webnovel

Bukan Hanya Aku

Kata-kata manis yang selama ini aku dengar membuat ku mabuk kepayang parasnya yang tak terbantahkan membuatku selalu teringat padanya hampir tak ada cacat yang kulihat pada dirinya. Tapi ternyata....

Chocolatte_Latt3 · Urbain
Pas assez d’évaluations
10 Chs

Bukan Hanya Aku

Setelah bertemu dengan Lucas hari-hariku yang biasanya membosankan perlaha menjadi sedikit berwarna. Bila biasanya aku sepulang dari kantor langsung pulang ke rumah tapi sekarang hampir setiap 3 kali dalam seminggu aku pergi ke kafe milik Lucas. Bahkan walau aku tidak ke kafenya aku terkadang bertukar pesan dengannya

"Kamu sekarang punya pacar Mel ? Sibuk sama ponsel terus" mendengar pertanyaan dari Lisa membuatku sedikit merasa geli sekaligus bertanya-tanya dalam pikiranku sendiri. Aku dan Lucas sering bertukar kabar bahakan terkadang Lucas sering datang ke rumahku tapi apa sebenarnya hubungan kami ?. Teman ? Sejak kapan aku berteman dengannya rasanya juga aneh bila menganggap dia seorang teman, lalu kenalan ? Mana ada kenalan yang sering keluar masuk rumah kenalannya dan pulang hampir dini hari. Pacar ? Aku bahkan tidak pernah mendengar dia mengatakannya, walau terkadang kami saling menggoda tapi apa itu bisa membuat kesimpulan bahwa kami pacaran ?. Hari ini pun sebelum pulang aku mampir ke kafe milik Lucas, seperti biasa tempatnya ramai. Tentu saja ramai selain karena para pegawai di sana tampan dan cantik minuman beserta makanannya pun terbilang sangat enak. Bahkan kafe ini menjadi yang paling banyak di cari di situs internet. Rasanya sedikit kesal ketika melihat Lucas berksikap terlalu ramah pada pelanggannya, tapi kenapa aku harus kesal ? Aku bahkan tidak berhak atas rasa kesal ini siapa pula aku ini. Secangkir kopi dan sepotong red valvet seperti biasa yang hampir selalu ku pesan bahkan para pelayan kafe ini sudah langsung tahu bila  aku datang kopi dan cake nya sudah langsung di antar ke meja. Setelah menghabiskan waktu beberapa lama aku putuskan untuk pulang. Hari masih terbilang sore sekitar pukul 18.30 tapi aku rasanya ingin pulang. Melihat Lucas di kerubuti oleh para fansnya membuatku tidak karuan.

---------------

Setibanya di rumah ku letakan sepatu di tempatnya dan melepaskan pakaian yang kupakai lalu ku masukan ke keranjang cucian. Nanti saja nyucinya sekalian begitu pikirku, karena merasa gerah aku pun memutuskan untuk mandi. Selesai mandi aku mengeringkan badan dan rambutku menggunakan  handuk, lalu ku ambil sembarang baju yang ada di lemari celana hotpan dan kaos over size karena ukuran kaos yang sangat besar celana hot pan yang kupakai tak terlihat atau karena celananya yang kependekan ? Tapi aku tidak perduli lagi pula aku tinggal di rumah hanya sendiri toh tak ada yang melihat. Ku nyalakan hair dryer karena rambutku masih basah setelah keramas tadi. Baru saja mulai beberapa menit ponselku berdering, tertulis pesan dari Lucas.

"Kenapa buru-buru pulang?" Begitu isi pesannya

"Aku agak nggak enak badan jadi mending pulang aja" balasku. Setelah ku balas pesannya Lucas tak kembali membalas pesan. Apa dia sibuk ? Pikirku, ahh pikiran yang mengganggu ini datang lagi. Pikiran tentang kemungkinan Lucas sedang bertukar pesan dengan wanita lain atau mungkin dia sedang bersama wanita lain di tempat kerjanya. Kenapa aku harus peduli ? Terus saja begitu terjadi perang si pikiranku sendiri antara aku tak suka bila Lucas dekat dengan wanita lain dan juga pikiran aku tidak punya hak untuk cemburu dan menghentikan pikiran bodoh ini. Rambutku sudah kering waktu menunjukan pukul  19.30 kuputuskan membuat nasi goreng karena sedari tadi aku belum makan. Setelah nasi gorengnya matang aku memakannya sambil menonton acara tv kesukaanku. Setelah beres makan aku langsung mencuci piring bekas makanku tadi dan juga mencuci baju yang tadi ku simpan di keranjang. Aku memang selalu seperti ini bila mengerjakan sesuatu maka aki akan mencari sesuatu yang lain agar bisa ku kerjakan. Setelah semua beres dari mencuci piring hingga mencuci baju aku kemudian bersantai di depan tv. Tak terasa waktu sudah lama berlalu jam dinding menunjuka  pukul 10 malam lalu kuputuskan untuk pergi ke tempat tidur karena sudah cukup larut. Baru saja akan menuju alam mimpi suara bel rumah berbunyi, siapa malam-malam begini mengganggu tidurku. Ku buka pintu depan rumah dan betapa kagetnya aku melihat Lucas di depan pintu kamarku.

