webnovel

Bukan Salah Rasa

Kisah anak-anak remaja yang beranjak dewasa, dimana masing-masing dari mereka memiliki masalah hidupnya masing-masing. Refan, Reisya, Ruri, Simon, Miko, Zahra, Nando, Nindy, Lucy, dan Gavin. Mereka semua memiliki kisah hidupnya masing-masing, dimana ego dan perasaan menjadi landasan dari sebuah perubahan besar dalam hidup mereka. Di saat hati sudah menguasai, apakah logika bisa melawannya? Baik sadar atau tidak, nyatanya perasaan lah yang selalu menang atas perdebatannya dengan ego. Anak muda adalah awal dari kisah mereka, setelah beranjak dewasa barulah mereka mengerti arti perasaan yang sebenarnya. Lalu jika masalah terjadi di antara kehidupan mereka, apakah rasa itu ikut bersalah? Hati seseorang tidak bisa di tentukan oleh kehendak orang lain, karna kekuasaan sepenuhnya ada pada si pemilik hati sendiri. Apakah ia menerima perasaan itu, atau malah membuang. ( Mengandung beberapa part 21+)

SA_20 · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
280 Chs

Candaan Serius

Hari mulai sore, sebagian anak-anak SMA itu mulai pamit. Dimulai dari Doni dan Nino, lalu Zaco dan Mira, sedangkan Andre masih menunggu orang tuanya yang belum juga selesai mengobrol dengan orang tua Fasya juga Syafa.

"Guys, gw pulang duluan ya? Sudah sore nih," pamit Doni pada semua teman-temannya.

"Iya, kalau lebih lama lagi orang tua gw pasti khawatir. Gak apa kan kalau gw duluan?" lanjut Nino menjelaskan alasannya.

"Iya gak apa, kita juga udah selesai kok pesta pizzanya. Udah abis 3 box kan tuh," jawab Fasya dengan senyum miring.

"Iya nih, Nino paling banyak makan. Emang rakus dasar," sambung Syafa sambil meledek Nino.

"Dih, kok gw doang yang di salahin? Mira juga makan banyak tuh!" jawab Nino tidak terima.

"Apa sih, kok nama gw di bawa-bawa? Lo tuh makannya kayak orang kelaparan," protes Mira langsung.

"Lo juga sama ya? Gak usah nyalahin orang," balas Nino tidak mau kalah.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com