webnovel

Ujian Tambahan dari Mizuki

Dalam perjalanan pulang bersama Naruto, Elena dapat menyadari bila ada orang yang mengawasinya. Menggunakan Telepati, Elena mencoba membaca dan mencari tahu maksud orang yang mengawasinya itu.

"Naruto, aku permisi dulu. Ada seseorang yang menunggu Nee-san." Elena langsung melesat menghilang, lompat ke atas atap.

"E-Eh, ah, ya!" Karena Elena yang tiba-tiba pergi, Naruto baru memberikan jawaban setelah menjauh.

Di salah satu atap bangunan, Elena menemui Mizuki. Sejak awal dia sudah mengetahui keberadaannya, namun Elena batu datang setelah jarak Mizuki cukup dekat karena akan aneh bila Elena mengetahui keberadaan Mizuki.

'Untung saja Anbu yang mengikutiku sudah meninggalkan kami saat kami berdua masuk ke akademi ninja. Dengan ini, pergerakan yang bisa aku lakukan menjadi lebih luas dan tidak perlu khawatir diawasi. Yah, sebenarnya yang tanpa emosi masih mengawasiku, sih. Tapi abaikan saja karena menurutku dia tidak terlalu penting.'

"Ada apa kamu ingin menemuiku, Mizuki-Sensei?" tanya Elena ramah, walau hanya pura-pura.

Sebagai seorang murid yang baik dan teladan, alangkah baiknya jika kita terlihat baik di hadapan guru. Walau beda ceritanya saat sedang tidak berada di hadapan guru, sih.

"Kamu menemukanku, ya, Elena. Sepertinya kamu memiliki kemampuan baik sebagai seorang ninja tipe sensor." Mizuki menunjukkan senyuman lembut pada Elena.

'Seperti yang diharapakan dari guru bermuka dua. Harus aku akui, kemampuan beraktingnya tidak buruk. Jika aku tidak menggunakan Telepati, aku mungkin tidak akan memahami hal ini.'

'Benarkah, kalau begitu kamu sebenarnya cukup bodoh saat tidak memiliki kekuatan cenayang.'

'...,' Elena tidak memberikan jawaban atas tanggapan Kurama.

'Apa?'

'Tidak, bukan apa-apa. Aku hanya kepikiran akan mendengar hal itu darimu.'

"Haha, tidak perlu mengatakannya seperti itu, Sensei. Walau kamu mengatakannya seperti itu, aku tetap saja gagal dalam ujian kelulusan. Mungkin aku akan berhasil lulus tahun depan." Elena tertawa kering, berusaha mengelabuhi Mizuki dan menyembunyikan pikiran aslinya.

"Tidak, tidak, kemampuanmu ini sangat hebat sebagai seorang ninja, lho. Jika kamu mau, aku akan memberikan tes yang cocok untukmu yang merupakan tipe sensor."

"Apa itu, Sensei?" Elena pura-pura tertarik pada tawaran yang diberikan Mizuki. Pada kenyataannya, dia sama sekali tidak tertarik.

Bahkan jika Elena tidak menjadi Ninja, Elena masih bisa pergi ke dunia lain atau melanjutkan karirnya sebagai penulis. Dengan menulis ulang novel dari dunia asalnya dan mempublikasikannya di dunia ini, dia akan mendapatkan banyak uang dengan cheat. Belum lagi kalau Elena memakai mesin fotocopy. Bisa-bisa penghasilannya tidak terkendali.

'Bagus, dia memakan umpannya,' dalam benak Mizuki menjadi kegirangan.

"Sebenarnya ada salah satu gulungan Jutsu rahasia yang disembunyikan oleh para petinggi desa. Jika kamu bisa mengambilnya dan mempelajari salah satu Jutsu di gulungan itu, aku akan langsung meluluskanmu."

"Hmm?" Elena tidak langsung menjawab, dia mengelus dagunya dan memikirkan tawaran dari Mizuki. Dalam benaknya, 'Wah, aku mau dibodohi, nih.'

"Apa kamu merasa ragu? Tenang saja, aku yakin kamu bisa melakukannya. Dengan menggunakan kemampuan sensormu, kamu akan bisa menghindari semua penjaga dan mengambil gulungan secara aman." Mizuki menunjukkan senyumannya untuk menyakinkan Elena.

"Baiklah. Aku akan menerima tugas ini. Jadi kapan dan di mana kita akan bertemu?" Elena selesai dari berpikirnya, dan menunggu jawaban lanjut dari Mizuki.

"Tentu, aku akan memilih tempat yang sepi. Selain itu, tempat gulungan tersimpan di …." Mizuki mendekat ke Elena dan membisikkan semuanya.

*Tap...

"Oke, Sensei." Elena langsung melompat pergi dari tempatnya.

'Hmm, matahari sore ini tampak seperti biasanya. Sebaiknya aku segera pulang, kalau bisa sebelum makan malam. Yah, aku cukup yakin kalau pekerjaan mereposisi ini bisa sampai tengah malam atau yang terburuk adalah esok hari.'

.

.

.

Sesuai dengan yang diprediksikan Elena, bahkan saat malam hari dia masih belum pulang ke kontrakannya. Elena masih tenang-tenang saja menanggapi hal ini, namun beda lagi ceritanya untuk Naruto.

*Growl…

"Ugh, sebenarnya ke mana Nee-san pergi? Hari ini sudah larut malam, apa ada seseorang yang menculik Nee-san?" Naruto memegangi perutnya yang merasa lapar.

Elena merupakan orang yang memasak makan malam untuk mereka. Karena dia tidak ada, maka Naruto otomatis tidak memakan makan malam. Dia bisa saja memasak, tetapi tidak akan sebaik Elena.

