"Ayo kita periksakan luka kamu sekarang juga."
Sarah bergeming. Dia membiarkan Endra memakaikan kemeja dengan sangat perlahan. Kontras sekali dengan kemarahan dan keputusasaan yang Sarah lihat di dalam bola mata Endra.
Apa yang Sarah pikirkan sebelumnya? Kenapa dia sempat-sempatnya memikirkan soal rasa malu karena akan setengah telanjang di depan Endra. Sementara di pikiran Endra hanya ada penyesalan dan rasa bersalah yang sedari awal sudah Sarah prediksikan?
Bahkan akibat berkumpulnya perasaan itu, sampai-sampai membuat emosi Endra jadi berantakan. Sarah bisa menyadarinya dengan jelas. Dari cara Endra bicara, dari ekspresi wajah Endra yang sekeras batu, juga dari helaan napas Endra yang begitu berat, Sarah bisa menyadari semua itu. Prioritas utama yang ada di pikiran Endra saat ini pastilah bagaimana caranya membuat luka Sarah sembuh secepat mungkin.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com