webnovel

PROLOGUE

Jangan lupa tekan ⭐ ya!

Maap hadir kembali dengan ff baru. Kena writerblock again in ff 'bite'. đŸ„Č

.

.

.

Kim Jungkook pria muda berusia 22 tahun yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di USA selama 7 tahun lamanya sejak di bangku senior high school. Dia tak pernah pulang sekali pun, hanya kedua orang tuanya saja yang mengunjungi nya di sana.

Bahkan saat pernikahan sang kakak Kim Taehyung dengan Lee Hana pun dia tak dapat hadir karena ujian akhirnya. Pernikahan mereka dikaruniai seorang putra di tahun kedua pernikahan mereka, bernama Kim Jaewon berusia 5 tahun di tahun.

Namun Tuhan memberikan ujian terberat bagi Taehyung, dia harus kehilangan istri tercintanya 1 tahun yang lalu karena kecelakaan beruntun. Dia yang awalnya tinggal di rumahnya sendiri namun sejak sepeninggal istrinya dia memilih kembali tinggal bersama kedua orang tuanya karena ia tak ingin Jaewon kesepian di rumah.

"Cepat panggil daddy. Uncle sudah menunggu di bandara." Ujar Kim Seokjin kepada Jaewon.

Kim Namjoon dan Kim Seokjin sepasang suami istri yang dikaruniai dua putra tampan. Yang pertama Kim Taehhung berusia 30 tahun, lalu Kim Jungkook berusia 22 tahun. Kepribadian mereka tidak beda jauh seperti ayah mereka yang dingin dan sedikit kaku. Hubungan mereka berdua pun tidak dekat dan bersikap individualis.

"Daddy cepat!" Jaewon berlari ke kamar sang daddy.

Dugh! Dugh!

Jaewon menggedor pintu kamar sang daddy dengan semangat. Dia sudah tak sabar untuk bertemu dengan pamannya yang selama ini hanya ia lihat dari ponsel sang grandma saja.

Cekleek

Taehyung keluar dari kamarnya sudah siap dengan pakaian formalnya. Karena setelah menjemput sang adik dia harus segera menyusul sang daddy yang menunggunya di sebuah pertemuan penting untuk perusahaan mereka.

"Ayo pergi." Taehyung menggandeng tangan mungil Jaewon dan membawanya turun.

Mereka bertiga pun memasuki mobil lalu menuju bandara. Di perjalanan Jaewon tak berhenti mengoceh menunjukkan antusiasnya untuk bertemu dengan sang paman.

"Apa dia suka marah Grandma?" Tanya Jaewon dengan wajah penasarannya.

Taehyung tersenyum kecil mendengar pertanyaan anaknya. Namun seketika dia memasang wajah datar karena ia pun tak dapat menjawab pertanyaan sederhana anaknya, ia menghela napasnya panjang mengingat hubungan mereka yang sejak dulu tidak dekat.

"Tidak. Tapi dia sedikit menyebalkan." Jawab Seokjin membuat Jaewon merengut aneh.

Tak lama mereka pun sampai dan dengan cepat mereka turun untuk mencari keberadaan Jungkook. Namun tanpa sadar mereka melewati keberadaan Jungkook yang berdiri menjulang tinggi tak jauh dari mereka.

"Oi!!" Teriak Jungkook sembari melepas kacamata hitamnya.

Mereka bertiga menoleh ke arah sumber suara dan Seokjin tertawa terpingkal karena tak mengenai analnya sendiri. Sedangkan Taehyung terdiam di tempat dengan wajah yang terlihat terkejut karena melihat penampilan adiknya.

7 tahun tak pernah bertukar kabar dan saling melihat ternyata membawa perubahan besar untuk sang adik. Terakhir kali dia bertemu dengan Jungkook tingginya hanya sebatas dada bidangnya saja. Namun sekarang sangat tinggi dengan tubuh gagahnya.

"Tae! Kau tidak rindu dengan adikmu?!" Amuk Seokjin sembari berteriak kencang.

Taehyung berdecak kesal karena suara sang mommy sangat berisik membuatnya malu. Dia pun menghampiri mereka lalu saling menatap dengan Jungkook, suasana mendadak canggung.

"Selamat datang." Taehyung mengulurkan tangannya.

"Hm." Sahut Jungkook sembari berjabat tangan sekilas.

Plak plak!

Mereka berdua terkejut karena Seokjin memukul pantat mereka berdua dengan kesal. Wajah pria cantik itu terlihat berkerut karena marah.

