Ivan duduk menghadap bagian depan pesawat, kedua lututnya nyaris bersentuhan dengan lutut Martha Tristin. Dia memperhatikan si pilot memeriksa sebuah daftar sementara mereka pelan-pelan bergerak menjauhi landasan pacu. Eijun, Martha Tristin, dan Misaki semuanya enelepon, dan Ivan bertanya-tanya dalam hati, bagaimana mereka bisa menjalin percakapan di tengah-tengah kebisingan. Di ujung landasan pacu, King Air itu menambah kecepatan dan mengarah ke barat. Si pilot menggenjot mesing, pesawat itu semakin berguncang seolah-olah mau meledak, lalu si pilot berteriak, "Pegangan," dan melepas rem. Mereka tersentak ke depan, dan keempat penumpang itu memejamkan mata. Dalam hitungan detik, mereka telah mengudara. Roda-roda pendaratan terlipat masuk dengan suara berdebum, namun Ivan sama sekali tidak punya gagasan apa yang didengarnya. Dalam keterburu-buruan itu, dia baru menyadari kalau dia tidak pernah terbang dengan pesawat terbang kecil sebelum ini.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com