Sinting memang jika meminta saran kepada Sisi, padahal gadis itu saja jomblonya bukan main. Mungkin jika ada predikat jomblo terawet, gadis itu yang menyandangnya. Bukannya Sisi bisa memberikan bantuan yang membuat Alesha semakin dekat dengan Sam, yang ada malah semakin memperkeruh hubungan antara keduanya.
Ya memang sedari awal salah Alesha yang begitu percaya menceritakan semua masalahnya kepada sang sahabat, padahal sang sahabat tak bisa membantu apa-apa. Padahal kan Sisi juga kenal sama Sam gitu loh! Harusnya kalau kenal, memberikan saran semakin mudah, bukan? Ini malah saran yang terus Alesha dengar hanyalah mengarahkan dirinya untuk berputus asa terus-menerus. Memang laknat sahabatnya itu.
Ah iya, pagi ini Alesha berniat untuk memberikan hadiah spesial kepada bosnya. Sebenarnya tidak spesial banget kayak martabak, hanya menu sarapan saja. Tetapi cukup pantas dibilang spesial karena ini adalah buatan Alesha sendiri. Ya you know lah bagaimana Alesha, ia sangat jarang sekali menyentuh dapur, sehingga kejadian ini adalah salah satu kejadian langka, bukan?
"Oke, kita mulai tutorialnya!" Ya bebaslah terserah kalian mau mengatakan apa. Sesimpel membuat roti gandum dengan microwave saja Alesha membutuhkan tutorial dari YouTube. Katakan saja ia sangat kurang update atau sangat bodoh, tak masalah. Justru ia senang. Senang karena nyatanya ia sangat effort melakukan ini semua demi sang crush. Ya, sebut saja crush.
***
"Pagi, Sam!" Pagi-pagi sekali Alesha sudah menyapa bosnya itu dengan tempat makan yang terus-menerus ia tenteng, di dalamnya berisi roti gandum dengan selai coklat dan juga teh manis hangat. Cocok sekali untuk sarapan, bukan?
Beruntung juga pagi ini Samudra Keith sudah berangkat cukup pagi, padahal biasanya pria tersebut cukup banyak alasan untuk terlambat. Ada yang bajunya belum disetrika, ada yang ban mobil tetiba bermasalah, dan banyak lagi pokoknya lah.
"Pagi, Sha! Wah bawa apaan nih?" Tentu saja pemuda tampan itu langsung menotice wadah makan yang ditenteng sang sekretaris, pasalnya sangat tumben gadis yang menjabat sebagai sekretarisnya membawa bekal. Biasanya gadis itu hanya membawa satu kantong plastik dari mini market dengan dua bungkus roti cokelat dan susu kotak isinya. Tentu saja itu selalu melekat di kepala Sam saking seringnya Alesha memamerkannya.
"Oh iya, gue sampai lupa tujuan gue ke sini!" Alesha menepuk dahinya cukup keras. Gadis itu terkekeh lucu dan langsung meletakkan wadah makannya ke meja Sam. "Ini gue buatin roti gandum spesial sama selai coklat buat lo. Di dalem juga ada teh manis hangat sebagai teman makannya. Semoga lo suka ya, Sam. Enjoy your breakfast, i hope."
Ya katakanlah jika Alesha bucin atau bahkan bulol, Alesha tidak apa-apa. Ia cukup merasa senang saja memberikan sarapan kepada seseorang yang ia cintai itu. Cukup merasa puas dengan dirinya yang sudah sangat berjuang padahal hanya membuat roti dan teh manis hangat saja. Namun di balik itu semua, Alesha sampai melupakan mampir ke mini market langganannya karena ia juga turut makan roti buatannya. Padahal ia harus membeli susu kotak, pasalnya memang setiap hari ia mengonsumsi itu.
"Haha, astaga, Sha! Please, ini repot-repot banget loh. Tapi thanks ya. Ini lo gak kasih racun kan di dalamnya?" balas Sam dengan candaan. Candaan yang memang seperti biasa selalu ia lontarkan. Candaan yang memang selalu menghiasi hari-harinya saat berinteraksi dengan Alesha.
