webnovel

BUTTERFLY'S ETERNAL LOVE (Bukan Liang Zhu)

Seorang gadis yang bernama Zhiwei mengalami time slip ke zaman dinasti Jin Timur. Dia bersama Shanbo, Yinfeng, dan Yingtai melakukan petualangan untuk mengumpulkan empat perhiasan batu Liang Zhu. Apakah Zhiwei bisa pulang kembali ke masa depan?

Maria_Ispri · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
33 Chs

BAB 26

Zhiwei di antar oleh pelayan menuju ke sebuah kamar tamu yang terletak di komplek belakang toko perhiasan Ruyi. Dengan antusias Zhiwei memandang sekeliling rumah milik Bibi Fang yang luas dan memiliki beberapa bangunan. Tamannya indah dengan kolam buatan di tengahnya.

"Aaah, benar-benar mirip seperti di drama-drama sejarah yang pernah kutonton. Namun aku lebih suka drama romantis daripada drama thriller. Tapi sepertinya saat ini situasiku lebih mirip drama thriller daripada romantis," batin Zhiwei sambil masih mengikuti langkah pelayan yang mengantarnya.

"Silakan Nona, Anda bisa memakai kamar ini selama di sini. Aku akan mengambilkan air hangat dan makanan. Selamat istirahat. Jika ada keperluan, Anda bisa memanggil saya," terang pelayan.

"Terima kasih," ucap Zhiwei sambil tersenyum ramah, "Eh siapa namamu?" tanya Zhiwei.

"Panggil saja saya Xiaoru," jawab gadis pelayan yang bermata sipit dan memiliki senyum yang menawan.

Zhiwei mengangguk. "Terima kasih Xiaoru."

Zhiwei memandang kamar yang berdinding kayu halus. Kamar itu sederhana, hanya ada tempat tidur berkelambu, meja kursi dan dua buah lemari kayu. Zhiwei menaruh buntalan kain yang berisi bajunya di meja, lalu menuju ranjang untuk merebahkan diri. Dia ingat tatapan mata Nyonya Fang terhadapnya. Sepertinya ada yang disembunyikan oleh perempuan itu. Zhiwei ingin menyampaikan kegundahannya pada Shanbo, tapi dia pikir apa yang terjadi hanyalah perasaannya saja.

Shanbo begitu baik padanya. Padahal baru beberapa minggu mengenalnya, namun Zhiwei merasa Shanbo sudah seperti kakaknya. Rasa keadilan lelaki itu sangat tinggi, hingga dia rela mengajak Zhiwei ke Jiankang mencari keluarga dan memecahkan kasusnya. Zhiwei banyak berhutang budi pada Shanbo.

"Kau tinggal saja di sini. Aku pulang dulu, nanti aku akan ke sini lagi menjengukmu. Jangan khawatir, aku sudah berpesan pada bibiku untuk menjagamu," pesan Shanbo saat hendak pergi.

"Apakah aku tak boleh ikut denganmu?" tanya Zhiwei.

Shanbo tersenyum.

"Tak baik seorang perempuan tinggal bersama lelaki asing. Di sini tempat sembunyi yang terbaik untukmu," nasihat Shanbo.

Zhiwei menunduk dengan wajah merengut. Di dunianya sekarang dia hanya mengenal Shanbo dan ibunya. Dia khawatir terjadi apa-apa.

"Aku tak menganggap kau orang asing," gumam Zhiwei.

Shanbo tersenyum.

"Istirahatlah. Aku juga akan melihat keadaan kota dan mencari tahu tentang keluargamu," terang Shanbo.

Zhiwei mengangguk patuh.

"Antar Nona Zhiwei ke kamarnya," ucap Shanbo pada pelayan yang sedari tadi berdiri menunggu untuk diperintah.

Sekarang Zhiwei duduk di tepi ranjang menatap ujung sepatunya. Dia teringat kejadian tadi sore saat dia ditolong lelaki yang mirip dengan Yinfeng. Jika tak melihat penampilannya yang kuno, mungkin Zhiwei akan bersorak gembira karena bertemu dengan Yinfeng yang juga berasal dari masa depan. Namun itu tak mungkin terjadi.

Gadis itu mengeluarkan giok retak milik keluarga Zhu, lalu memperhatikannya.

"Qing Lian. Jadi gadis ini bernama Qing Lian. Siapa sebenarnya dirimu? Apa kedudukanmu dalam keluarga Shen. Apa hubunganmu dengan keluarga Zhu? Mengapa ada orang yang menginginkan kematianmu?" gumam Zhiwei pada dirinya sendiri.

"Baiklah, kita pakai saja nama Qinglian untuk memanggilmu. Namun, apakah tak akan mendatangkan bahaya?" gumam Zhiwei lagi lalu menarik napas panjang.

Gadis itu merebahkan diri di ranjang. Tak lama kemudian kantuk sudah mulai menyerangnya dan akhirnya terlelap.

