webnovel

CARAKU

Perjalanan Hidup dan Permainan Hati

Yanti_Wina · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
20 Chs

Terungakap, Dony menyesal

Setiap pagi Vio menemani Aldi duduk di taman belakang Villa, Vio selalu membuat Aldi tersenyum, cintanya tanpa syarat dalam keadaan seperti ini, cinta Vio tak berkurang sedikitpun.

"Kamu tidak bosan bersamaku? sudah dua bulan aku seperti ini, tapi kamu selalu baik," Vio mengelus tangan Aldi,

"Mana mungkin Vio bosan, Vio malah semakin mencintaimu." Vio menempatkan tubuhnya di pelukan Aldi.

"Tapi aku bukan yang terbaik untukmu,"

"Cinta ku tanpa syarat, kita saling melengkapi, tidak masalah kamu bisa melihat atau tidak bisa melihat, karena Vio adalah matamu, sedang kamu bagi Vio adalah hidup Vio jadi, jangan mengatakan itu lagi karena, inilah caraku mencintaimu." Vio mengecup lembut kening Aldi, Aldi terdiam dalam pelukan Vio.

Betapa berharganya Vio baginya, dia bisa bertahan seperti ini karna Vio, Vio segalanya.

Dari kejauhan ada yang memperhatikan mereka berdua, tangannya mengepal, matanya melihat tajam, dari sorot matanya ada kebencian.

"Bagaimana Vio bisa bertahan dengan laki- laki itu?" dia bergumam, lalu pergi.

***

Matahari terbenam, Vio menatap ke laut lepas. Lalu menarik napas panjang....

Andai ini kehendakmu, aku tak akan menolakmu Tuhan .....

tapi beri Aldiku senyuman!

Aku selalu berusaha yang terbaik untuknya

memberikan cahaya walaupun aku juga tidak tahu apakah cukup menerangi hatinya atau sebaliknya,

Aku tidak lelah ...

tapi sedang menunggu keajaibanmu

walau tidak tahu kapan akan terjadi...

Vio berbicara sendiri, Vio tidak menyadari di balik pintu Aldi mendengarnya dan meneteskan air mata lalu segera pergi dari tempat itu.

Vio tersadar kalau dia udah menghabiskan waktu cukup lama di situ dan kembali masuk kedalam rumah menjumpai Aldi yang tengah duduk di sofa, sambil minum coklat panas, Vio terlihat sangat khawatir.

"Al, siapa yang menyeduhkan coklat?" raut wajah Vio seperti hendak menangis,

"Aku," jawabnya singkat, Vio langsung berlari dan berjongkok melihat tangan Aldi dan memeriksanya,

"Kamu tidak apa-apa?" Aldi tersenyum, mendapat perlakuan istimewa dari Vio,

"Aku tidak bisa melihat hampir dua bulan, jadi mulai tau letak- letak barang di rumah ini, aku tidak apa- apa jangan khawatir." Vio memeluk erat Aldi dan menangis.

"Vio takan membiarkanmu terluka sedikitpun, maaf tadi Vio..." Aldi mengecup kening Vio,

"Aku tahu dan aku akan hati- hati." pelukan Vio makin erat.

"Ayo tidur! tidak baik tidur larut malam," bisik Vio,

***

Vio membuka matanya, dan melihat Aldi masih terlelap, Vio berjalan kekamar mandi dan membersihkan tubuhnya, setelah ganti baju Vio kedapur, Bi Imah sedang membuat sarapan dan tersenyum pada Vio.

"Udah bangun Non?" Bi Imah menyapa ramah,

"Udah Bi... oh ya Vio titip Aldi sebentar ya Bi, Vio mau ke cafe sebentar ada yang mau Vio urusin."

"Baik Non,"

Vio berjalan menuju Cafe sengaja melewati pantai, saat berjalan ada yang memanggilnya.

"Vio berhenti!" perintahnya, Vio membalikan badannya, dan sedikit terkejut melihat laki- laki di depannya, setelah lama tak pernah bertegur sapa.

"Apa yang membawamu menemuiku?"tanya Vio,

"Kamu masih mempertahankannya?" Dony balas bertanya,

"Maksudmu?" mata Vio menatap tajam, kearah Dony,

"Dia tidak berguna, kembalilah bersamaku!" Dony menatap Vio dan sangat percaya diri.dengan kata- kata yang di ucapkannya, Vio berakhir tertawa...

"Bahkan dia lebih berharga dari pada kamu," Vio mengejek, Muka Dony berubah muram,

"Kamu tidak akan bahagia bersamanya,"

"Aku lebih bahagia, seperti ini," Jawaban Vio,

"Kamu Jangan ikut menutup mata, seakan dia satu- satunya dan tak ada pilihan lain selain dia, Ayo ikut denganku!" Dony menarik Vio dan memaksa masuk ke mobil dengan kasar, Vio mencoba bertahan tapi tenaganya tidak sekuat Dony, sebelum Dony menutup pintu mobil, pukulan melayang padanya sehingga Doni tersungkur ke pasir, Dony berbalik dan melihat Radit, orang yang pertama membuat Dony meninggalkan Vio. Vio berlari menangis memeluk Radit.

