webnovel

Change To Other Side

Apa yang akan kau lakukan? Jika suatu malam kau bangun di sebuah ruangan gelap yang tidak kau kenal? Takut? Bimbang? Atau malah suatu perasaan khusus yang belum pernah kau rasakan sebelumnya? Ya, ini adalah ceritaku. Dimana setiap aku tidur, jiwaku akan terpindahkan ke tubuhku yang ada di masa depan. >>Other Side

HigashiSasaki · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
20 Chs

Perkembangan Tak Terduga| RAW

Other Side

Genre: Thriller, Action, Fantasi, Sci-Fi, Romance

Chapter 15: Perkembangan yang tidak terduga.

"Semuanya sembunyi!!" teriakku yang langsung membawa semua orang masuk kedalam barikade.

Saat itu pintu barikade belum tertutup, namun juga tidak terbuka sepenuhnya karena agak terhalang truk yang mengangkut panel suryanya.

"E-eh! Memangnya ada apa sih!" respon Laras yang cukup kebingungan.

"Panjang jika dijelaskan. Sekarang tidak ada waktu."

"Apa dari kalian ada yang mempunyai senjata api? Bahkan jika itu hanya pistol tidak masalah."

Saat itu Rafa maju sambil mengeluarkan sebuah pistol dari saku kirinya.

"Aku mempunyainya. Memangnya akan kau gunakan untuk apa?" tanya Rafa sambil menyerahkan pistol itu.

Sebelum aku menjawab pertanyaan itu. Hujan tembakan mulai terdengar, dan sepertinya semua tembakan itu diarahkan ke dinding barikade.

"A-apa-apaan!" respon Riki yang saat itu cukup kaget.

"Cepat masuk kedalam minimarket! Dan pergi sembunyi!" perintahku dengan tegas sambil lari ke arah tempat pengintai.

Aku yang saat itu sudah memanjat, langsung menyalakan semua senter di bagian atas. Para Dx level satu itu yang tadinya maju sambil menembaki semuanya. Langsung loncat mundur.

"Hey, bisakah kau menjelaskan situasinya padaku?" tanya Anto yang dari tadi dia berada di tempat pengintai. Ia tiba-tiba saja bergerak mendekatiku.

"Sial, kenapa kau belum pergi turun?" tanyaku yang saat itu berlindung di belakang kayu karena para Dx itu mulai menembaki bagian atas barikade.

Walau mereka tidak bisa membidik dengan benar. Tapi jika mereka menembak asal-asalan. Akhirnya akan mengenai lampu-lampu di atas barikade juga.

"Lagi!" respon anto cukup kaget.

"Sudah, tidak ada waktu untuk menjelaskannya. Aku butuh bantuanmu Anto," ucapku dengan menatapnya dengan penuh kepercayaan.

"Eh?"

**

5 menit kemudian.

"Sialan! Kenapa aku harus melakukan ini!" teriak anto yang berlari keluar dari tempat berlindung, ia berlari di atas barikade menuju ujung barikade dimana tempat pengintai yang ketiga berada.

"Bagus," responku sambil merasa sedikit tenang.

Saat itu juga aku langsung ikut keluar dari tempat berlindung, lalu membidik 4 buah Dx yang sedang memegang senjata api.

Aku membidik kepala mereka dengan yakin, dan dorr, dorr, dorr, dorr!

Aku menembak ke empat Dx itu dengan cepat. Tembakan pun berhenti.

Namun saat itu aku hampir melewatkan satu hal, beruntung aku langsung mengingatnya!

"Anto! Lemparkan bom molotov ke tempat dimana senjata api itu tergeletak! Cepat!" perintahku dengan sigap.

Saat itu Anto dengan sedikit takut, namun merasa yakin. Melemparkan bom molotov itu.

Para Dx yang berada dibelakang dan tadinya berniat mengambil senjata api itu. Langsung loncat mundur karena mereka juga membenci api, selain memancarkan cahaya. Api juga menyiksa.

"Bagus! Sisanya kuserahkan padamu!" ucapku sambil melemparkan pistolku ke arah Anto dan dengan sigap langsung loncat dari atas mobil turun kebawah.

"A-apa yang kau lakukan! Kenapa kau loncat turun!" Respon Anto yang langsung menangkap pistol yang ku lemparkan.

"Jika senjata api itu tidak diambil. Maka semuanya hanya akan kembali seperti semula," jawabku sambil mengeluarkan belati dan lari maju.

Para Dx yang terkena cahaya dan pergerakannya melambat. Dengan mudah kutebas, aku lari lurus dengan sangat yakin dan tanpa rasa ragu melemparkan botol air ke arah tumpukan senjata yang terbakar itu.

Dengan cepat aku mengambil ke enam senjata yang tergeletak di tanah, dan langsung berbalik. Namun para Dx itu sudah siap mengepungku.

"Tutup matamu!!" teriak David dari tempat pengintai sambil melemparkan sesuatu.

Saat itu juga aku langsung menutup mata, dan yang dilemparkannya itu adalah, flashbang? Darimana ia mendapatkannya?

Aku pun melupakan hal itu untuk sementara, dan berlari kembali. Aku kemudian melemparkan senjata itu ke atas yang kemudian ditangkap oleh Rafa dan Riki.

Aku yang sudah tidak ingin menunggu lama, langsung memanjat pagar kawat bagian paling luar barikade. Beruntung aku ingat kalau saat membuka pintu barekade aku mematikan aliran listrik yang ada.

