang masih merasa kesal dengan pencurian yang terjadi di dalam teritorinya, langsung menghentikan kemarahannya ketika ia melihat keadaan dari Misaka Tabigake.

"Sigh, ini bukan saatnya untuk marah-marah," Kata Hiko yang mengeluarkan kacang Senzu dari kantung khusus dan lalu memberikannya kepada Tabigake. "Kalau aku tidak segera menyembuhkan Tabigake menggunakan kacang Senzu bisa-bisa dia akan mati."

Tepat setelah Hiko memberikan kacang Senzu kepada Tabigake, luka yang ada di tubuh Tabigake lenyap dalam sekejap dan kondisi pulih kembali menjadi normal, meskipun kesadarannya belum kembali. Hiko merasa lega, Tabigake adalah tangan kanannya di pulau ini dan kalau terjadi sesuatu terhadap Tabigake maka Hiko tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri.

*Hiko tidak memberikan kacang Senzu kepada Touya, karena Hiko ingin memberikan hukuman kepada Touya yang melakukan hal bodoh.

"Fyuuh syukurlah aku tiba tepat waktu dan bisa memberikan kacang Senzu kepada Tabigake di waktu yang tepat juga, karena kalau tidak Tabigake bisa tewas," Kata Hiko sambil membawa tubuh Tabigake di bahunya. "Sebaiknya sekarang aku keluar dari tempat ini dan membawa Tabigake keluar, baru setelah aku akan menyelidiki bagaimana caranya pencuri itu bisa masuk ke dalam brankasku."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Yukiko dan juga Shiina saat ini sedang duduk saling berhadapan tepat di kafe terbuka yang ada di depan klinik. Yukiko terlihat gugup sedangkan Shiina terlihat marah dan pandangan matanya kepada Yukiko dipenuhi oleh kemarahan dan kebencian yang amat dalam.

Yukiko ingin berbaikan dengan Shiina dan memiliki hubungan yang normal antara ibu dan anak dengan putrinya yang sudah lama ia tidak temui itu.

Shiina masih belum bisa memaafkan Yukiko ibunya yang meninggalkan dirinya ketika ia masih berusia dua tahun. Sewaktu ia masih kecil di saat teman-temannya yang seusia dengannya memiliki ibu dan bisa dimanjakan oleh ibu mereka. Shiina tidak bisa melakukan hal yang sama karena Yukiko tidak berada di sisinya. Memang sewaktu ia kecil sampai ia lulus SMA, Hiko selalu berada di sisinya dan tidak pernah meninggalkan dirinya.

Tapi Shiina merasa kalau keberadaan Hiko saja tidak cukup untuk dirinya dan ia membutuhkan keberadaan seorang ibu agak ia bisa merasakan keluarga yang utuh. Dan sekarang puluhan tahun kemudian di saat ia sudah menikah dan memiliki dua orang anak tiba-tiba saja Yukiko ingin meminta maaf kepada dirinya memulai kembali hubungan yang baik antara ibu dan anak.

Tentu saja Shiina tidak dapat menerima hal tersebut begitu saja. Ia tahu kalau Hiko sudah memaafkan Yukiko, tapi Shiina sebagai orang yang paling menderita akibat keegoisan dari Shiina tidak bisa memaafkan Yukiko. Niat untuk berbaikan yang ditunjukkan oleh Yukiko tidaklah cukup bagi Shiina untuk memaafkan kesalahan dari ibunya itu.

Yukiko, merasakan rasa bersalah yang amat dalam terhadap putrinya. Keegoisannya dalam mengejar karir sebagai perancang busana menyebabkan hubungan antara dirinya dengan putrinya hancur lebur, dan sekarang di saat ia ingin memperbaiki hubungannya dengan putrinya.

Ia sama sekali tidak diberikan kesempatan oleh putrinya untuk menjalin kembali hubungan yang sudah rusak.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Ketika Touma, Kotori, Shizuka, dan Chitose hendak akan pergi ke kediaman pribadinya Hiko tepat setelah mereka berempat pergi meninggalkan klinik. Secara tak sengaja mereka berempat bertemu dengan Ayu, Misaki, Index dan juga Kaori yang akan melakukan check in di hotel yang berada di kaki bukit tempat kediaman Hiko berada.

Ayu dan Misaki langsung melambaikan tangan mereka ke arah mereka berempat. Sedangkan Kaori tidak melakukan hal apapun dan hanya berdiri diam di sebelah Index.

Index merasa senang ketika ia melihat Chitose sebab bagi Index, Chitose adalah seseorang yang sangat ia hormati, karenanya begitu ia melihat Chitose dengan segera Index langsung memeluk Chitose dengan sangat erat.

Kotori dan Touma yang tahu kalau Ayu dan Misaki sengaja datang berlibur ke pulau pribadi milik kakeknya memiliki keinginan yang sangat besar untuk menepuk dahi mereka ketika keduanya melihat Ayu dan Misaki. Tapi Kotori dan Touma menahan diri sebisa mungkin karena mereka berdua merasa kalau momen untuk menepuk dahi mereka sudah dilakukan ketika melihat Touya yang terluka.

Shizuka cuma bisa tersenyum tipis melihat Ayu, Misaki, Kotori dan juga Index yang saat ini ada di pulau. Shizuka bisa menebak tujuan dari Ayu dan juga datang ke pulau, karena mereka berdua jelas datang agar Kotori dan juga dirinya tidak bisa bermesraan dengan Touma. Dan hal itu jelas membuat dirinya sangat kesal. Dan entah mengapa Shizuka juga merasakan perasaan tidak enak lain yang tiba-tiba saja muncul ketika ia melihat Ayu dan Misaki seolah akan ada gangguan lain dalam persaingan cinta memperebutkan Touma yang akan datang ke pulau itu selain Misaki Shokuhou dan Mitsuari Ayu.