"Ya kalau bisa sih gue enggak usah kasih racun, Sam. Kasih guna-guna aja bisa gak sih?" Alesha membalas candaan tersebut juga dengan sesuatu yang memang membuatnya lega karena sudah jujur. Andai saja guna-guna diizinkan, agaknya Alesha sudah memilih opsi tersebut karena sudah terlalu lelah dengan perkataan Sisi yang menusuk ulu hati dan respon Sam yang tak kunjung ada harapan.
"Haha bisa aja lo. Tumben banget nih lo masak, kayaknya ada kabar bahagia nih? Kenapa deh? Diem-diem bae lo!" Tentu saja Sam sangat mengetahui seorang Alesha Priscanara yang sudah setengah tahun menjadi sekretarisnya. Alesha yang sudah cukup lama merecokinya. Alesha yang cukup malas memasak atau apa pun yang intinya membuat makanan.
"Itu namanya effort, tolol!" balas Alesha jujur. Ia memang sesantai itu karena jarak usia Alesha dengan Sam hanya terpaut dua tahun saja, masih pantas untuk dibilang sepantaran, kan? Pun juga Sam sendiri tak masalah dengan itu.
"Ya emang namanya effort, Alesha cantik. Gue juga tau. Makanya gue tanya ada apa nih? Roman-romannya lo lagi bahagia banget sampai bawain gue makanan," sahut Sam lagi.
Tahu bagaimana pandangan Sam terhadap Alesha? Alesha adalah gadis yang sangat pandai, menurut Sam. Alesha juga adalah gadis yang baik, gadis yang ramah, bisa berinteraksi dengan orang cukup luwes, dan mudah bercanda. Oleh karena itu sampai saat ini Sam masih nyaman dengan Alesha. Sejauh ini ia selalu enjoy dengan gadis cantik itu.
"Ya enggak ada apa-apa, sih." Alesha menjawab sembari menggaruk tengkuknya, tipikal orang yang sedang kebingungan memang. "Cuman emang lagi mau aja, udah gitu doang."
Bagaimana bisa Alesha menjawab dengan jujur jika seperti ini caranya? Apakah Alesha harus menjawab jika ia sedang berusaha mendekati Sam dan langkah awalnya dengan membuatkan roti? Astaga, sudah gila jika Alesha berani mengatakan itu semua.
"Oke, alasan diterima." Sam membuka wadah makanan tersebut, mengambil sepotong roti gandum dengan selai coklat sebagai isinya. Pria tersebut langsung memakannya dengan lahap.
"Enak," nilai Sam sesudah kunyahan terakhir. "Rasanya oke banget pokoknya! Mantep banget lah, Sha!" imbuhnya lagi yang semakin membuat Alesha tersenyum manis. Argh, tak sia-sia ia cukup banyak membuang paketan hanya karena menonton video YouTube untuk mencari sebuah tutorial. Semuanya berhasil dan berjalan dengan lancar, akhirnya.
"Oh iya?" Binar mata Alesha meneduh. Rasanya sangat bahagia sekali. Ia tak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya. Ia tak pernah merasa sebangga ini terhadap dirinya juga sebelumnya. "Gimana, lo suka apa enggak? Perlu gue bawain setiap hari? Kalau lo mau, gue bisa bawain setiap hari kok, Sam. Gue bisa buatin selalu buat lo."
Samudra terkekeh pelan. Tingkah gadis di hadapannya ini benar-benar lucu dan menggemaskan sekali untuk sekadar dilewatkan. "Astaga, enggak perlu setiap hari juga kali, Sha. Sesempet lo aja, lo kan harus berangkat pagi juga setiap hari. Apalagi lo cukup sibuk hari-harinya, pasti istirahat rasanya enggak cukup banget. Kalau bikinin gue sarapan tiap hari, takut ganggu istirahat lo juga. Tapi kalau lo kasih, gue pasti bahagia banget, Sha. But, gue nggak mau membebani lo ya. Gue enggak mau lo jadi merasa harus buatin gue sarapan tiap saat."
Pipi Alesha memerah, bersemu bukan main mendengar balasan dari pria tampan tersebut. "Iya, Sam. Gue bakalan bawain dan buatin kalau sempet kok."