"Hahh, haaahh, haahh," rintihku kelelahan sambil berbaring di atas barikade.

"Tunggu, kenapa kalian tidak sembunyi?" tanyaku yang saat itu juga langsung duduk dan menatap semua orang.

"Apakah kau berfikir bahwa kami para laki-laki hanya akan diam dan bersembunyi saja?" balas Riki yang sedang membawa senjata turun dari atas barikade menuju halaman.

"Yah, hanya laki-laki pecundang yang melakukan hal itu, walau aku merasa diriku cukup pecundang saat melihat dirimu yang sangat keren dan percaya diri lari menerobos para Dx itu," tambah Rafa yang mengikuti jejak Riki. Aku menjawab hal itu dengan sedikit tertawa kecil.

"Lalu, apa kau baik-baik saja?" tanya David sambil mengulurkan tangannya.

"Yah, pastinya," balasku sambil menyambut tangannya.

Saat itu aku melihat Anto yang sedang sibuk mengganti lampu yang rusak karena tertebak dengan lampu cadangan.

Dari bawah, Laras dan Ana bergegas naik dan mengecek keadaan.

"Apa kau bodoh! Kau loncat dan berlari menerobos para Dx itu dengan santai!" bentak Laras yang merasa sangat marah.

"Yah, aku tidak tau dia itu berani atau sebenarnya bodoh," tambah Ana sambil menghela nafas.

"Yang lebih penting, apakah kau baik-baik saja?" Laras bergerak mendekatiku.

Saat itu aku merasa sedikit aneh dan mundur.

"Ya-yah, pastinya kok. Yang lebih penting, kita harus cepat menutup pintu barikadenya seperti semula, dan segera menyalakan listrik agar para Dx itu tidak bisa bergerak masuk...

"A-ah, itu benar. Aku akan mengecek status listriknya," balas David yang mencoba memecahkan suasana canggung itu.

Semuanya langsung bergerak kembali bekerja lagi. Setelah semuanya beres. Kami semua pergi beristirahat dan disana aku menjelaskan situasinya.

**

Keesokan harinya~

Tidak ada yang terjadi, semuanya berjalan dengan normal. Dan semua orang fokus berlatih di halaman depan untuk mempekerkuat diri mereka sendiri

Namun, aku masih belum bisa kembali masuk ke dunia kedua. Aku tidak faham apa yang sebenarnya terjadi. Apakah setelah aku pingsan itu terjadi hal yang lebih buruk dan membuat tubuhku terluka parah? Sehingga aku tidak bisa kembali ke dunia itu?

**

7 hari setelah Dx muncul.

Semua orang mulai berlatih di bawah bimbinganku, secara perlahan-lahan mereka tampak menguasai hal hebat di bidang masing-masing. Dan sepertinya itu adalah kartu as setiap orang.

**

8 hari setelah kemunculan Dx.

Akhirnya kami pergi keluar dari barikade lagi, alami pergi ke area sekitar untuk menjarah tempat-tempat disini, namun tujuan utama kita adalah mencari perkakas berkebun dan benih-benih sayuran.

Tapi ternyata kami pulang dengan hasil yang nihil, walau begitu masih ada beberapa hasil lainya, seperti beberapa perabotan tambahan seperti kursi taman, dan hal paling penting itu adalah mesin penyedot air sudah didapatkan. Tinggal mencari selangnya saja maka kita bisa mandi dengan air bersih tanpa takut kehabisan air.

**

10 hari setelah kemunculan Dx

Semua sudah sangat berkembang, bukan hanya orangnya saja, barikade tempat kami tinggal semakin lama semakin lengkap, dan pertahanan yang kami miliki semakin kuat. Belum lagi kami memiliki beberapa senjata api yang di situasi seperti ini sangatlah langka.

**

12 hari setelah kemunculan Dx.

Aku masih belum bisa kembali ke dunia itu. Aku kebingungan apa yang sebenarnya terjadi, kuharap tubuhku di dunia itu tidak mati karena jika hal itu terjadi. Maka aku tidak akan mungkin kembali kesana.

**

14 hari setelah kemunculan Dx

(2 Minggu)

Hari ini kami berencana untuk kembali keluar dan mengumpul suplai makanan, dan terutama untuk kembali mencari benih-benih sayuran agar bisa membuka kebun di halaman belakang.

Namun, saat itu juga aku langsung sangat panik dan tertegun. Di siang hari seperti ini, tepatnya berada di tengah kota. Terdapat kabut yang cukup tebal dan kami tidak bisa melihat kedalam kabut tersebut.

"A-apa-apaan! Bukankah ini terlalu cepat untuk Dx tipe Sprayer muncul!? Apa yang sebenarnya terjadi!"

Saat itu juga aku langsung memimpin team untuk mundur. Dan kemudian menjelaskan semuanya pada mereka. Mereka terlihat sangat kaget dan panik. Mereka tidak tau bahwa akan ada Dx bertipe seperti itu.

Akupun saat itu meminta izin untuk undur diri, dengan alasan akan memikirkan sebuah rencana.

Aku pergi ke tenda milikku, dan berbaring disana. Perlahan-lahan aku terlelap karena terlalu banyak berfikir.

>>OTHER SIDE<<

Saat itu, aku membuka mataku secara pelan. Aku melihat diriku sedang mengambang di dalam sebuah kapsul dan aku menggunakan sebuah alat bantu nafas karena didalam kapsul itu penuh dengan air.

>>Bersambung<<

~Higashi