webnovel

Diserang Karena Salah Paham (Ini akibat makan tanpa bayar!)

Ketika Naruto dan Eriza menengok ke belakang secara bersamaan, mereka melihat dua buah pedang masing-masing ditempelkan pada bagian belakang leher keduanya. Tampaknya orang yang memegang pedang tersebut sangat serius dan ingin menghabisi keduanya jika sampai mereka membuat gerakan yang mencurigakan.

Orang yang memegang pedang itu adalah seorang wanita yang terlihat berusia awal dua puluhan yang memiliki rambut merah dan diikat menjadi kuncir kuda, dan mata coklat muda. Dia memiliki tubuh yang kokoh dan ramping, serta pandangan mata yang tertuju secara serius pada mereka berdua.

"Kak Christina, i-ini tidak seperti yang kamu bayangkan!" teriak May pada sosok wanita yang baru saja datang itu.

"Kalian berdua, kalian menatap sang Putri dengan tatapan yang sangat waspada dan curiga. Sepertinya kalian memiliki niat buruk padanya." Christina menatap tajam dan menunggu jawaban dari Naruto dan Eriza.

Christina sama sekali tidak mendengar apa yang dikatakan May. Saat ini, perhatiannya telah sepenuhnya tertuju pada Naruto dan Eriza yang telah dicurigai olehnya.

'Putri! Jadi selama ini dia adalah seorang Putri! Ini sangat mengejutkan! Apa dia menyelinap keluar? Jika begitu, ini menjelaskan semua gelagat anehnya,' batin Naruto dan Eriza secara bersamaan.

"Maaf, maaf, tapi mungkin ini ada salah paham di antara kita. Jadi, jika kamu berkenan, bisakah kamu menjauhkan pedang ini dari kami? Yah, kamu tahu, 'kan, kalau pedang itu merupakan sebuah benda yang berbahaya, tajam, dan bisa melukai seseorang dengan serius?" kata Naruto sambil tersenyum santai, berusaha untuk menenangkan Christina yang terlanjur curiga pada mereka berdua.

"Hmm, aku rasa yang kamu katakan ada benarnya," kata Christina yang tampaknya memahami tentang Naruto.

"Ya, ya, kamu berdua sama sekali tidak memiliki niat buruk pada Putri, kami hanya bertemu dengannya di jalan, lalu dia mengajak kami bertiga makan siang di sini." Eriza menganggukkan kepalanya, mendukung argumen Naruto.

Dia juga termasuk sebagai korban salah paham seperti Naruto di sini. Tentu saja dia akan berusaha menyelamatkan dirinya dari situasi berbahaya dan tidak menguntungkan ini. Jika plot ini terus berlanjut, maka kemungkinan terburuk adalah mereka harus bertarung.

Bahkan jika mereka berdua bisa mengalahkan wanita di depannya, tidak ada jaminan jika orang di sekitar mereka tidak akan terlibat. Naruto dan Eriza tidak ingin mereka terlibat, dan jika memungkinkan mereka tidak ingin ada infrastruktur atau properti yang ikut rusak.

"Sangat meyakinkan. Tapi, kalian berdua bisa menjelaskan semuanya di kantor nanti, ya?" kata Christina sambil membuat senyuman yang tampak manis.

Walaupun itu terlihat manis, namun tidak untuk mereka berdua. Senyuman itu lebih terasa seperti seringai menyeramkan dan disertai rasa haus darah dan ingin bertarung. Ini tidak membuat mereka bergidik ketakutan, namun keduanya merasa bahwa masalah yang merepotkan akan segera menghampiri mereka.

"Maaf, tapi aku menolak. Aku masih belum makan siang dan merasa lapar saat ini. Aku rasa, aku akan pergi ke ruanganmu lain waktu saja," kata Naruto sambil tersenyum riang, meniru yang senyum Christina.

"Maaf, tapi aku memaksa, Bocah!" Suara dan wajah Christina seketika itu juga berubah menjadi serius.

*Slash!*

Christina menarik pedangnya yang ada di belakang Naruto, kemudian mengayunkan secara vertikal ke bawah menggunakan sisi datar pedangnya.

Dia berniat untuk menukul Naruto menggunakan pedang itu dan membuatnya pingsan, baru kemudian membawa Naruto ke tempatnya. Christina tidak memiliki niatan untuk menyakiti Naruto, lagi pula dia hanya ingin mengamankan keduanya dan melontarkan beberapa pertanyaan pada mereka.

