webnovel

Bukan Hanya Aku

Kata-kata manis yang selama ini aku dengar membuat ku mabuk kepayang parasnya yang tak terbantahkan membuatku selalu teringat padanya hampir tak ada cacat yang kulihat pada dirinya. Tapi ternyata....

Chocolatte_Latt3 · Urbain
Pas assez d’évaluations
10 Chs

Bukan Hanya Aku

Waktu menunjukan pukul 11 malam tapi aku masih berada di depan minimarket yang berada di dekat rumahku. Untungnya minimarket ini buka 24 jam, pegawai disana melihatku dengan khawatir. Karena aku masih saja termenung setelah Adwin pulang. Aku hanya tak bisa berpikir jernih apa aku harus senang atau aku harus sedih setelah mendengar cerita Adwin padaku. Adwin bilang Lucas sudah menyukai ku bahkan sebelum kami saling berbicara bagaimana bisa ? Dia kan sakit mana mungkin dia langsung suka padaku. Adwin yang selama ini ada di sampingnya saja hanya Lucas manfaatkan, bagaimana mungkin aku orang yang baru beberapa bulan dia kenal bisa membuatnya jatuh hati. Dan lagi hal apa yang bisa membuatnya jatuh hati padaku ? Aku benar-benar ingin mendengarnya langsung dari Lucas lagi pula Adwin sudah memberi alamat rumah Lucas padaku. Akan ku pastikan besok aku harus bertemu dengannya dan menanyakan langsung kebenarannya. Dan juga aku merindukannya walau ada kemungkinan dia berkata kejam padaku aku tetap ingin menemuinya. Malam ini terasa begitu panjang, aku terus saja memikirkan bagaimana aku harus menghadapi Lucas nanti.

-------------

Pagi hari di kantor entah apa yang sedang terjadi kepada para teman sekantorku mereka datang pagi-pagi sekali. Karena biasanya mereka datang ketika jam masuk kantor tapi pagi ini mereka datang tepat waktu

"Baru nyampe Mel"

"Iya baru nyampe, Liss tumben banget lo udah dateng pagi-pagi gini"

"Hmmp sebenarnya aku juga nggak mau dateng pagi-pagi gini tapi... haa..."

"Kenapa Sih Liss?"

"Lo liat sendiri gih kemeja kerja lo Mel" karena Lisa menyuruhku untuk pergi ke meja kerjaku perasaan ini mulai muncul. Jatung berdebar kencang telapak tangan mulai dingin dan juga berkeringat, benar saja saat ku lihat meja kerjaku yang sudah di penuhi berkas yang harus ku kerjakan.

"Haa gue kira tadi gue jatuh cinta karena terus aja deg-degan tahunya, kayak gini"

"Gimna Mel udah siap untuk lembur?"

"Hmmp gimana iya Liss kalo gue bilang nggak siap lo mau gantiin gitu ?"

"Oh udah jelaskan jawabannya, pasti tidak. Selamat bekerja, semangat!!!" Semua teman sekantor yang mendengar obrolanku dan Lisa tertawa. Padahal aku kira hari ini kerjaan akan sedikit berkurang karena kemarinkan sudah bekerja lembur selama beberapa hari terakhir, tahunya masih harus lembur juga. Dengan segera aku kerjakan semua berkas yang ada di meja kalau di biarkan pasti kerjaan akan semakin menumpuk. Benar saja baru juga aku merasa lega karena kerjaan ku sudah beres tapi pekerjaan lain sudah datang lagi. Dan bila pekerjaa  sedang banyak selalu saja banyak cobaan yang menimpa di detik-detik akhir saat menyelesaikan tugas. Baik itu cobaan saat mengeprint berkas atau saat mengirim fax selalu saja ada gangguan. Dan yang paling parah adalah ketika pekerjaan hampir beres tiba-tiba saja komputer yang kami gunakan mati. Benar-benar ajaib bukan ? Iya beginilah nasib para karyawan kantor yang terkadang atasan kami tak perduli. Yang mereka perdulikan pejerjaan kami harus rapi bagus dan beres tepat waktu. Rasanya sudah mau meledak kepala ini, untungnya pekerjaan yang tak henti-hentinya itu dapat ku selesaikan jadi aku bisa menikmati jam istirahatku dengan tenang. Ku lihat salah satu seniorku menyelinap ke luar kantor untuk istirahat. Aku ikut saja menyelinap ke luar kantor, karena perutku juga sudah tak kuasa ingin menerima asupan makanan. Akhirnya aku berhasil ke luar kantor, ku lihat seniorku tadi sudah siap-siap menyantap makanannya

"Ohh gini ternyata iya mba ninggalin aku, bukannya nungguin yang lain malah duluan makan" mendengar aku menegurnya seniorku langsung saja tertawa

"Eh Mela sini, aku udah nggak kuat pengen makan"

