webnovel

CARAKU

Perjalanan Hidup dan Permainan Hati

Yanti_Wina · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
20 Chs

Kesembuhan Vio

Dokter keluar, Aldi bertanya

"Ada apa dok? bagaimana keadaannya?"

"Pasien kehilangan banyak darah, adakah yang golongan darahnya O?" tanya Dokter,

"Saya dok, saya siap mendonorkan." jawab Aldi,

"Baik kalau begitu Operasi akan segera di laksanakan."

Aldi mengikuti seorang suster untuk mendonorkan darahnya.

Mereka cukup lama menunggu Vio diruang Operasi dan akhirnya lampu Operasi padam dan dokter keluar membawa Vio untuk di pindahkan keruang perawatan dengan banyak selang di tubuhnya, detak jantungnya lemah dan harus di bantu selang oksigen, Aldi yang melihat Vio terdiam walaupun tak menangis kencang, airmatanya tetep keluar, tangannya gemetar meliat Vio tak berdaya.

"Al ganti dulu bajumu!" Radit membawakan baju ganti buat Aldi karena baju yang di kenakan Aldi masih penuh darah, Aldi mengangguk dan segera menggantinya, Tante Nia dan orang tua Aldi sudah sampai, melihat keadaan Vio semuanya membisu.

Tante Nia begitu cemas melihat keadaan Vio,

"Jangan cemas Vio akan segera pulih," Radit menenangkan mamanya. mama Radit mengangguk.

Orang tua Aldi menghampiri Aldi dan mamaluknya,

"Susi mam..." Aldi menunduk, amarah orang tuanya Aldi terlihat di matanya,

"Dia lagi..." Orangtua Aldi tau batapa anaknya menderita karena wanita itu.

"Iya, dia mau membunuhku tapi Vio melindungiku, walaupun aku baik - baik saja, tapi melihat Vio begini, aku lebih hancur mam." Aldi memegang tangan Vio dan menarik napas panjang ...

"Vio akan baik- baik aja, bersabarlah!" Aldi mengangguk

***

Hari ke 2 di RS...

Keadaan Vio masih sama membuat semuanya cemas, Aldi bahkan selalu disampingnya, mogok makan dan minum.

***

Hari ke 3 di RS ...

keadaan Vio berangsur membaik, mukanya tidak sepucat kemarin. saat Aldi menyeka tubuh Vio, Vio membuka matanya, Aldi begitu senang dan memeluk Vio.

"Vio sayank ada yang sakit?" Aldi cemas, Aldi langsung mengecek semuanya secara detail dan bernafas lega karna semuanya normal.

"Aku baik- baik aja," senyum lembut Vio mengembang.

"Kamu buat jantungku berhenti beberapa waktu Vio," tak henti-hentinya Aldi menghujani Vio dengan ciuman, sampai wajah Vio memerah karna di pintu ruangan orangtua Aldi dan Tante Nia melihat semuanya. Aldi menoleh kearah mereka.

"Aku tidak peduli," bisiknya membuat wajah Vio semakin memerah,

"Al..." Vio menetap Aldi meminta untuk menghentikannya,

"Oke, kali ini kamu lolos," jawab Aldi, laku menghentikan aktivitasnya.

Mereka mendekat dan memeluk Vio,

"Gimana keadaanmu sayank..." Orang tua Aldi masih cemas,

" Vio baik..."

"Tante khawatir Vio..." Tante Nia memeluk Vio,

Vio tersenyum, Vio berusaha bangun tapi badannya sakit semua dan dadanya terasa sesak membuat semuanya panik, dan memanggil dokter. Dokter langsung memeriksanya.

"Jangan banyak gerak dulu! Nona."

"Baik Dok, Terimakasih," Dokter Mengangguk dan keluar dari ruangan Vio,

Raut wajah Aldi sedih melihat sekujur tubuh Vio memar dan beberapa bagian di muka sama bibir pecah.

"Sebentar lagi sembuh, kamukan dokter, berikan aku obat yang paling bagus!" Vio mengusap wajah Aldi, Aldi memaksakan senyumnya.

"Makan ya, aku suapin!" Aldi menawarkan makan, Vio mengangguk, dengan sabar Aldi melakukannya walaupun yang masuk cuma sedikit .

"Kamu juga makan Al! selama Vio tidak sadar, sampe sekarang kamu selalu menolak untuk makan." Tante Nia menyodorkan makanan untuk Aldi.

"Cepat makan! Vio tidak mau kamu juga ikut sakit," Aldi mengangguk, lalu makan,

***

Satu Minggu Vio dirawat dan akhirnya diperbolehkan pulang, Aldi sengaja ngambil cuti dua minggu, jadi waktu Aldi lumayan banyak untuk Vio.