"Dia bukan klienmu!" Seokjin mencubit pinggang Taehyung dengan kesal.

Jungkook menarik sudut bibirnya kecil sembari menatap geli ke arah Taehyung yang terlihat kikuk. Atensi Jungkook beralih ke bocah pendek yang memeluk pinggang Taehyung.

"Ah dia anakmu?" Jungkook berjongkok di depan Jaewon yang terlihat sedikit takut dengan Jungkook.

Bukan apa-apa, pasalnya pamannya itu mempunyai tato di sepanjang salah satu lengannya dan juga tindikan. Wajahnya terlihat garang dengan rambut gondrongnya yang diikat sanggul.

ïżŒ

Plak!

Tubuh Jaewon berjingit kaget saat dengan santainya Jungkook menepuk bibirnya cukup keras lalu meninggalkannya begitu saja.

"Yaak!! Anak kurang ajar!" Seokjin menyusul Jungkook lalu mencubiti pinggangnya dnegan brutal.

Taehyung tersenyum tipis melihat Jungkook yang terlihat kesakitan karena cubitan sang mommy. Ia pun menunduk dan melihat anaknya berkaca-kaca.

"Dia memang menyebalkan." Kekeh Taehyung lalu ia menggendong Jaewon.

Mereka masuk kedalam mobil dengan Jungkook yang berada di samping Taehyung. Jaewon bersama Seokjin di belakang yang sedang minum susu kotaknya.

"Mommy ingin mampir ke suatu tempat?" Tanya Taehyung sembari menatap Seokjin dari kaca.

"Tidak. Tanya adikmu saja." Jawab Seokjin dengan tidak minat.

Taehyung menatap Jungkook dengan tatapan bertanya. Jungkook membalas tatapan Taehyung dengan dalam membuat Taehyung seketika salah tingkah. Ia berdehem pelan untuk menghilangkan rasa malunya.

"Sial! Kenapa dia terlihat begitu jantan?!" Batin Taehyung mengerang tidak percaya.

Jungkook menatap wajah Taehyung dengan seksama. Dia merasa tidak ada yang berubah dari fisik sang kakak terkecuali semakin terlihat dewasa. Ia mengalihkan pandangannya karena ia tiba-tiba merasa sedih dengan nasib sang kakak dan juga keponakannya yang sudah ditinggalkan oleh kakak iparnya.

"Langsung pulang saja. Aku lelah." Jawab Jungkook pada akhirnya.

Mereka pun pulang dan Taehyung segera berpamitan untuk ke perusahaan. Jungkook merentangkan tangannya sembari menghirup udara dengan dalam, ia tersenyum menatap mansion mewah milik keluarganya.

"Akhirnya aku pulang Mom." Jungkook memeluk tubuh Seokjin dari belakang.

Ia menumpukan dagunya di pundak Seokjin, ia sangat merindukan pria yang telah melahirkannya ini. Seokjin mengelus punggung tangan Jungkook yang ada di perutnya dengan lembut.

"Bersikaplah baik dengan keponakanmu. Dia sedikit sensitif sejak ditinggal oleh mommy nya." Ujar Seokjin dengan helaan napas panjangnya.

Jungkook menatap Jaewon yang sedang bermain dengan anjing kecil berwarna coklat entah milik siapa tak tahu. Melihat Jaewon mengingatkan akan dirinya saat kecil, namun dulu dia memiliki kedua orang tua hingga sekarang. Sedangkan Jaewon tak mempunyai seorang ibu.

"Aku akan membuatnya menyukaiku dalam sekejam mata." Kekeh Jungkook sembari mengecup pipi Seokjin.

Dia berlari kecil menghampiri Jaewon lalu merampas anjing kecil itu dengan cepat. Membawanya lari kedalam membuat Jaewon berteriak kesal.

"Uncle! Uncle jangan culik Yeontan!" Jaewon berlari mengejar Jungkook.

Seokjin tersenyum lega, dia membawa koper Jungkook kedalam dan ia tertawa saat melihat Jungkook sedang mengelitiki perut Jaewon. Hatinya menghangat karena teman bermain cucunya bertambah satu, dia sangat khawatir dengan tumbuh kembang Jaewon karena kehilangan Hana di usianya yang masih sangat muda.

"Semoga suatu saat ada seseorang yang menjadi mommy mu Nak." Gumam Seokjin penuh harap.

.

.

.

