webnovel

Masih Suci

"Pimp Pimp !"

Suara klakson mobil mengalihkan perhatian Mila dan Sinta yang sedang asyik berbincang di dalam kafe saat itu. Mereka lalu mendekati mobil yang terparkir di depan kafe.

Bara keluar dari kursi kemudi dan menunjukkan kunci mobilnya pada mereka berdua. Membuat Mila dan Sinta terkejut melihatnya. Baru beberapa minggu yang lalu Sinta menyuruhnya membeli mobil, dan kini Bara benar-benar membelinya.

"Aku cuma mampu beli yang begini. Bukan mobil mewah kayak punya pak Vian," ucap Bara merendah sambil menyentuh mobil jeep wrangler sport berwarna merah yang belum lama ini dia beli.

Bara membelinya bekas milik seseorang melalui kenalannya. Setelah lama berpikir akhirnya dia memutuskan untuk membelinya.

"Hei, ini bagus tahu. Keren!" puji Sinta. Ia lalu mengelilingi mobil itu, dan kembali pada Bara.

"Gimana kalau kita coba keliling sebentar? Mumpung kafenya belum buka," usul Sinta.

"Boleh, tapi satu puteran aja ya," sahut Mila.

Sinta langsung melompat senang. Dia menuju kursi depan, namun dengan cepat Bara menghalanginya dan menarik tangan Mila untuk duduk di depan.

"Ah iya! Aku hampir ngelupain Jaehyuk. Kita juga harus ajak dia." Sinta lalu kembali ke dalam kafe untuk mememui Jaehyuk yang saat itu sedang mengelap gelas.

Mila dan Bara bertemu pandang saat sudah duduk di dalam mobil.

"Hemm, mobil yang bagus," ucap Mila basa-basi.

"Makasih. Aku beli ini supaya kita bisa jalan-jalan berdua. Apa kamu mau?"

"Iya, aku mau." Jawaban yang keluar dari mulut Mila membuat dirinya terkejut sendiri. Bagaimana bisa dia semakin tampak murahan di depan Bara? Dia selalu tidak bisa menolak perkataan lelaki itu.

Sementara itu SInta menghampiri Jaehyuk yang bergeming sambil mengelap satu per satu gelas.

"Jaehyuk! Apa kamu mau jalan-jalan sebentar pakai mobil baru Bara?" tawar Sinta.

Jaehyuk melirik ke arah luar dan terlihat mobil milik Bara. Kemudian dia kembali lagi pada Sinta yang menanti jawabannya.

"Enggak. Kalian aja," jawab Jaehyuk sambil menggeleng dan tersenyum.

"Kenapa? Sebentar aja kok."

"Kalian seneng-seneng aja sebentar. Aku mesti nyelesaiin ini."

"Kamu bikin aku kelihatan kayak rekan kerja yang jahat. Kalau begitu aku juga gak ikut ah. Aku mau nemenin kamu aja. Tunggu bentar ya, aku bilang dulu ke mereka," kata Sinta lemah lalu berjalan kembali ke depan.

"Mana Jaehyuk?" tanya Mila ketika Sinta kembali tanpa Jaehyuk.

"Dia gak mau ikut. Sebagai kekasih yang baik aku bakalan nemenin di kafe."

"Sayang banget. Kalau begitu..." Ucapan Mila terhenti saat Sinta kembali menutup pintu mobil yang sebelumnya sempat Mila buka.

"Kalian pergi aja berdua. Masih ada 30 menit sebelum kafe buka. Bara aku titip Mila ya. Kayaknya dia butuh menghirup udara segar," ucap Sinta.

"Oke, serahin aja ke aku," sahut Bara sambil tersenyum pada Sinta.

Tanpa menunggu waktu lama Bara menyalakan mobilnya dan keluar dari area kafe. Sinta hanya melambaikan tangannya dan melihat kepergian mereka.

"Padahal aku juga pengen naik," gumam Sinta nampak sedih.

"Kita mau ke mana?" tanya Mila saat mobil Bara sudah menjauh dari kafe.

"Ke mana ya? Aku juga gak tahu mau bawa kamu ke mana," jawab Bara sambil tersenyum tipis.

Tidak lama mobil Bara berhenti di halaman sebuah sekolah dasar yang sudah tak terpakai. Hal itu terlihat karena bangunannya sudah nampak tua dan tidak terurus. Meskipun berada di tengah kota, namun sekolah itu nampak seperti ditinggalkan.