Vio di baringkan di tempat tidur, Aldi menunduk dan mengecup bibir Vio, Vio membalasnya dan ciuman terlepas saat bibir mereka hampir kebas.

Sorenya Lia datang berkunjung ...

"Gimana kabarnya?" Nada Lia khawatir, Lia mendekat duduk di kursi,

"Baik Li... ini sudah boleh pulang," Jawab Vio,

"Kamu masih pucat," Vio hanya tersenyum, lia meletakan buah- buahan di mejanya, sementara Aldi tetep di situ memegang tangan Vio dan tangan yang satu lagi melingkar di pinggang Vio, membuat Lia sedikit canggung.

"Al...tanganmu lepasin dulu kenapa!" Aldi melirik Lia dan tertawa menyadari kalau Lia merasa kurang nyaman.

"Aduh jadi nyamuk beneran nih," Sambungnya, Vio nyengir sambil melepaskan tangannya dan menyikut Aldi.

"Takut ilang," kata Aldi lalu mencium kening Vio sebelum keluar dari kamar, tak lama Radit datang juga langsung menemui Vio dan mencium keningnya.

"Gimana keadaanmu? maaf jarang menjengukmu di RS," Radit pengecup kembali kening Vio,

"Tidak apa -apa, ada Aldi"

"Aku baru sadar ada yang merebut posisiku di hatimu," Radit cemberut, Lia yang mendengar kata- kata Radit, tidak tahan untuk tidak tertawa ...

Lia berdiri pergi meninggalkan Radit dan Vio...

"Bagimana bekas operasinya?"

"Tidak apa -apa cuma linu sedikit," Radit menarik nafas panjang,

"Untung saja yang nembak tidak kena organ Vital," Vio mengangguk, tiba- tiba penasaran dengan wanita itu.

"Dia siapa Dit? bahkan aku mengenalnya," Vio menatap Radit bingung,

"Mantan Aldi..." Jawab Radit,

"Kenapa bisa dia berbuat begitu kejam?"

"Itulah dia, dia memutuskan Aldi begitu saja dan bersama yang lain, tapi di saat laki- laki itu menyakitinya, dia kembali bersama Aldi, begitu dan begitu lagi. sekali, 2 kali Aldi memaafkan dia, tapi makin lama makin keterlaluan dan akhirnya Aldi bersamamu dan total melupakannya, wanita itu egois sangat egois dan melihat Aldi bahagia dia tidak bisa menerimanya, makanya melakukan ini."

"Aldi terlalu baik ..." Jawab Vio.

"Tentu, makanya wanita itu terus memanfaatkannya,"

"Kadang kita ingin memiliki segalanya, tapi saat mendapatkannya dia lupa mempertahankannya dan tergoda dengan yang lainnya," kata Vio, Radit mengangguk.

"Ya sudah aku mandi dulu," Radit berdiri sambil mengacak- ngacak rambut Vio dan pergi kekamarnya .

Vio berjalan mendapatkan Lia sedang sibuk di dapur, mengambil segelas air dan duduk. Lia melirik Vio.

"Istirahat Vi...!" perintahnya, Vio menggeleng,

"Bosan Li..., kamu liat Aldi tidak? Vio mencari- cari Aldi,

"Mungkin di rumahnya," jawab Lia,

Selesai masak Lia mandi sementara Vio duduk di taman, Aldi datang dan memeluk Vio.

"Ayo ganti perbannya! belum ganti baju juga kan?" Vio menggeleng,

"Susah dengan satu tangan apa lagi cuma tangan kiri yang bisa gerak,"

"Tanganku masih ada, ayo aku bantu!" Vio mengangguk.

Dengan hati- hati Aldi membuka perban Vio dan menggantinya, Aldi juga menyeka tubuh Vio sebelum mengganti bajunya .

"Maaf merepotkan," Vio menunduk, Aldi menghentikan aktivitasnya dan menatap Vio.

"Kamu orang yang paling berharga dalam hidupku dan kamu juga telah berkorban untukku, mana mungkin aku mengabaikanmu,"

Aldi mengecup bibir Vio...

"Ayo makan! kamu harus minum beberapa obat," Aldi menggandeng Vio ke meja makan

dan mereka makan bersama,

"Makan yang banyak Vi...!, kamu kurus," protes Lia, Vio hanya tersenyum.

Vio beruntung punya sahabat yang baik, sodara yang sayang sama Vio dan juga punya Aldi.

Setelah makan malam Lia pamit pulang dan tinggal Radit dan Aldi dirumah.

"Ayo tidur!" Vio mengangguk,

Tak butuh waktu lama Vio sudah terlelap di pelukan Aldi.

Aldi tersenyum melihat Vio tertidur pulas, Vio terlihat lebih cantik.

Pelan- pelan Aldi meyelimuti tubuh Vio dan berbaring di sampingnya.