webnovel

Membagikan Metode Latihan

Setelah dalam waktu yang cukup lama dihabiskan oleh Sasuke untuk bercerita, akhirnya flashback itu akhirnya selesai dan kita kembali ke masa ini.

"Jadi itu adalah alasan mengapa Nee-san tidak pulang dan makan malam. Nee-san lebih suka menghabiskan malam bersama lelaki lain, ya." Naruto mengangguk dengan datar sambil melirik pada Elene.

"Anu, Naruto, aku tidak masalah dengan kalimat pertamamu, tapi bisakah kamu menjaga kalimat kedua agar tetap masih di dalam taraf sopan?" minta Elena.

"Sudah cukup bercandanya. Sekarang bisakah kamu memberikan metode latihanmu? Aku yakin kamu sudah tahu bagaimana rasanya membaca sebuah novel yang endingnya nanggung," kata Sasuke ketus.

"Tunggu, bagaimana kamu tahu kalau aku punya hobi baca novel. Jangan-jangan …." Elena memberikan tatapan mata curiga pada Sasuke. Dia tidak memperhatikan sekelilingnya atau mengaktifkan kemampuannya sepanjang waktu, jadi tidak aneh bila ada seseorang yang membuntutinya.

"Sudah cepat katakan!" teriak Sasuke dengan wajah yang memerah.

Mereka berempat hanya memandang Sasuke dengan datar, merasa bila tebakan mereka benar. Keempatnya dapat mengetahui jika Sasuke telah menjadi stalker dan membuntuti Elena selama beberapa tahun terakhir ini. Elena yang tidak selalu waspada dan termasuk dalam golongan orang santuy, sangat lemah ketika berada di situasi damai, sebab dia tidak ingin ambil pusing ketika itu.

"Sasuke-kun." Naruto melingkarkan lengannya pada Sasuke dan mengatakan, "Memata-matai seorang wanita itu tidak baik, lho. Apa kakak perempuanku benar-benar semenarik itu?" Naruto mengeluarkan beberapa hawa intimidasi yang menakutkan dan menekan pada Sasuke.

"Be-Berisik! Aku tidak melakukannya sepanjang waktu!" Sasuke melepaskan lengan Naruto dan mundur beberapa langkah sebelum melanjutkan, "Se-Setidaknya tidak untuk semua waktu." Dia mengalihkan wajahnya yang memerah dan berkata dengan sangat pelan.

Ini membuat mereka berempat semakin yakin bila Sasuke memang mengikuti Elena dan mereka malah berpikir jika Sasuke mengikuti Elena dalam waktu yang sangat lama.

"Yah, aku tahu apa yang dirasakan anak laki-laki saat sedang masa pubernya, tapi jangan terlalu berlebihan, ya, Sasuke?" Elena mengedipkan mata kanannya pada Sasuke.

Sasuke mengangguk dengan kecil dan pelan, merasa malu saat salah satu rahasianya diketahui oleh rekan-rekannya. Mulai sekarang, citra Uchiha Sasuke yang biasanya merupakan orang serius dan tertutup menjadi berubah sebagai stalker yang sedang naksir seseorang.

"Oke, aku akan memberikan metode latihan rahasia yang aku miliki. Kalian jangan memberitakan ini pada siapa-siapa, ya? Cukup kita saja yang tahu." Elena memiliki wajah yang misterius sebelum kembali cerah dan mengatakan, "Oh iya, tentang Sasuke tadi tolong rahasiakan, aku kasihan kalau ini sampai tersebar ke mana-mana."

"Um!" Mereka bertiga mengangguk secara bersamaan kecuali Kakashi.

Kakashi masih terlihat tenang walau sebenarnya dia cukup penasaran dengan metode pelatihan yang dapat membuat Elena dan Naruto menjadi sangat kuat, yang bahkan bisa menyaingi Jōnin elite seperti dirinya. Kalau ini diterapkan dalam akademi ninja, maka desa Konoha akan menjadi desa terkuat di antara desa-desa tersembunyi lainnya. Tapi sebagai guru yang baik dia tentunya tidak akan melakukan itu. Dia hanya akan memperhatikan dan diam-diam digunakan untuk dirinya sendiri.

'Merahasiakan tentang Sasuke? Khukhukhu, kamu memberikan informasi itu pada orang yang salah, Nee-san. Aku tidak hanya akan menyebarkannya dari mulut ke mulut, aku juga akan menulis informasi ini di monumen patung hokage!' Terlihat jelas jika Naruto membuat senyuman kecil.

Mereka yang memperhatikan Naruto akan mengetahui senyuman itu, namun sayangnya perhatian mereka semua tertuju pada Elena, sehingga mereka sama sekali tidak memperhatikan Naruto, kecuali Elena itu sendiri.

'Goog job, Naruto! Biarkan mereka semua tahu apa yang dilakukan Klan Uchiha dalam diamnya!' batin Elena tanpa mengubah ekspresinya.

