Reisya dan Zahra tiba di rumah pukul 6 sore, mereka bersantai sejenak di ruang tengah sambil duduk bersandar di sofa. Suara helaan nafas terdengar dari bibir Reisya, membuat Zahra menoleh pada teman baiknya itu.
"Ada apa? Sepertinya kau sedang tidak tenang sekarang," tanya Zahra sambil menatap Reisya heran.
"Hanya sedikit kesal, kenapa wanita itu selalu saja mencari masalah denganku? Padahal aku sudah diam, dan tidak lagi memperdulikan dia. Kali ini dia mengancam kenyamanan karyawanku, bahkan butik juga jadi korban kebohongannya. Benar-benar menyebalkan, bikin aku emosi saja!" ungkap Reisya dengan wajah menahan emosi yang siap meledak.
"Memang menyebalkan, aku pun merasakan kekesalan yang sama. Satu-satunya cara agar dia diam ya mengalahkannya, tapi bagaimana mengalahkannya?" balas Zahra ikut-ikutan menghela nafas panjang.
"Aku sudah punya cara, tapi belum bisa aku katakan karna belum pasti. Nanti saat semuanya jelas baru aku beritahu kamu," Jawab Reisya dengan senyum tipisnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com