Arpad kaget saat sesuatu yang dingin menyentuh wajahnya, dia langsung membuka mata dan mendapati Erza sedang duduk di sisi ranjang miliknya.
Erza yang masih memegang baskom berisi air, tertawa melihat reaksi Arpad, "Bangun pemalas. Aku sudah mencubitmu, mengguncang-guncang tubuhmu yang berat, menjambak rambutmu yang kusut tak pernah dicuci berhari-hari, bahkan mencoba mencongkel matamu dengan tusuk gigi. Tetapi kamu tetap saja mendengkur, seperti singa kekenyangan setelah makan seekor kambing."
Arpad menyipitkan matanya, lalu menguceknya sedikit. Setelah itu dia menggeser tubuhnya, duduk dan menyandarkan dirinya di kepala tempat tidur, mencoba mengumpulkan seluruh kesadarannya. Sesaat kemudian dia menatap Adiknya lekat-lekat, "Hey, sejak kapan kamu jadi sadis dan kejam seperti itu? dari mana kamu belajar cara mencongkel mata dengan tusuk gigi?" Arpad asal bicara, mencoba menanggapi perkataan Adiknya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com