"kak, jangan seperti ini! Aku malu," jawab Adisty sambil memunggungi Fasya.
Fasya tersenyum lebar, lalu ia pun menarik Adisty hingga tubuh gadis itu membentur tubuhnya.
"Kenapa malu? Kan sudah sah," goda Fasya lagi pada sang istri.
"Kak!" balas Adisty dengan ekspresi kesalnya.
Fasya terkekeh melihat wajah Adisty yang semakin merona, lalu Fasya merapikan helaian rambut gadis itu yang menutupi wajah cantiknya. Adisty terpaku, tatapannya tidak bisa lepas dari ketampanan sang suami yang luar biasa itu. Sedangkan Fasya, ia mulai menyentuh pipi Adisty dan membelainya pelan.
Keduanya seperti tersengat aliran listrik kecil saat kulit mereka bersentuhan, namun bukannya berhenti Fasya justru melanjutkan belaiannya hingga ke bibir Adisty yang terpoles lipstik. Fasya menelan salivanya sudah payah saat melihat bibir Adisty, lalu ia menatap Adisty dan meminta izin untuk mencium istrinya itu.
"Bolehkah aku menciummu?" izin Fasya pasa Adisty.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com