webnovel

Bukan Salah Rasa

Kisah anak-anak remaja yang beranjak dewasa, dimana masing-masing dari mereka memiliki masalah hidupnya masing-masing. Refan, Reisya, Ruri, Simon, Miko, Zahra, Nando, Nindy, Lucy, dan Gavin. Mereka semua memiliki kisah hidupnya masing-masing, dimana ego dan perasaan menjadi landasan dari sebuah perubahan besar dalam hidup mereka. Di saat hati sudah menguasai, apakah logika bisa melawannya? Baik sadar atau tidak, nyatanya perasaan lah yang selalu menang atas perdebatannya dengan ego. Anak muda adalah awal dari kisah mereka, setelah beranjak dewasa barulah mereka mengerti arti perasaan yang sebenarnya. Lalu jika masalah terjadi di antara kehidupan mereka, apakah rasa itu ikut bersalah? Hati seseorang tidak bisa di tentukan oleh kehendak orang lain, karna kekuasaan sepenuhnya ada pada si pemilik hati sendiri. Apakah ia menerima perasaan itu, atau malah membuang. ( Mengandung beberapa part 21+)

SA_20 · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
280 Chs

Hubungan

"k-kak Miko, bisa lepaskan tangan aku?" Pinta Zahra dengan tatapan gugupnya.

Miko masih menampilkan seringainya, sambil menggenggam tangan Zahra yang mencoba kabur setelah apa yang terjadi. Bahkan kini Reisya dan Refan pasti berpikir Miko yang memulainya, padahal nyatanya Zahra lah dalang di balik semua itu.

"Tidak sebelum kamu menuntaskan yang belum selesai, kamu pasti mengerti maksudku kan?" Jawab Miko dengan wajah santainya.

"Ta-tapi aku ada pekerjaan yang belum selesai, ja-jadi harus di selesaikan sekarang." Balas Zahra sedikit berbohong.

"Masa? Bukankah tadi Reisya berkata kalian senggang sampai jam makan siang?" Tekan Miko dengan seringai yang semakin lebar.

Degh...

Zahra meneguk salivanya sulit, jika seperti itu bukankah artinya Zahra sudah ketahuan berbohong? Lalu sekarang ia harus bagaimana, agar bis kabur dari Miko?

"Ah itu.. anu.." balas Zahra bingung harus jawab apa.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com