webnovel

Buku Permintaan

Apa yang terjadi dengan Reinkarnasi, tapi tetap berada di lingkungan Modern? Apa yang terjadi jika kita memiliki Buku Permintaan yang mengabulkan satu keinginan tiap satu tahun? Apa yang terjadi bila Dunia ini melegalkan Polygamy? Apa yang terjadi bila Dunia ini karena adanya perang dunia ketiga mengurangi kebudayaan musik dan film? Ikuti kisah Samael Duodere, seorang reinkarnator yang memaksakan hidupnya ke jalan bergelimang harta tahta, dan wanita ini! -------------- Peringatan: unsur disini ada Incest dengan ibu atau bahkan mungkin adik perempuannya. jika kalian tidak suka harem besar dan Incest, jangan baca ini.

Yuuya3 · Urbain
Pas assez d’évaluations
721 Chs

Badut

Mendengar kata-kata Raja Tua ini, wajah Samael benar-benar tidak bisa berkata-kata.

Dengan gerakan mengelus pelipisnya sembari menghela nafas, dia berkata: "Yang Mulia, apa kau yakin itu tantangan?"

"Itu sama saja dengan merusak Negara dalam arti yang lain kau tahu?"

Raja Tua hanya berkata sembari menatap kosong ke atas, "Duke, sudah kubilang, waktuku sudah habis..."

"Uhuk uhuk...Huhh, kau mungkin berpikir, ini semua salahku bukan?"

Samael membuka mulutnya sejenak, tapi tidak mengatakan apapun kecuali mengangguk diam.

Lagipula, bahkan jika itu bukan anak dari Permaisuri, itu masih anakmu, itu masih pangeran resmi bukan?

Lalu apa masalahnya memilih satu diantara keduanya?

Raja Tua seolah mengerti pemikiran ini segera berkata, "Sepertinya kau mengakuinya?"

"Tapi, uhuk...Ahh, aku tidak mau garis darah asli kerajaanku terputus oleh anak-anak bodoh itu!"

"....Yang Mulia tahu itu semua?" Samael mengerutkan keningnya.

"Uhuk, Yaa, apa yang tidak kutahu? Jangan berpikir.....aku tidak tahu, kelakuan dua anak bodoh itu!"

Samael juga tahu keburukan dua anak bodoh itu dan bertanya dengan lirih, "Lalu kenapa tidak ada tindakan?"

"....Dia daging darahku sendiri, Duke."

"...."

Raja Tua tiba-tiba mencoba duduk dengan menggerakkan dirinya sendiri, tapi pada akhirnya Samael membantunya.

Dengan menyenderkan punggungnya pada dinding kasur, Raja Tua berkata: "Duke Duodere, ini perintah terakhir serta permintaan terakhirku."

"Keluargamu...Adalah Inggris itu sendiri!"

Samael menatap mata keruh namun tegas orang tua di depannya sebelum akhirnya dia berdiri dan berlutut satu kaki dengan lembut disana.

"Atas nama Duodere, Yang Mulia, perintahmu akan saya lakukan bahkan jika itu harus meruntuhkan beberapa pondasi kami!"

"...Terima kasih."

Raja Tua menutup matanya dan nafasnya menjadi tenang saat mendengar kata-kata kepastian dari Samael.

Seolah hal yang menyangkut di hatinya sudah tersingkir dan semuanya berjalan sesuai dengan apa yang dia inginkan!

Samael berdiri dan dengan langkah tenang tanpa ada suara, dia berjalan keluar dari ruangan itu.

Clack...

Saat pintu tertutup dengan lembut, kedua tangan Samael langsung dipegang oleh tangan halus.

"Duke, Yang Mulia..."

Melihat Yang Mulia Ratu cantik dan menggoda di depannya, Samael berpikir sejenak...

Bagaimana Raja Tua itu merebut hati Ratu ini dulu?

Bahkan meski ada Buff Lancelot padanya yang merupakan serangan pasif AOE, Ratu ini masih terlihat sedikit menjaga rasa sayangnya pada Raja Tua itu...