Taehyung baru saja sampai di rumah tengah malam karena ia harus menyelesaikan laporan untuk besok pagi. Namjoon sendiri sudah pulang sejak tadi. Dia masuk kedalam rumah dan ternyata Jungkook masih berada di ruang keluarga.

"Kau datang." Ujar Jungkook sembari menatap sekilas ke arah Taehyung.

Taehyung melonggarkan dasinya lalu duduk di samping Jungkook. Ia mengambil kaleng dari tangan Jungkook lalu meminumnya hingga habis.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Jungkook sembari menyalakan rokoknya.

"Sejak kapan kau merokok?" Taehyung justru bertanya balik.

Jungkook menaikkan sebelah alisnya merasa aneh dengan pertanyaan Taehyung. Dia menghisap rokoknya sebentar lalu menghembuskannya perlahan.

"Waktu sudah berlalu Kim Taehyung." Ujar Jungkook sembari tertawa kecil.

Taehyung menggaruk belakang kepalanya dengan canggung. Benar kata Jungkook, waktu sudah berlalu dan selama itu ia tak pernah bertukar kabar dengan Jungkook. Mereka sejak kecil tak pernah saling memperhatikan dan terlihay seperti orang asing.

"Kabarku? Mencoba untuk baik-baik saja demi anakku." Jawab Taehyung membuat Jungkook tertegun.

Taehyung mengelus cincin pernikahannya yang ada di jari manisnya dengan senyuman getirnya. Dia sangat mencintai Hana lebih dari apapun namun dia ditinggalkan begitu saja tanpa aba-aba. Ia berjingit kaget saat Jungkook mengelus bahunya memberi semangat.

"Jika butuh sesuatu katakan padaku Brother." Jungkook menepuk pundak Taehyung.

Taehyung tersenyum lalu mengangguk, ia mengambil satu rokok milik Jungkook dan mematiknya. Mereka merokok bersama sembari menonton film yang diputar oleh Jungkook.

Jungkook membuka ponselnya dan membalas beberapa pesan. Tak sengaja Taehyung melihatnya dan ia mengernyit saat melihat potret seorang pria sedang menungging menunjukkan pantatnya ke arah kamera.

Ia segera memalingkan wajahnya saat mendengar Jungkook terkekeh melihat gambar-gambar yang dikirim pria tersebut.

"Kau menyukai pria?" Tanya Taehyung berusaha menahan rasa gugupnya.

"Hm. Ada masalah?" Tanya Jungkook dengan tatapan menusuk ke arah Taehyung.

Ia menyimpan kembali ponselnya dan semakin menatap Taehyung dengan tajam. Taehyung merotasi bola matanya malas, mendorong pelan kepala Jungkook.

"Enyahkan pikiranmu jika menganggap aku seorang homphobic. Kedua orang tua kita pria." Ujar Taehyung membuat Jungkook seketika tersadar.

Dalam sejenak dia lupa jika kedua orang tua mereka adalah pria. Ia pun kembali membuka ponselnya dan melakukan panggilan video dengan pria tersebut.

"Nyalakan lampunya. Biarkan aku melihat penis besarmu." Ujar pria tersebut sembari merengek.

Jungkook melirik dengan canggung ke arah Taehyung, dengan cepat Taehyung berdiri lalu pergi ke lantai atas. Jungkook tetawa kecil melihat wajah aneh Taehyung, ia pun menyalakan lampu dan mengeluarkan penisnya sembari menatap lubang anal teman dekatnya sedang disumpal oleh dildo.

Jungkook tak mempunyai kekasih, hanya saja dia mempunyai banyak teman tidur yang tertinggal di USA. Dia harus mencari teman tidur lainnya sebelum penisnya mengalami kesenjangan sosial.

.

.

.

Jungkook tidur nyenyak sembari mendengkur cukup keras. Namun tak lama dia dikejutkan oleh ketukan pintu yang brutal.

DUGH! DUGH! DUGH!

"UNCLE!! WAKE UP!! WAKE UP WAKE UP WAKE UP WAKE UP WAKE UP WAKE UP--"

BRAAAK!!

"DIAM BOCAH!!" Jungkook berteriak murka di hadapan Jaewon.

Perahan bibir Jaewon melengkung kebawah dengan bergetar. Napasnya terdengar berat dengan kedua mata berkaca-kaca.

"HUWAAAAA!!!!" Tangisan Jaewon melengkung kuat hingga membuat kedua mata Jungkook terbuka lebar.

Ia membungkam mulut Jaewon lalu membopongnya turun ke bawah. Tubuh Jaewon meronta ingin turun namun Jungkook tak membiarkannya.