"O... Pantas kamu menolakku Vi, ternyata masih ada dia?" sambil menunjuk muka Radit,

"Ya, ada aku dan selamanya ada aku," kata Radit,

"Kamu perempuan murahan Vi, kamu mempunyai dua laki-laki sekaligus?" tatapan Dony berubah jijik.

Vio maju dan plakkk... menampar Dony,

"Aku tidak serendah kamu. dia...? kamu mau tau dia...? dia sepupuku, Ayo Dit kita pulang!" Radit mengangguk dan pergi meninggalkan Dony yang terdiam seperti patung dan duduk lemas di pasir.

"Jadi selama ini Vio tidak selingkuh?" hatinya bagai di hantam batu besar dan sulit bernafas,

"Aku yang menyakiti Vio..." gumamnya lagi...

"Dan sekarang aku begitu egois membuat tunangannya celaka karena aku dendam padanya," Dony berdiri masuk kemobil dan pergi meninggalkan tempat itu.

Sementara Radit mendudukan Vio di cafe, tubuh Vio gemeteran karna shock. Radit mengambilkan minum dan diteguk Vio sampai habis.

"Jangan takut, masih ada aku." Radit menenangkan Vio dan memeluknya.

"Ayo pulang jangan bikin Aldi cemas," Vio mengangguk,

Di Villa Aldi gelisah karena Vio belum pulang dan suara langkah kaki membuat Aldi mulai tenang,

"Vi kamu dari mana aja?" Aldi cemas,

"Vio dari cafe ..." Aldi tersenyum,

"Oh... aku takut kamu kenapa- napa." Radit membuka mulutnya tapi sebelum bersuara Vio menggeleng, akhirnya Radit diam.

"Jangan cemas Vio baik- baik aja." Jawab Vio,

"Ayo sarapan!" Ajak Vio sambil menuntun Aldi kemeja makan di ikuti Radit .

"Pagi Bi... aku sarapan di sini ya boleh?" Bi Imah tersenyum dan mengangguk,

"Ada kamu dit?" Aldi menoleh ke arah suara,

"Ya Aku ketemu Vio di depan," Aldi tersenyum dan mengangguk.

Vio mengambil peralatan makan dan menyendok nasi goreng ke piring Aldi lalu menyuapinya, sesekali mengelap sisa makanan yang menempel di bibir Aldi, Radit yang melihatnya begitu iri, cara Vio memperlakukan Aldi begitu istimewa, wajah Vio tersenyum tanpa paksaan, mengurus Aldi dengan tulus, setelah Aldi menggelengkan kepalanya baru Vio berhenti dan mengambil gelas menyerahkannya ketangan Aldi.

Setelah Aldi selesai makan, Vio menggeser piring Aldi lalu menghabiskan sisa makanan di piring Aldi, walaupun nasi goreng masih banyak Vio lebih suka menghabiskan bekas makan Aldi.

Radit menatap Vio tak berkedip, karena baru tau ketulusan dari Vio yang tidak dapat dia lihat sebelumnya.

"Heyy... dimakan!" Suara Vio membuyarkan pikiran Radit, radit tersenyum dan melanjutkan makannya.

Setelah selesai makan Aldi kembali kesofa Vio memberikan handphone, memasang headset dan menyetelkan musik.

"Makasih Vi.." Vio tak menjawab apa- apa hanya mengecup kening Aldi.

Radit yang dari tadi mamperhatikan Vio kagum di buatnya.

Sementara Vio duduk di sudut ruangan, ada sebuah meja dan di situ menumpuk sebuah file, Vio mulai mengerjakan pekerjaannya.

Radit duduk di samping Vio, karena jarak antara Aldi dan Vio agak jauh Radit mulai menanyakan apa yang baru dia lihat.

"Vi, apa yang kamu lakukan seperti ini setiap harinya?" Vio menatap Radit dan tersenyum

"Ya" jawabnya pelan,

"Kamu terlihat tanpa beban," Vio menghentikan pekerjaannya,

"Vio menikmati setiap detiknya, Aldi hidupku." jawab Vio tanpa ragu,

"Aldi beruntung.." gumam Radit.

"Vio tidak melakukan apa- apa," jawab Vio dan dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya.

***

Dony membuka pintu rumahnya berjalan pelan tatapannya kosong, kakanya Sely yang melihat Dony mengerutkan keningnya, ingin bertanya tapi mengurungkan niatnya.

Dony masuk kekamar dan menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur pikirannya ruwet seruwet benang kusut.

"Bodoh... mengapa aku sebodoh ini? Pantas saja Vio menangis waktu dia melihat kejadian di Apartemen waktu itu? sial... sekarang aku mencelakai tunangannya, dengan mudahnya aku bekerja sama dengan bajingan- bajingan itu, kalau dia tau aku yang melakukannya pasti Vio akan membenciku seumur hidupnya."

"Andai aku mendengarkannya waktu itu dan mendengarkan penjelasannya pasti hariku takkan seperti ini." Dony marah pada dirinya sendiri.

"Vio... kenapa aku tidak bisa lupain kamu..." Di pandangnya fhoto Vio dengan frustasi.

"Ma'afkan aku... Maafkan atas semua yang telah terjadi..." Gumamnya lagi.