Raja Tua, kau tidak main jampi-jampi, kan?

"Duke?"

Samael segera terbangun dan menggelengkan kepalanya, "Ratu, biarkan Yang Mulia tenang dulu."

"Meski keadannya terkadang masih buruk, tadi, pembicaraan kami tadi berlangsung dengan sedikit batuk~"

"Yang Mulia hanya perlu tenang."

Yang Mulia Ratu menghela nafas lega dan menoleh ke dokter disana, "Kalian tetap pantau Yang Mulia dan berikan yang terbaik untuknya!"

"Sesuai perintah Anda!"

Yang Mulia Ratu mengangguk dan menatap Samael dengan lembut, "Jadi Duke, apakah ada waktu untuk minum teh denganku?"

"???"

Samael ingin berteriak saat ini, ternyata Buff Lancelot masih terlalu OP!

Dia ingin menarik kata-katanya tadi!

Sayangnya Sophie saat ini tiba-tiba meraih lengan Samael dan berkata dengan agak canggung: "Ratu, bukankah itu tidak, pantas?"

"Fufufu~ Sophie, jika kau takut Duke mu kuculik, kau juga bisa ikut oke?"

"Eh? Benarkah?"

Melihat wajah kosong Sophie, Samael dan Freya ingin menepuk dahinya!

Benar saja, gadis ini masih kurang sosialisasi!

Jelas Ratu tadi tidak menganggapmu oke? Dia hanya menggunakanmu sebagai sampingan!

Tujuannya masih jelas dan itu adalah aku!

Sudut bibir Samael berkedut sejenak sebelum akhirnya dia mengelus tangan Ratu dan berkata sopan: "Yang Mulia Ratu, jika ada kesempatan..."

"Bukankah sekarang ada kesempatan? Ini hari pertama Duke ke istana bukan? Aku bisa mengajakmu!"

"...Benar, aku juga ingin melihat istana Tuanku!"

Melihat Sophie membantunya, mata Yang Mulia Ratu agak bersinar tapi sedikit senyuman menghina terlihat di wajahnya selama 1 detik!

"Baiklah, kalau begitu ayo pergi. Ini masih pagi, dan tidak ada salahnya minum teh sekarang."

Bukannya Samael tidak mau pergi atau apa, tapi percakapan tadi hanyalah sebuah formalitas.

Lihat bukan, bangsawan itu selalu berakting bahkan dalam kehidupan sehari-hari!

Karena itu dulu Samael pernah mengatakan kalau Tivania bisa langsung menjadi aktris top jika tidak ada larangan khusus bangsawan di Dunia~

Samael, Sophie, Ratu Victoria, Freya, dan pelayan lainnya akhirnya pergi dibawah bimbingan Ratu Victoria.

Di perjalanan, mereka tiba-tiba berhenti di persimpangan tangga menuju lantai bawah, karena di depan mereka terlihat seorang remaja yang terlihat....

Seperti badut!

Benar-benar seperti badut oke, bukan metafora!

Rambutnya keriting, perutnya yang bulat bahkan membuat bajunya akan meledak, wajahnya di dandani terlalu putih, dan mata serta hidungnya terlihat merah yang kemungkinan karena alkohol!

Tidak perlu ditanyakan lagi, orang di depannya pastinya orang paling bodoh, memalukan, keras kepala, dan lelucon Keluarga Kerajaan!

Pangeran Kedelapan, Charles Albert David!

"Siapa kau, menghalangi jalan!"

Ratu Victoria tanpa ragu berdiri di depan Samael, dan dengan mata merendahkan dia. berkata: "Pangeran Kedelapan, apakah kau tidak tahu siapa diriku ini?!"

"Huh! Hanya pelacur bodoh!"

Dengan warna jijik namun serakah, Charles berkata: "Siapa yang tidak tahu ini, Ratu? Bah Bah, kau hanyalah pelacur!"

"Kenapa? Marah? Bagaimana jika ikut ke kamarku sekarang! Aku yakin kau masih berguna disana!"

