Sarah tertegun. Mengamati wajah Endra yang sedang tertunduk di depannya. Dia hampir putus asa melihat Endra bersedih seperti itu, meski pada kenyataannya dirinyalah yang lebih berhak untuk bersedih. Tapi Sarah menepis perasaan mengambang itu dengan kembali berkata. "Karena kejadian itu memang menyedihkan, aku nggak suka menceritakannya pada siapapun. Tapi saat itu, aku udah telanjur nyeritain sama kamu. Jadi aku pikir, itu akan menjadi rahasia kita."
Endra mengangkat wajahnya dan menatap Sarah lurus-lurus, tapi mulutnya tidak mengeluarkan suara apapun.
"Tapi, entah dengan alasan apa, kamu malah nyeritain semuanya sama Asti. Sampe akhirnya Asti tahu soal laki-laki brengsek yang udah ngerenggut semua kebahagiaan yang aku miliki."
Endra mengangkat satu jarinya dan diletakkan di bibir Sarah. "Sarah nggak boleh ngomong kasar, nanti Ibu bisa marah lho. Selain itu, Endra juga nggak suka istri Endra ngomong kasar begitu."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com