webnovel

CARAKU

Perjalanan Hidup dan Permainan Hati

Yanti_Wina · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
20 Chs

Pekerjaan Vio

Jam pulang sekolah tiba, Vio memasukan buku- buku ke tasnya berjalan keluar kelas, jalannya perlahan di ikuti Lia yang sibuk merapikan bajunya sambil jalan, Vio menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Lia.

"Lia kenapa tidak pergi saja ketoilet dulu untuk merapikan bajumu itu?" Lia menghentikan gerakannya sambil nyengir.

"Sudah tidak ada waktu Vi, nanti aku kelewatan sama Bisnya." jawaban Lia membuat Vio bingung hingga bertanya lagi.

"Apa hubungannya dengan Bis?" Vio semakin penasaran, dengan agak malu- malu Lia menjawab.

"Tiap hari sabtu Nino suka naik Bis pas jam segini, yaudah dadah Vi .... sampai ketemu senin ya." Ucapnya, trus buru -buru Lia mempercepat jalannya hampir setengah berlari, dengan sekejap hilang dari pandangan Vio. Vio hanya menggeleng- gelengkan kepalanya melihat kelakuan satu sahabatnya itu.

"Tadi bilang malu kalau ketemu Nino lagi karna kejadian kemaren, sekarang sudah lupa lagi," Vio tersenyum geli sendiri.

Sementara di gerbang Dony telah menunggu dengan sabarnya, melihat Vio di hadapannya senyumnya mengembang, lalu Dony memakaikan helm di kepala Vio.

"Vio mulai hari ini pulangnya tidak kerumah kak." raut wajah Dony tiba- tiba berubah.

"Terus mau pulang kemana?" wajahnya terlihat serius,

"Ke kafe Ayah kak, apa kak Dony keberatan mengantar Vio kesana?" Vio memandang wajah Dony, untuk meminta persetujuan. Dony menggeleng,

"Baiklah..." cuma itu yang keluar dari mulutnya, menghidupkan mesin dan jalan sesuai permintaan Vio, setelah sampai kafe, Vio di sambut oleh pegawai yang ada di sana.

"Non Vio silahkan masuk, Bu Nia sudah mempersiapkan semuanya buat Non Vio." nada bicaranya sopan, Vio hanya mengangguk dan melirik ke arah Dony.

"Masuk kak!" ajaknya dengan lembut, Dony setuju memarkirkan motornya lalu masuk dan duduk di pojok ruangan, tak lama Vio datang dengan membawa dua gelas green tea latte dan beberapa cup cake, cafe Vio hanya menyediakan berbagai macam kue dan minuman tapi, walaupun begitu banyak pengunjung yang datang khususnya remaja yang berpasangan untuk menikmatinya, selain kuenya enak pengunjung juga bisa menikmati makanan sambil memandang laut lepas, tata ruangannya juga bagus di sekeliling kafe ada tamannya menambah nilai plus. Di samping kafe ada beberapa Villa Vio salah satunya yang paling dekat dengan kafe, Vio yang akan tinggalin.

"Kak, Vio ke Villa dulu mau naruh tas."

"Aku ikut..." Vio hanya mengangguk, mereka beranjak dan menuju Villa hanya terhalang oleh taman sekitar 10 meter sudah sampai, ke Villa, pintu Villa terbuka.

"Masuk kak...!" ajak Vio.

"Di sebelah ada satu kamar lagi, itu buat kak Dony ganti baju, atau istirahat." Tanpa menunggu jawaban Dony, Vio masuk ke salah satu kamar yang lain.

Dony mengamati sekeliling ruangan nampak indah ruangan tamunya menghadap kelaut, ada dapur kecil yang menyatu dengan runang tamu cuma terhalang sekat ruangan saja, dapurnya kecil namun tertata rapih, kamarnya hanya dua.

Villa ini lebih kecil dari yang lain mungkin sengaja di buat untuk Vio pikir Dony, Dony beranjak ke kamar yang di tunjuk Vio, Dony membuka pintu dan sedikit heran dengan interiornya.

"Ini untuk kamar laki -laki." gumamnya, di lihatnya lemari yang berada di pojokan dan membukanya, ada beberapa potong pakaian laki - laki di sana handuk dan yang lainnya, Dony mengerutkan keningnya merasa heran, sementara dari luar suara Vio terdengar.

"Kak, sudah ganti baju belum? Vio tunggu!" suaranya lembut, karena Dony tidak merespon pintu kamar Vio ketuk, pintu terbuka.

"Kok kakak belum ganti baju?" Dony memandang Vio dan Vio mengerti,

"Itu baju ukuran kak Dony semua, sengaja Vio mempersiapkannya." Dony mendekat menarik tubuh Vio dan memeluknya rapat, sama sekali tak ada jarak, Dony menundukan kepalanya dan memiringkannya mengecup bibir Vio dengan lembut, nafas Vio mulai tidak beraturan, Dony menatap Vio tersenyum dan melanjutkannya beberapa waktu.