"Pangeran Kedelapan! Kau sudah terlalu jauh !!!" Ratu Victoria segera berteriak marah!

Melihat ini, Freya diam-diam berbisik ke telinga Samael: "Dikatakan bahwa Ratu Victoria dan Selir Charlotte memiliki banyak masalah."

"Tuan Duke, Selir Charlotte adalah Selir favorit Yang Mulia."

"Aku tahu oke, menjadi kutu buku kemarin tidak sia-sia~"

"Tapi tidak kusangka bahwa anak Selir Charlotte akan menjadi sebodoh ini. Bahkan anjing keluargaku lebih pintar darinya."

"Paling tidak, dia masih tahu untuk tidak menggonggong pada bangsawan lain yang berkunjung ke rumah." Meski dia berbisik, Samael sejujurnya sedikit menaikkan nadanya.

Bahkan beberapa ksatria dan pelayan disana terkejut mendengarnya!

Benar-benar berani!

"Bajingan! Aku mendengarmu! Siapa kau berani mengatakan hal bodoh seperti itu pada pangeran ini?!" badut itu tiba-tiba meledak!

"Duke..."

"Apa, tidak bolehkah aku?" Samael tertawa tanpa rasa takut sembari mengelus diam-diam lengan Ratu yang ingin mengatakan sesuatu.

Wajah Ratu sedikit memerah tapi dia masih mempertahankan wajah khawatirnya!

Di sisi lain, Pangeran Kedelapan sepertinya memang sesuai reputasinya dan berteriak: "Tentu saja tidak boleh!"

"Namaku adalah yang terhormat! Bahkan Ibuku selalu mengingatkanku seperti itu!"

Melihat badut sombong ini, Samael hanya berjalan menuju ksatria disana dan berkata: "Begitukah?"

"Itu artinya kau terlalu bodoh untuk senang karena ucapan omong kosong itu."

"Apa?! Aku adalah Pangeran Kedelapan, siapa kau berani seperti itu padaku !!!"

"Ksatria! Ksatria! Potong semua tangan dan kakinya lalu penggal kepalanya di depan umum sebelum akhirnya diberikan ke babi-babi di peternakan !!!!"

Samael menggelengkan kepalanya, lalu mengambil pedang ksatria acak itu dengan lihai dan dengan gerakan sesaat, sosoknya langsung muncul di depan badut itu dengan pedang itu ada di lehernya!

"Kau! Kau..." Pangeran Kedelapan tidak bisa berkata-kata!

"Kau apa?" Samael masih bertanya dengan rendah, "Apa kau masih ingin mengatakan, aku adalah Pangeran Kedelapan sehingga itu akan membuatku takut?"

"Maka sayang sekali Pangeran...Keluarga kami selalu menjadi sumber keseimbangan Inggris!"

"Kau! Tidak mungkin, Keluarga itu..."

Dengan sudut mulutnya yang terbelah ke atas, wajah tampan Samael menunjukkan sedikit ejekan dan kesenangan.

"Sudahkah otakmu berpikir? Selamat~"

"Juga perkenalkan, Namaku Samael Duodere, Duke Keluarga Duodere saat ini!"

"Pangeran Kedelapan, apakah kau tahu arti memarahiku seperti tadi? Apakah kau ingat hukum tertinggi di Kerajaan?"

Dengan senyuman yang melebar dan sedikit bengkok, Samael berkata dengan keras: "Hukum tertinggi Kerajaan Inggris!"

"Raja mengatur dan mengelola seluruh Inggris, dan Keluarga Duodere menjaga keseimbangan Kerajaan dengan menjadi Pedang dan Perisai terkuatnya !!!"

"Raja dan Keluarga Duodere adalah kesatuan, dan tidak dapat diganggu gugat !!!"

"Pangeran Kedelapan, kau telah melawan salah satu dari dua Hukum Tertinggi ini, bagaimana?"

"Mau apa? Ayolah, berteriak lagi."

"Atau begini saja~ Biarkan aku melihatmu menjadi badut sekali lagi?"