“Kalau Nyonya masih ragu dengan perasaan Tuan, cobalah perhatikan sorot matanya kepada Anda. Tuan Max tidak pernah memandang siapa pun dengan tatapan sehangat itu sebelumnya.”
Gabriella tertunduk dan memejamkan mata mengingat perkataan si kepala pelayan. Sudah lebih dari setengah hari kata-kata itu berputar dalam benaknya. Akan tetapi, logika masih menolak percaya.
“Mustahil laki-laki itu mencintaiku. Dia selalu saja marah dan menyebutku merepotkan. Sifatku juga tidak satu pun sesuai dengan kriterianya,” gumam wanita itu seraya menopang dagu di tepi jendela.
Pemandangan di luar masih sama dengan sepuluh menit yang lalu. Pagar yang tertutup rapat tanpa ada satu pun mobil yang lewat.
“Dan kenapa Max belum pulang juga? Apakah dia benar-benar menghindariku?” gerutu Gabriella sebelum menghela napas pasrah.
“Hari ini benar-benar membosankan,” gumamnya dengan bibir mengerucut.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com