Menyakiti diri sendiri. Mungkin itu adalah kalimat yang pas untuk Tristant malam ini. Bagaimana tidak? Hadir pada acara pertunangan, menyaksikan orang yang paling disayangi akan menjadi milik orang lain, rasanya itu seperti berjalan di atas bari api. Sakit dan membakar. Siapapun pasti tidak akan kuat.
Tentu saja Tristant tahu resiko yang harus ia terima dengan memaksakan diri jika memaksakan tetap berdiri di atas bara itu. Tristant hanya ingin terlihat kuat. Ia ingin memberikan dukungan pada orang yang sangat ia sayangi dan ia cintai.
Menggunakan telapak tangannya, Tristant menyeka air mata di kelopak matanya. Tristant menyandarkan punggungnya pada jok mobil, kemudian ia menatap gedung- gedung menjulang tinggi, dari kaca jendela mobil.
"Aduh..." Tristant meringis, sambil memegangi perut. Rasa melilit bercampur mual, kembali datang menyarangnya. Ia menggigit bibir bawah, sambil mengerutkan wajahnya, menikmati rasa sakit yang semakin menyiksa.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com