"Bibir kamu manis Vi..." Dony menggoda, dan membenamkan lagi bibirnya di bibir Vio, Vio sedikit malu - malu.

"Makasih semuanya Vi..., aku orang paling beruntung." Vio tersenyum

"Vio lebih beruntung kak," jawabnya, Vio merenggangkan pelukannya.

"Ganti bajunya, terus istirahat! nanti pelayan antarkan makanan untuk kakak, Vio mau kerja dulu." Dony hanya mengangguk.

Vio memulai pekerjaannya, dari mulai mengecek pemasukan dan pengeluaran kafe hingga mengecek kualitas bahan roti di dapur, setelah semuanya baik Vio berhenti dengan pekerjaannya, dari dapur salah satu pegawai membawa nampan makanan.

"Non, makanannya sudah siap, saya antarkan ke Villa ya?" menunggu persetujuan Vio, Vio melihat jam di tangannya menunjukan jam 4 sore,

"Biar Vio saja yang antar," jawab Vio, pegawai itu mengangguk dan meletakan nampannya di meja, Vio mengambilnya lalu pulang ke Villa,

Vio mendapatkan Dony masih tertidur di kamar, mungkin dia lelah menunggu Vio, pikir Vio, Vio meletakan makanan di meja makan dan menghampiri Dony, terlihat aura ketampanannya Dony terpancar dari wajahnya, terasa adem memandangnya,

Vio duduk di samping Dony tanpa membangunkannya, lama- lama mata Vio merasakan matanya berat, lalu Vio merebahkan tubuhnya di sisi Dony,

Waktu menunjukan pukul 18.00, Dony terbangun dari tidurnya mendapati Vio tidur di sampingnya, Dony tersenyum memeluk Vio dan mengecup keningnya hingga membuat Vio terbangun, Vio kaget setengah berteriak dan duduk, dia tidur bareng sama Dony? sial... berapa malunya Vio...

"Kenapa Vi??" tubuh Vio gemeteran,

"Ma'af kak Vio ketiduran di sini ...." Vio tertunduk, Dony mengerti.

"Aku tidak ngapa- ngapain kamu, tuh liat baju kamu masih utuh, aku cuma peluk dan cium doang." Dony tertawa, Vio melihat bajunya, masih utuh, baru Vio merasa lega.

"Oh iyah, makanan udah siap kak, tapi sayangnya itu ... dua Jam yang lalu... sekarang pasti sudah dingin." Vio tersipu malu, Dony tersenyum dan memeluk Vio lagi,

"Tidak apa - apa aku masih kenyang, aku cuma mau makan kamu..." Dony meledek, membuat Vio merinding dan sepontan bangun dan lari keluar kamar, di dalam kamar Dony tertawa melihat tingkah Vio, setelah mandi dan berganti pakaian Dony keluar kamar, Vio juga melakukan hal yang sama.

"Makan di luar aja kak! ... ini udah dingin semua." suara Vio meminta persetujuan Dony, tapi Dony menggeleng.

"Buatkan aku coklat panas aja Vi..." Vio mengangguk dan membuatkan coklat panas untuk Dony, sementara Dony menyalakan TV dan duduk setengah rebahan, Vio datang dengan dua cangkir coklat panas dan satu piring kentang goreng, lalu duduk di sebelah Dony,

"Makasih sayank ..." Vio mengembangkan senyumannya, dan mengangguk.

"Kak Dony mau pulang tidak? kalau Vio, tidur di sini malam ini..."

"Kalau kamu tidak pulang, aku juga akan tetap disini." jawab Dony cepat.

Vio beranjak kedapur kembali, menyiapkan makan malam buat mereka, Vio bikin ikan bakar Madu, sama tumis kangkung, karena cuma itu yang ada di kulkas, Vio lupa belum mengisi kulkasnya,

"Vi... kamu lagi ngapain???" Dony berjalan menuju kedapur, memeluk Vio dari belakang,

"Harum banget baunya..." Entah bau harum apa yang di maksud Dony.

"Kak Dony diam, Vio sebentar lagi selesai..." tapi Dony makin menguatkan pelukannya, membuat aktivitasnya berhenti, bulu kunduknya merinding dibuat Dony.

"Kak..." suara Vio manja, membuat Dony semakin khilaf.

"Kak, ini tidak benar..." Dony menghentikan aktifitas nya, "Ma'af yank..." Vio mengangguk, lalu merapikan rambutnya yang berantakan juga kancing bajunya yang sudah terlepas dua kancing.

Vio menaruh nasi dan lauknya di meja lalu duduk di sebrang Dony, keduanya makan dengan tenang,

Setelah makan Dony kembali duduk di sofa, sedangkan Vio membereskan dapur yang berantakan, lalu duduk di samping Dony setelah selesai dan dapurnya bersih.