Ini bahkan sudah hampir jam 10 malam, tapi Bumi masih menatap Tasya yang sudah tertidur telentang, dia menjadi awas dan sering terbangun, tatapan takutnya yang dominan.
Bumi tak sekalipun memejamkan matanya, baskom penuh darah itu juga tak luput dari penglihatannya.
Gigi Tasya bahkan 3 di bagian depan sudah copot sebelum waktunya, besok dia akan membawa wanita itu ke dokter gigi.
Lagi dan lagi Tasya terbangun karena pergerakan Bumi, namun Laki-laki itu selalu mengatakan "tidak apa-apa tidur aja".
Dan ya, tak berselang lama Tasya memejamkan kembali matanya, dia ingin pindah ke gudang yang sudah menjadi kamarnya itu, tapi Bumi menahannya, karena turun dari kasur saja dia tidak bisa apa lagi berjalan menuju kamarnya.
Kalau ditanya apa kah timbul penyesalan di benak laki-laki itu, jawabannya abu-abu, kadang lebih besar rasa benci dari pada sesal.
"Lo kenapa sih Mi, lo siksa anak orang kayak gini" batinnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com