"Kenapa dia menangis?" Tanya Taehyung sembari mengambil tubuh Jaewon dari Jungkook.

Jungkook berdecak kesal tak menjawabnya, dia kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya. Namjoon dan Seokjin hanya dapat menggelengkan kepalanya melihat kelakuan si bungsu.

"Apa yang dilakukan uncle Sayang?" Tanya Taehyung sembari mengelus pipi gembil Jaewon.

"Hiks hiks--uncle berteriak hiks takut~" jawab Jaewon si sela-sela isakkannya.

Taehyung menghela napasnya panjang, dia pun mengelus punggung bergetar anaknya dengan lembut hingga membuatnya terdiam. Setelahnya ia menyuapi Jaewon dengan cepat karena ia harus mengantar anaknya ke sekolah.

Saat mereka hendak berangkat--Jungkook turun dengan celana pendeknya tanpa atasan. Taehyung mengalihkan pandangannya dengan cepat karena dia tiba-tiba merasa tubuh adiknya menarik.

"Say sorry to Uncle Sweety." Perintah Taehyung dengan lembut.

Jungkook hanya menatap Jaewon dengan wajah menyebalkannya. Jaewon menghampiri Jungkook lalu memeluknya, namun dengan cepat Jungkook mendorong kepala Jaewon hingga membuatnya hampir saja terjatuh jika Taehyung tak menahannya.

"Apa-apaan kau?!" Taehyung terlihat kesal dengan kelakuan Jungkook.

"Kepala anakmu mengenai penisku!" Jungkook balas berteriak sembari menutupi penisnya yang tercetak dengan jelas.

Seketika Taehyung merasa kikuk karena tak sengaja ia melihat bentuk penis Jungkook yang menggelantung bebas. Sepertinya bocah itu tak memakai celana dalam.

"Berpakaian lah dengan benar. Kau memberi contoh yang buruk kepada keponakanmu." Ujar Namjoon sembari mengusak surai Jungkook.

Jungkook merotasi bola matanya dengan malas. Ia berjongkok di depan Jaewon yang menatapnya sedih.

"Baiklah kumaafkan karena mulut berisikmu. Dengan syarat kau harus membelikan aku rokok dan wine okay?" Peringat Jungkook dengan wajah seriusnya.

Jaewon mengangguk antusias lalu memeluk erat tubuh Jungkook. Taehyung menepuk dahinya mendengar permintaan Jungkook yang tak masuk akal.

"Apa sekolahmu lama?" Tanya Jungkook sembari menggendok Jaewon ke luar rumah.

Taehyung mengikuti mereka dan ia tersenyum hangat karena melihat Jaewon sudah akrab dengan adiknya. Mata Taehyung tertuju ke arah bongkahan pantat Jungkook yang besar.

"Sial! Apa yang kau lihat!" Taehyung memukul kedua matanya dengan kesal.

Jungkook menurunkan tubuh Jaewon sembari menungging dan hal itu membuat Taehyung menelan ludahnya kasar.

"Jangan lupa tidur di kelas." Nasihat Jungkook kepada Jaewon

Jaewon mengangguk dengan patuh sembari mengacungkan jempolnya. Jungkook terkikik geli karena Jaewon sangat patuh dengan ucapannya.

"Jangan lupa juga mencari pria manis. Kau harus menjadi dominan." Jungkook membentuk lingkaran dengan jarinya lalu menusuknya dengan jari telunjuknya.

Plak!

Taehyung menepuk kuat belakang leher Jungkook sembari meremasnya kuat.

"Jangan meracuni anakku dengan pikiran mesummu sialan." Bisik Taehyung di telinga Jungkook.

Jungkook melepaskan tangan Taehyung lalu ia meremas penis Taehyung dengan kuat kemudian ia kabur masuk kedalam rumah.

"Yaak!!" Taehyung berteriak kencang.

Ia tak habis pikir dengan Jungkook yang mendadak menjadi mesum seperti itu. Ia menatap Jaewon yang mengerjap bingung ke arahnya.

Grab!

Dengan santainya Jaewon meremas penis sang daddy hingga membuat pria tampan itu terlihat tertekan.

"YAAK KIM JUNGKOOK SIALAN!!" Taehyung berteriak murka.

"YAAK KIM JUNGKOOK SIALAN!!" Jaewon ikut berteriak dengan suara cemprengnya.

TBC/NAH?

FF incest gue untuk kesekian kalinya đŸ„Č

Voment guys! 💜