*Grab!*

Naruto mengangkat telapak tangannya ke atas dan menangkap bilah pedang yang sedang turun padanya.

"Ini benar-benar bukan sesuatu yang lucu, lho. Kepalaku akan benjol walau tidak akan terbelah." Naruto mulai menjadi serius saat merasa wanita ini tidak bisa diajak kompromi.

'Sial! Apa ekspresi waspada kami sangat mencurigakan sampai-sampai orang ini mencurigai kami sebagai orang yang ingin menculik May? Setidaknya tolong bisakah kamu dianggap berbicara dengan baik-baik?' batin Naruto.

"A-A …." Eriza kehabisan kata-kata dengan kejadian ini.

Di satu sisi dia merasa takut dan ingin membela diri, namun di sisi lain ia takut sihirnya akan mengenai orang lain karena ini merupakan tempat umum dan kebetulan ramai.

Pelatihannya bersama Elena dan Naruto memang memberikan perkembangan yang pesat dalam mengintrol sihir dan kekutan serangannya, namun karena ini adalah pertama kalinya dia bertarung di tengah keramaian, dia merasa ragu perihal apa yang harus dilakukan.

"Ah! I-Ini adalah sesuatu yang buruk!" teriak May melihat itu.

'Woy, Putri, dari pada mengatakan itu, lebih baik kamu mengatakan jika kami berdua tidak bersalah! Bukankah sudah seharusnya keluarga kerajaan sepertimu menjaga kedamaian di tempat ini? Apa saja yang biasanya kamu lakukan setiap harinya?' batin Naruto sambil melirik pada May.

Ini adalah salah satu waktu yang membuat Naruto merasa kesal dalam hidupnya. Dia merasa telah dimasukkan ke dalam masalah dan tidak dibantu untuk menyelesaikan masalah itu walau bisa. Elena yang merupakan kakaknya mungkin sering memasukkannya ke dalam situasi terpuruk, namun ini baru pertama kali dia merasa kesal.

"Hou, kamu sesuatu yang cukuo hebat, Bocah. Kebanyakan orang tidak akan bisa bereaksi dengan kecepatan ayunan pedangku, namun kamu kelihatannya sedikit berbeda. Apa kamu merupakan murid terbaik di akademi ksatria?" tanya Christina dengan senyuman riang.

Dia akan sangat merasa senang jika Naruto merupakan bagian dari negara ini. Bagaimanapun, memiliki individu yang kuat masuk ke dalam kerajaannya merupakan sesuatu yang baik. Namun bahkan jika tidak, setidaknya Christina akan sedikit senang melakukan duel melawan Naruto.

"Sayangnya tidak! Aku hanya seorang pengembara yang kebetulan singgah sementara waktu ke kota ini karena ada beberapa hal yang harus dilakukan. Maaf karena mengecewakanmu." Naruto masih berusaha berkata dengan sopan, berharap bila Christina menjadi lebih jinak dan berhenti menyerang mereka. After all, dia tidak ingin bertarung.

"Pengembara, ya? Apa kamu ke sini untuk menemukan sang Pahlawan —Shin Wolford—?"

'Benar juga, Tom sudah bilang jika Shin Wolford yang merupakan Pahlawan sedang bersekolah di akademi sihir di kota ini. Sebenarnya aku tidak tertarik padanya, tapi setelah dia mengatakannya, sekarang aku mulai penasaran tentang dirinya.'

'Katanya, Shin Wolford pernah mengalahkan sebuah iblis manusia yang digadang-gadang bisa menghancurkan sebuah kerajaan dengan mudah. Yah, kurang percaya dengan itu. Lagi pula jika ada sosok sekuat itu, maka dunia ini bisa hancur hanya karena eksistensi iblis.'

"Maaf saja, tapi kami ke sini untuk mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan sihir enchantment, kami kurang tertarik kepadanya. Tapi, jika kami diberikan kesempatan, aku rasa aku lebih suka bertemu dengannya," jawab Naruto.

"Hmm, jadi itu adalah jawabanmu. Baiklah, sekarang kamu bisa tertidur sebentar!"

Cristina menarik pedang satunya yang ada di belakang leher Eriza dan mulai menebaskannya secara horizontal mengincar pada leher Naruto.

'Dasar wanita yang merepotkan!' teriak Naruto dalam batinnya.