webnovel

BUTTERFLY'S ETERNAL LOVE (Bukan Liang Zhu)

Seorang gadis yang bernama Zhiwei mengalami time slip ke zaman dinasti Jin Timur. Dia bersama Shanbo, Yinfeng, dan Yingtai melakukan petualangan untuk mengumpulkan empat perhiasan batu Liang Zhu. Apakah Zhiwei bisa pulang kembali ke masa depan?

Maria_Ispri · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
33 Chs

BAB 5

Zhiwei duduk di sebuah ruang tamu yang luas dan mewah. Dia memandang sekeliling, lalu matanya tertumbuk pada sebuah lukisan keluarga Tuan Shen. Sosok berkumis dan berjenggot tipis itu ayahnya. Perempuan cantik yang ada di sampingnya memakai baju warna kuning gading itu pasti ibu tirinya. Di samping kanan ada seorang lelaki yang lebih tua dari Zhiwei dan seorang perempuan yang masih muda di sebelahnya dengan rambut terurai. Semua terasa canggung bagi Zhiwei, karena tiba-tiba dia memiliki keluarga lain selain keluarga Liang.

"Nona, mari saya antar Anda ke kamar Tuan. Beliau sudah menunggu," ucap seorang laki-laki tua yang memakai jas warna abu-abu.

Zhiwei berdiri lalu mengikuti langkah lelaki tua itu.

"Panggil saja saya Pak Chen. Anda bisa menghubungi saya jika ada yang diperlukan."

Zhiwei mengangguk paham. Mereka menyusuri lorong rumah dan sampai di depan pintu yang tertutup. Pak Chen membukanya, di dalam Zhiwei melihat seorang lelaki yang belum terlalu tua, tapi begitu banyak alat bantu terpasang di tubuhnya. Seorang perempuan memakai blazer hijau emerald dengan sanggul yang elegan ada di sampingnya. Perempuan itu memandang dingin pada Zhiwei dengan matanya yang hanya one eyelid.

"Tuan, Nona Zhiwei sudah datang," ucap Pak Chen.

"Sini ... kemarilah," ucap Tuan Shen sambil memberi kode pada Zhiwei, "biar aku memandang wajahmu," ucap Tuan Shen dengan nada suara lemah.

"Aku pergi dulu," ucap perempuan di samping Tuan Shen lalu beranjak pergi.

Tatapan mata perempuan itu terasa menusuk hati Zhiwei saat pandangan mata mereka bertemu.

Zhiwei mengalihkan perhatiannya pada Tuan Shen lalu berjalan mendekat.

Tangan Tuan Shen mengambil tangan Zhiwei lalu menggenggamnya dalam tangannya yang terasa hangat.

"Kau mirip sekali dengan Ying Yue," ucap Tuan Shen, "maafkan ayah," ucap lelaki itu lalu air mata menetes di ujung matanya.

"Tuan ...," ucap Zhiwei merasa canggung dan kasihan.

Lelaki itu mulai menangis.

"Jangan menangis. Jangan bersedih. Ingat kesehatan Anda," ujar Zhiwei menenangkan sambil memegang tangan Tuan Shen dengan kedua telapak tangannya.

"Namamu Zhiwei? Aku berterima kasih pada keluarga Liang yang sudah membesarkanmu. Jika bukan atas kebaikan Tuan Liang, aku pasti sudah kehilangan dirimu. Aku bersyukur bisa menemukanmu," terang Tuan Shen.

Zhiwei hanya mengangguk.

"Pak Chen siapkan tempat untuk Zhiwei, agar bisa hidup tenang bersamaku di sini," ucap Tuan Shen.

"Tuan ... kupikir aku memerlukan waktu untuk menerima keadaan ini. Izinkan saya tinggal di luar kediaman Shen. Ada kakak Shan Bo yang akan menjagaku, jadi Tuan jangan khawatir. Saya akan sering-sering berkunjung kemari," ucap Zhiwei menolak untuk tinggal.

"Hmm .. baiklah jika begitu yang kau mau. Aku dengar kau berencana kuliah, biar Pak Chen yang akan mengurusi keperluanmu," ucap Tuan Shen.

"Baik Tuan," ucap Pak Chen.

***

Zhiwei duduk di mobil yang membawanya kembali ke apartemen. Dia merenungi hidupnya yang bak cinderela dalam semalam. Tak ada air mata haru yang menetes melihat kondisi ayah kandungnya. Zhiwei sendiri merasa heran. Semua masih seperti mimpi. Jika boleh memilih dia ingin menjadi Zhiwei yang seperti biasanya, bukan menjadi Zhiwei anak keluarga Shen.

Gawainya berbunyi. Tertera nama Shan Bo di layar gawai,

"Ya, ada apa? Aku masih di jalan. Hmm ... aku kesana," ucap Zhiwei lalu menutup panggilan.

"Pak, bisa antar saya ke Kafe PM saja," pinta Zhiwei.