"Sekolah dasar? Kenapa kita ke sini?" tanya Mila penasaran.

"Karena di sini banyak pepohonan. Aku dengar tadi kamu butuh udara segar."

"Tapi kenapa ke sini? Di taman juga banyak pohon."

"Sebenarnya ini dulu sekolahku," lirih Bara.

"Oh ya? Ah jadi kamu mau nostalgia. Aku juga kangen sekolahku."

"Sebenarnya gak ada yang aku kangenin dari sekolah ini. Banyak kenangan buruk waktu itu."

"Kenapa?" tanya Mila. Dia melihat wajah murung Bara. Meskipun ia menjalin hubungan terlarang dengannya tapi ia tak banyak tahu mengenai lelaki itu.

JEDER!

Tiba-tiba suara petir menyambar. Lalu di ikuti hujan yang langsung deras. Mila melihat hujan yang turun ke kaca mobil. Seketika Bara menangkup pipi Mila dan membawa matanya lagi padanya.

Jantung Mila lagi-lagi berdegup kencang karena perlakuan Bara. Jari-jari lelaki itu terasa hangat menyentuh kulitnya. Bibirnya menangkap bibir Mila dan mengulumnya perlahan. Mambuat Mila memejamkan matanya ketika Bara membawanya semakin dalam kehangatan yang mereka ciptakan.

Tangan Bara meraih tuas kursi dan menariknya membuat kursi Mila tertarik ke belakang. Tangannya lalu kembali pada kepala Mila dan mengelus rambut wanita itu tanpa melepaskan pagutannya.

Tangannya kini menuju kerah kemeja Mila kemudian turun melalui kancing-kancing dan membukanya satu per satu.

Seolah sudah terbuai dengan seluruh sentuhan Bara. Mila membiarkan dirinya pasrah dengan segala yang di lakukan Bara. Lelaki itu berhasil melepas semua yang menghalangi tubuh Mila tanpa melepaskan bibirnya dari bibir wanita itu.

Mila memalingkan wajahnya yang malu setelah Bara melepaskan pagutannya.

"Kenapa? Aku gak akan memaksamu kalau kamu gak mau ngelakuinnya," suara Bara terdengar parau.

Mila memandang wajah Bara. Ia tahu jika sekarang lelaki itu sedang menginginkannya. Dan ia sendiri juga menginginkan sentuhan Bara lebih jauh lagi. Tanpa menjawab pertanyaan Bara, Mila melingkarkan tangannya pada leher Bara dan mengecup bibirnya.

Mendapat lampu hijau dari Mila, Bara membalas kecupan Mila. Tangannya kini dengan berani bermain di sekujur tubuh wanita itu dari bawah hingga atas membuat Mila semakin lepas kendali menikmatinya.

Dengan cepat Bara melepas seluruh pakaiannya dan menyatukan tubuhnya dengan tubuh Mila. Wanita itu tampak kesakitan ketika Bara kesulitan menerobos dinding kehormatan Mila. Dengan tekanan yang lebih keras, akhirnya milik Bara berhasil menembus pertahanan Mila.

***

Bara menoleh ke arah Mila yang sudah duduk memandang kosong ke arah depan. Ia tidak menyangka jika selama ini Mila masih suci. Dia tahu jika wanita itu tidak bahagia dengan pernikahannya, tapi ia sama sekali tidak mengira jika Mila belum pernah melakukan hal itu dengan suaminya.

"Apa kamu nyesel?" tanya Bara pada akhirnya.

"Heh, emm enggak," jawab Mila sambil tersenyum tipis.

"Maafin aku," ucap Bara penuh penyesalan.

"Jangan minta maaf begitu. Hal itu bikin aku jadi gak nyaman. Kita ngelakuinnya atas dasar saling suka. Jadi gak perlu ada yang menyesal."

Bara mengecup pipi Mila, dan menggenggam tangan wanita itu.

"Aku bakalan selalu ada buat kamu. Jadi jangan khawatir," ucap Bara yang dibalas anggukan oleh Mila.

Kini mereka berdua kembali ke kafe karena sudah melewatkan jam buka. Entah alasan apa yang akan mereka gunakan pada Sinta dan Jaehyuk. Mungkin untuk Sinta mereka tidak perlu ambil pusing. Tetapi Jaehyuk, mengingat jika lelaki itu sudah mengetahui hubungan antara Mila dan Bara. Mungkin dia tidak akan semudah itu percaya pada alasan mereka.