'Dasar, Gadis ini! Kenapa dia bisa mengambil perasaan Sasuke!' Sakura menggertakan giginya mengetahui jika Sasuke telah menjadi stalker Elena dalam waktu yang lama.

Elena memasukkan tangannya ke dalam saku, kemudian mengeluarkan sebuah gulungan berwarna putih. Gulungan tersebut adalah gulungan yang biasa digunakan Elena sebagai tempat penyimpanan barang. Dia bisa saja menyimpan sebuah barang di dalam dimensi bayangannya, tapi itu akan memakan lebih banyak Chakra dan menggunakan gulungan penyimpanan seperti itu sudah menjadi hal lumrah untuk ninja, sehingga Elena ikut-ikutan walau menggunakan gulungan seperti itu memiliki potensi dicuri.

Kalau Elena memasukkan sebuah benda ke dalam dimensi bayangan, benda itu tidak akan dicuri kecuali orang yang mengambilnya memiliki kemampuan dimensi sama seperti miliknya. Namun sayangnya, kemampuan ruang-waktu sangat jarang ada di dunia tersebut.

*Poof!*

Elena membuka gulungan, dan memunculkan sebuah gulungan lain berwarna hitam diri gulungan itu, kemudian kembali memasukkan gulungan penyimpanan ke dalam sakunya.

"Ini! Semua yang kamu butuhkan ada di dalam sana. Selama kamu mempelajarinya dengan giat, aku yakin kamu akan dapat mengontrol chakra dengan lebih baik, Sasuke." Elena melemparkan gulungan itu pada Sasuke disertai wajah tersenyum yang cerah.

Masih belum jelas mengapa dia membuat gerakan ekspresi seperti itu, namun yang pasti, sepertinya ada yang tidak beres. Akan tetapi karena perhatian mereka semua tertuju pada gulungan yang diberikan Elena, mereka sama sekali tidak memperdulikan ekspresi wajah yang telah dibuat Elena. Mereka hanya menganggap itu sebagai normal, tanpa memikirkannya lebih lama lagi.

"Baiklah, Naruto, ayo kita pulang! Aku masih harus membuat makan malam untuk kita berdua!" Elena langsung mengait tangan Naruto.

"Eh? Ap—!" Naruto terkejut dengan gerakan kakaknya yang tiba-tiba.

Perlu diingat, sekarang masih siang hari dan malam masih sangat lama. Kenapa Elena mengajak Naruto pulang dengan alasan menyiapkan makan malam? Ini jelas-jelas menunjukkan ada sesuatu yang tidak beres dan perlu diamati lebih jauh.

*Cring!*

Naruto dan Elena langsung menghilang dalam pancaran cahaya putih. Di tempat mereka berdua sebelumnya, hanya ada sebuah pelindung kepala milik Naruto yang telah gagal sebelumnya, sehingga dia perlu mengembalikan benda ini.

Mereka bertiga saling menatap dalam heran. Tingkah Elena cukup aneh di akhir ini, membuat mereka saling bertanya-tanya. Tapi setelah rasa heran yang singkat, mereka kembali menaruh perhatian pada gulungan gulungan yang baru saja diberikan Elena.

"Baiklah, aku akan mulai membukanya." Sasuke perlahan membuka gulungan itu dengan mereka berdua yang memperhatikan dengan fokus sebab rasa penasaran mereka. Namun tiba-tiba, ….

*Poof!*

Kabut putih yang terbuat dari tepung menyembur dari dalam gulungan dan menutupi mereka bertiga, sampai-sampai ketiganya tertutup oleh warna putih tepung.

---

*Cring!*

Elena dan Naruto berteleportasi kembali pulang ke kos-kosan mereka. Di sana masih sepi seperti biasa, hanya ada mereka berdua yang tinggal di sana. Apa yang kalian harapkan terhadap kakak-beradik yang tinggal serumah tanpa orang tua?

(Btw, author jadi ingat anime yang berjudul "Yosuga no Sora". Apa perlu aku kembangkan fan-fic ini menjadi seperti anime itu?)

"Akh!" Naruto terjatuh di lantai karena dia tidak terbiasa berteleportasi, kemudian bertanya, "Kenapa tiba-tiba kamu mengajakku pulang Nee-san?"

Elena terdiam tidak menjawab, lalu mengatakan, "Naruto, sepertinya aku memberikan gulungan yang salah. Bisakah kamu memberikan gulungan ini pada Sasuke besok?" Dia melemparkan sebuah gulungan pada Naruto.

Bahkan jika Elena mengatakan, "Salah memberikan gulungan." Tidak ada ekspresi bersalah yang terlukis di wajahnya.

"Y-Ya?" Naruto tidak yakin mengapa, tapi dia menebak jika ini ada hubungannya dengan mereka yang mendadak pulang.