"Cara, semua ini tidak seperti yang kau pikirkan," ucap ayahku dengan suara parau penuh kesedihan. "Saat ini hanya Alpha Adler yang dapat membantumu dan Alex."
"Tidak apa-apa, Dad," balasku, mengulangi ucapanku yang sebelumnya. "Aku mengerti. Jangan khawatir." Senyuman kecilku terasa kaku di wajahku, kuusap setetes air mata dari ujung mataku sementara Dad masih memandangku dengan tatapan yang sama.
Aku berbalik lagi menghadap Gabriel Adler yang kini berdiri di dekat tempat tidur sambil mengamati kami. "Kau ingin bicara padaku, bukan?" tanyaku sambil melepaskan jaketku yang agak lembab.
Ujung-ujung jari tanganku sudah mulai merasa kesemutan, jika aku tidak berhati-hati mengontrol perasaanku dan emosiku saat ini, kekuatan Leykanku akan muncul tanpa bisa kukendalikan. Mungkin Gabriel Adler memang sudah mengetahui tentang identitasku dari ayahnya, tapi saat ini bau yang tercium dariku masih berupa aroma manusia biasa.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com