Sang sopir mengangguk lalu membelokkan mobil ke arah tempat Zhiwei kerja.

***

"Yaaah, Nona Cinderela datang," sambut Kak Fang saat Zhiwei sudah masuk.ke dalam Kafe PM.

Zhiwei melihat ada kakaknya juga sedang duduk di hadapan Kak Fang. Zhiwei ikut duduk di samping Shang Bo.

"Bagaimana rasanya menjadi Cinderela?" tanya Shang Bo.

"Aneh. Tiba-tiba aku memiliki keluarga lain. Kau tak melihat bagaimana tatapan ibu tiriku saat melihatku datang. Tatapannya seperti ingin mengulitiku," terang Zhiwei.

"Apa rencanamu selanjutnya?" tanya Kak Fang sambil memberi secangkir teh pada Zhiwei.

"Aku akan tetap di sisi Kak Shang Bo," ucap Zhiwei dengan nada manja sambil memeluk lengan kakaknya.

Lelaki itu hanya tergelak.

"Jangan khawatir, aku akan tetap bersamamu, walau nanti Ying Tai membuangmu," lanjut Zhiwei dengan tatapan polos sambil mengedip-kedipkan mata pada Shan Bo.

"Kamu ini," ucap Shan Bo sambil menyentil dahi Zhiwei.

Shan Bo merasa aneh setelah tahu adiknya selama ini bukan adik kandungnya. Namun dia tak bisa mengabaikan perasaan akrabnya dengan Zhiwei begitu saja. Dia akan tetap menjadi kakak Zhiwei.

"Apa ini? Majalah Shanghai Ecomoda yang baru?" tanya Zhiwei lalu membuka-buka halaman majalah.

Gadis itu membaca setiap halaman majalah mode itu. Matanya tertumbuk pada sebuah berita tentang sebuah kalung perak bermata merah yang akan dipamerkan di sebuah event yang diadakan oleh perusahaan Liang Zhu milik keluarga Zhu.

"Ini ... tak mungkin," gumam Zhiwei yang merasa heran.

"Ada apa?" tanya Shan Bo penasaran.

"Ini lihatlah. Kalung ini bukankah mirip dengan cincin milik ibuku?" tanya Zhiwei sambil menunjukkan cincin yang saat ini ada di jari manisnya.

Shan Bo mengambil alih majalah dan melihat gambar yang ada di berita.

"Apakah kalung dan cincin ini sepasang? Lihat ada motif kupu-kupu di tengah mata merahnya. Memang mirip," ucap Shan Bo juga dengan nada heran.

Pintu kafe terbuka, ada Qixuan masuk menyapa mereka dengan ceria.

"Weiwei lihat ini," ucap Qixuan sambil memamerkan dua buah tiket.

"Tiket apa itu?" tanya Zhiwei lalu mengambil dari tangan Qixuan.

Tiket masuk pameran perhiasan di sebuah kapal pesiar milik keluarga Zhu. Sesuai dengan berita yang ada di majalah mode. Kalung bermata merah yang pernah dilihat oleh Zhiwei dan Qixuan lewat drone itu juga akan dipamerkan di acara mode itu. Zhiwei mengembalikan tiket itu pada Qixuan.

"Sebenarnya aku ...," ucap Zhiwei sambil mengeluarkan sebuah tiket pameran dari dalam tas cangklongnya, "sudah dapat tiket," lanjut Zhiwei.

Qixuan membulatkan matanya. Zhiwei hanya tersenyum lebar. Tiket itu diberi oleh Pak Chen sebelum pamit pulang. Pak Chen meminta Zhiwei untuk hadir di pameran itu bersama dengan anggota keluarga Shen yang lain. Lelaki tua itu menceritakan bahwa kalung perak bermata merah itu sebenarnya milik keluarga Shen. Pak Chen meminta bantuan Zhiwei untuk melobi keluarga Zhu untuk menjual kalung itu kepada keluarga Shen. Kalung itu sangat berharga karena merupakan warisan turun temurun milik keluarga Shen, entah siapa yang telah menjualnya keluar, hingga berakhir di tangan keluarga Zhu.

"Waaah hebat. Darimana kau mendapatkannya?" tanya Qixuan.

"Dia belum tahu siapa Zhiwei sekarang," ucap Shan Bo, "kau tahu, dia telah jadi cinderela dalam semalam. Zhiwei bukan anak keluarga Liang, tapi ..." terang Shang Bo yang belum selesai terinterupsi oleh Qixuan yang menyeret Zhiwei agar duduk menjauh dari Shang Bo.

"Ceritakan!" seru Qixuan lalu mendudukkan Zhiwei di kursi.

Zhiwei menatap Shang Bo yang hanya menaikkan alis lalu meminum tehnya. Kak Fang hanya tersenyum melihat mereka. Zhiwei menceritakan semua dari awal sampai akhir yang hanya direspon dengan ucapan waaa dan wow oleh Qixuan.