***

Weiyan bersama Pangzi berjalan masuk ke toko perhiasan Ruyi. Mereka langsung disambut oleh pelayan Nyonya Fang dan diantar menuju ke dalam. Nyonya Fang sudah menunggu kedatangan Weiyan. Pangzi menunggu di luar ruangan.

"Selamat datang. Silakan duduk," sambut Nyonya Fang dengan senyum ramah.

"Terima kasih. Anda terlihat cantik dengan tusuk kundai emas bermata merah itu," puji Weiyan yang mencoba memberikan kesan baik pada Nyonya Fang.

Perempuan itu hanya tertawa kecil.

"Anda memang pintar memuji. Seluruh kota juga tahu kalau Anda juga seorang saudagar yang yang memiliki reputasi baik dan dipercaya oleh yang mulia raja" balas Nyonya Fang memuji Weiyan.

"Mari silakan minum teh," ucap Nyonya Fang sambil menuangkan teh untuk Weiyan setelah lelaki itu duduk di hadapan Nyonya Fang.

Lelaki itu menerima dengan hangat kebaikan sang tuan rumah.

"Aku tak menduga jika dari sekian toko perhiasan di Jiankang, Anda langsung merespon kami secepat ini," ucap Weiyan mengawali obrolan.

"Tuan, ada begitu banyak perhiasan yang indah di Jiankang. Apa yang membuat Anda tertarik untuk mencari perhiasan batu Liang Zhu," tanya Nyonya Fang.

"Aku mendapat informasi bahwa batu ajaib ini berasal dari langit dan dibuat menjadi sebuah perhiasan yang indah oleh Master Wu atas perintah Raja. Aku hanya ingin melihat keindahannya. Apakah benar seperti yang rumor yang beredar? Jika memang Nyonya Fang bisa membantuku, mencari keberadaan batu Liang Zhu kami akan memberikan kompensasi yang besar untuk Anda. Izinkan saya membantu untuk menyelesaikan masalah yang Anda hadapi,"

Nyonya Fang tersenyum.

"Kami akan mencoba membantu Anda mencari keberadaan perhiasan itu. Oleh karena itu aku tak ragu mengundang Anda. Dengan kemampuan dan kekuasaan yang dimiliki keluarga Zhu, kupikir Toko Ruyi akan bisa diselamatkan. Toko ini peninggalan orangtua kami, saat ini, Fang hanya bisa berlutut meminta Tuan Weiyan untuk membantu kami," ucap Nyonya Fang sambil membungkukkan badannya menghormat.

"Jangan sungkan Nyonya. Tak usah seperti itu. Mari silakan kita minum tehnya, " ajak Weiyan meminta Nyonya Fang untuk tidak merendahkan diri sendiri.

Mereka membuat kesepakatan bersama untuk saling membantu. Toko perhiasan Ruyi hampir bangkrut, Nyonya Fang terjerat hutang yang tak sedikit pada renternir. Begitu mendapat kabar bahwa Weiyan mencari perhiasan Batu Liangzhu, Nyonya Fang menggunakan kesempatan ini untuk lepas dari masalah.

Saat Weiyan pergi dari toko Ruyi. Nyonya Feng menatap sinis pada Weiyan.

"Keluarlah! Dia sudah pergi!" seru Nyonya Fang pada sosok yang sedang bersembunyi di balik partisi ruangan.

Sesosok lelaki berambut panjang tak diikat rapi keluar dari persembunyiannya.

"Untuk apa kau sampai merendah seperti itu," ucap lelaki itu.

Nyonya Fang mendekat lalu menyentuh dada lelaki yang memakai baju katun kasar dengan jemari lentiknya.

"Jika ingin bermain peran dalam sebuah drama haruslah totalitas. Jangan setengah-setengah. Tak ada ruginya aku membantu anak muda itu. Tokoku hampir bangkrut. Hanya dia yang mau membantu. Anggap saja sekali lempar. dua burung jatuh tertembak. Tokoku aman, perhiasan batu Liangzhu bisa kita miliki," terang Nyonya Fang sambil tersenyum manis.

"Kau memang rubah licik," ucap lelaki berambut acak-acakan.

"Zhou, kuterima pujianmu. Aku hanya ingin mengembalikan batu Liangzhu pada pemilik sebenarnya," ucap Nyonya Fang.

"Apakah kau masih bermimpi buruk tiap malam?" tanya lelaki yang bernama Zhou sambil memegang tangan Nyonya Fang.

Nyonya Fang mengangguk. Dia selalu bermimpi buruk karena rasa bersalahnya pada seseorang yang pernah dikhianatinya.

"Istirahatlah. Aku akan meminta Xiaouru menyiapkan kamarmu," ucap Nyonya Fang sambil beranjak pergi meninggalkan Zhou.

Lelaki yang jenggotnya tak terurus itu hanya menatap kepergian Nyonya Fang dengan tatapan syahdu. Ada torehan kesedihan di mata perempuan yang dicintainya. Kesedihan yang berubah menjadi mimpi buruk setiap malam.