Tidak seperti saat siang tadi, sekarang Naruto hanya memakai kaos putih dengan pola pusaran merah di bagian depan. Ini merupakan pakian santainya dibanding siang hari.

"Rasa masakanku tidak terlalu bagus kecuali ramen instan. Tapi, Nee-san melarangku makan terlalu banyak ramen karena menurutnya itu buruk untukku."

Naruto berjalan menuju ke rak makanan dan mengambil satu cup ramen. Air liurnya sudah menetes karena lapar dan membayangkan rasa ramen yang akan dimakannya.

"Tapi karena Nee-san tidak ada, tidak masalah jika aku memakannya, 'kan?"

*Sret…

Tiba-tiba jendela rumah Naruto terbuka.

"Nee-san, aku tidak makan ramen!" Dengan gerakan tangan yang sangat cepat, Naruto langsung kembali menyimpan cup ramen yang sebelumnya diambilnya.

"Apa Elena ada di sini?" Iruka menerobos masuk tanpa salam dan permisi.

"Tidak, Nee-san masih belum pulang sejak tadi sore. Dia tidak mengatakan apa yang sedang dia lakukan, tapi aku yakin dia baik-baik saja." Naruto berjalan menghampiri Iruka.

"Gawat. Dia sedang dalam masalah," ekspresi Iruka terlihat sangat khawatir dan gelisah. Keringat dingin keluar dari seluruh tubuhnya, dan dia juga berkeringat karena telah berkeliling desa.

"Memangnya, apa yang terjadi pada Nee-san, Iruka-sensei?" tanya Naruto.

Dia masih belum mengetahui apa-apa. Sejak awal Elena memang tidak mengatakan apapun, dan tidak punya niatan memberitahu Naruto. Hal ini dilakukan Elena karena dia menganggap urusan ini tidak terlalu penting bagi Naruto untuk terlibat.

"Elena telah mencuri salah satu gulungan Jutsu rahasia desa. Sekarang dia sedang dikejar oleh banyak ninja dan dianggap telah melakukan tindak kejahatan."

"Apa!" Naruto berteriak kaget mendengarkan penjelasan Iruka.

"Kemungkinan dia merasa frustasi karena gagal dalam ujian, sehingga dia ingin mengusai jutsu tingkat tinggi dan menjadi lebih kuat."

"Tidak, tidak mungkin Nee-san akan melakukannya," Naruto masih tidak dapat mempercayai kata-kata Iruka.

"Namun sayangnya dia melakukannya! Kita harus menemukannya sebelum Ninja lain menemukannya!" Iruka berteriak untuk menegaskan kenyataan pada Naruto.

"...," Naruto terdiam setelah mendengar bentakan Iruka.

Selama di akademi, Iruka merupakan salah satu instruktur yang paling baik dalam mengrus Naruto dan Elena. Bentakan ini membuat Naruto sedikit terkejut.

"Iruka-sensei, ikuti aku." Tanpa menjelaskan alasan, Naruto pergi ke kamar Elena.

"?" Iruka tidak tahu apa yang akan ditunjukkan Naruto, tetapi dia mengikutinya.

Di dalam kamar Elena, Naruto menekan saklar lampu untuk menghidupkan lampu dan mematikannya kembali. Namun ketika dia mematikan lampu, Naruto sedikit menyalurkan chakraku pada saklar.

*Zrrrttt…

Sebuah bayangan muncul membentuk pintu lain di samping pintu masuk.

"I-Ini!" Iruka terkejut melihat pintu lain yang muncul di ruangan itu.

"...." Naruto tanpa menjelaskan langsung masuk ke dalam bayangan.

"!" Iruka hanya bisa terkejut melihat Naruto yang menghilang. Dia belum pernah melihat Jutsu seperti ini sebelumnya.

"Tunggu apa lagi, Iruka-sensei. Cepatlah kemari!" ucap Naruto dari dalam bayangan.

Iruka masih ragu-ragu dan khawatir pada awalnya. Namun setelah berpikir beberapa saat, dia masuk ke dalam bayangan mengikuti Naruto.

"!" Mata Iruka membelalak melihat ruangan di balik pintu bayangan.

Lampu gantung dengan desain yang mewah menghiasi ruangannya. Rak-rak berbaris lurus dan buku-buku tertata rapi di sana. Ruangan itu merupakan perpustakaan pribadi yang telah dibuat Elena menggunakan kemampuan dimensi miliknya.

"Karena kamu merupakan guru yang bersikap baik pada kami, maka aku menunjukkan salah satu rahasia yang kami miliki. Seper yang bisa kamu lihat, ini merupakan perpustakaan yang telah Nee-san ciptakan. Di sini bukan hanya ada Jutsu peringkat tinggi, tapi beberapa hal lain juga disimpan di sini."

"Kalau begitu, kenapa dia mencuri Jutsu rahasia desa? Bahkan jumlah gulungan Jut— tidak, tapi buku tentang Jutsu kelas tinggi sudah tersimpan rapi di sini."

"Entahlah." Elena mengangkat bahunya, dan melanjutkan, "Mungkin ada orang yang mempengaruhinya. Aku kurang tahu detailnya, tapi tidak mungkin Nee-san akan mencuri Jutsu karena sudah ada banyak jutsu di perpustakaan ini."

"Dimanipulasi seseorang?" Iruka diam dan memikirkan kemungkinan orang yang ada bisa mempengaruhi Elena. Dalam benaknya, dia menemukan saru orang.

"Mizuki!" teriak Iruka.