"Iya aku juga mau pesen dulu" aku kemudian pergi untuk memesan makanan tak berapa lama akunpun kembali ke kursi tempat seniorku duduk tadi

"Ihh kok mba curang sih udah abis aja, terus aku makannya sendirian dong"

"Yaelah Mel di tungguin kok sama aku tenang aja, lagian kamu tuh lama aku kan udah nggak kuat lapar makannya aku kabur"

"Ohhh mba kabur rupanya"

"Iya lah kabur, aku udah beres kerjanya kalo nungguin yang lain di dalem yang ada aku nggak bakalan istirahat makan. Orang mereka kerja nya lelet"

"Yeuh mba kan nggak ngprint sama kirim fax, kalo mba yang ngprint kerasa deh"

"Emang kenapa tuh mesin printnya ?"

"Nggak kenapa-kenapa cuman kadang eror terus erornya di saat-saat genting lagi, makannya mereka nggak beres-beres"

"Oh gitu kasian juga iya, aku kira mereka kerjanya yang lelet. Terus kamu kok udah keluar ? Ahh pasti kerja nya belum beres tapi maksa pengen keluar karena laper"

"Nggak dong, kerjaan aku udah beres. Aku kan pinter makannya bisa cepet kerjanya"

"Hmmmp dasar" kami akhirnya mengobrol dan bercanda untuk menghabiskan waktu istirahat. Untuk sesaat aku lupa tentang Lucas, ternyata memang benar obat patah hati itu iya dengan kesibukan. Kalau kita sibuk pasti lupa deh sama si pacar, tapi emang Lucas masih pacar aku iya ?. Rencaku ke rumah Lucas akhirnya gagal, karena aku harus tetap lembur.

"Ahhh.....!!!! Ini kerjaan kapan beres sih ngeselin banget nggak beres-beres. Mel awas lo yah jangan sampe kabur lagi kayak tadi pas istirahat"

"Iya nggak bakalan Liss, orang gue juga masih lumayan banyak nih kerjaan"

"Awas aja lo kalo kabur, kalo udah beres lo harus bantuin gue"

"Yeuh...! Iya udah aku bantuin nanti"

"Ya ampun kamu baik banget deh"

"Ih apaan sih jijik deh dengernya" percakapan ku dan Lisa emang tak pernah benar walau kami sedang membicarakan hal serius tapi akhirnya pasti akan di akhiri gelak tawa. Waktu terus berputar dan pekerjaan pun mulai berkurang dan teman sekantor pun perlahan mereka banyak yang sudah pulang. Tinggal tersisa 5 orang lagi, yang di antaranya aku Lisa dan seniorku yang tadi istirahat bersamaku.

"Akhirnya beres juga"

"Iya bener beres juga, mudah-mudahan besok nggak lembur lagi udah pegel ini badan"

"Iya kurang tidur nih kita, tuh liat si Mela mata pandanya udah keliatan banget. Kenapa tidurnya udah nggak enak?"

"Ihh apaan sihh Lisa, orang gue kecapean doang kok makannya punya mata panda"

"Ohh dikirain bobonya udah nggak enak" perkataan Lisa membuat teman sekantorku tersenyum jahil padaku. Meski aku sudah bilang jangan salah paham tapi mereka terus saja menyindirku. Rasanya malu sekali tapi iya kalo dengan teman pasti seperti itu apalagi kalo tahu sudah punya pacar mereka pasti akan terus menggoda orang yang punya pacar tersebut. Makannya kalau sampai ketahuan pacaran sama orang yang satu kantor, kiamat sudah. Bahkan kalau ketahuan mengobrol saja mereka akan langsung gaduh menggoda pasangan kantor tersebut. Apalagi kalo pasangan tersebut sampai masuk kesiangan bersama pasti akan diledeki teman sekantor sampai jam pulang tiba. Itu sebabnya aku tak pernah jatuh cinta dengan teman sekantor karena tahu akan seperti apa nantinya. Belum selesai mereka menggodaku tiba-tiba saja langkah Lisa terhenti menatap mobil yang terdapat seseorang di depan mobil tersebut

"Itu orang mau ngapain kesini?"

"Siapa kamu kenal Liss" tanya seniorku pada Lisa yang tampak terpaku. Kemudian senior itu juga malah terdiam setelah melihat orang yang ada di dalam mobil

"Pada liatin apa sih, jadi penasaran" aku juga jadi penasaran sebenarnya ada apa di mobil tersebut sampai mereka menghentikan langkahnya tepat di pintu masuk gedung kantorku bekerja. Rasanya sungguh mengagetkan setelah melihat pria di mobil sport berwarna hitam yang sengaja dia parkirkan di depan gedung tempatku bekerja. Pria tersebut melihat ke arah kami dan melemparkan senyuman yang sangat menawan. Dia benar-benar sangat tampan dengan menggunakan setelan jas, dia terlihat seperti pacar impian.

********