"Lucas, kenapa malam-malam kesini?" Tanya ku heran Lucas datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu karena dia biasanya memberi kabar bila akan mampir

"Kamu masih sakit ? Sakit apa ?" Tanya Lucas sambil memegang keningku membuatku tak bisa berkata-kata saking gugupnya

"Aku boleh masuk?" Tanya Lucas lagi yang kujawab dengan anggukan. Dia kemudian masuk di tangannya dia membawa 2 katong kresek besar

"Aku nggak tahu kamu sakit apa jadi aku beli banyak obat dan vitamin terus kalo kantong yang ini buah-buahan" Lucas menunjukan obat dan vitamin yang sangat banyak dan juga makanan yang sangat banyak. Membuatku semakin tak bisa berkata-kata. Kenapa dia harus peduli membuatku bingung saja dengan sikapnya, apa dia juga begini pada wanita lain yang sering dia temui ? Atau hanya padaku saja ? Ahh padahal aku baru saja ingin merelakannya tapi bila sikapnya begini membuatku malah menjadi tak karuan.

"Mel kamu kok diem aja ? Apa sakit banget ? Yang mana yang sakit?"

"Oh nggak, nggak apa-apa aku cuman cape aja kayaknya. Tadi langsung sembuh pas udah di istirahatin sambil nonton tv"

"Oh syukur deh kalo kamu udah nggak apa-apa" Lucas menjawab sambil mengusap kepalaku, sikap manisnya yang seperti ini yang membuatku teramat berharap padanya. Walau ragu tapi tetap saja aku ingin mengetahui apakah dia baik kepadaku karena ada maksud lain atau hanya karena rasa kemanusiaan.

"Lucas boleh aku ngomong sesuatu sama kamu nggak"

"Hmmp boleh, mau ngomong apa?"

"Lucas kenapa kamu kayak gini ke aku ? Maksud aku kamu kenapa baik banget ? Di hari pertama kamu nganterin aku pulang padahal rumah aku deket, sekarang aku bilang lagi sakit kamu bawain aku banyak obat padahal kita baru kenal sekitar sebulan yang lalu"

"Menurut kamu kenapa ? Seorang cowok baik ke cewek ?"

"Kok kamu malah bikin aku bingung sih ...." belum selesai aku bicara Lucas langsung meraih tanganku dan seketika tubuhku tertarik ke arahnya. Jatung yang berdebar kencang serta deru nafas yang tak beraturan mulai ku rasakan

"Menurut mu bagaimana?" Matanya tepat menatap mataku deru nafasnya dapat aku rasakan, seolah terpesona oleh tiap lekuk wajahnya yang tampak sempurna aku hanya terpaku menatapnya

"Haruskah aku berhenti disini ?" Tanya Lucas kembali dia perlahan melepaskan tangannya dari tubuhku, itu bagus bukan ? Artinya dia mengerti untuk berhenti sampai disitu. Tapi sepertinya malam itu aku sedikit tidak waras, tanpa ragu aku malah melingkarkan tanganku di lehernya lalu ku kecup bibir yang selalu terlihat sexy itu. Melihat reaksi ku seperti itu mata Lucas berubah dari yang terlihat seperti kucing manis berubah menjadi tatapan macan liar lalu dia menyunggingkan setengah bibirnya membuatnya tampak semakin mempesona

"Hanya seperti itu?, aku akan tunjukan yang lain" tepat di kupingku Lucas membisikannya membuatku merasa sedikit geli. Seketika Lucas mencium bibirku yang awalnya hanya sebuah kecupan tapi lama-lama semakin dalam membuatku sedikit terkejut dengan permainannya. Dia kembali menatapku

"Boleh aku melakukan yang lain?" Walau dia bertanya terlebih dahulu tapi dia tak membiarkan aku memnjawabnya. Bibirnya langsung saja melumat bibirku

"Mmmppphh" tanpa sadar aku sampai mendesah menikmati setiap sentuhan tangannya yang menyentuh telinga dan lengkuk leherku perlahan tangannya meremas dada dan bagian belakangku. Hujan deras terdengar dari kamarku udara yang seharusnya dingin tak kurasakan sekarang, karena yang sekarang ku rasakan hanyalah kenikmatan dan kehangatan di setiap sentuhannya. Lucas dengan mata jahilnya menatapku yang tampak terangsang oleh setiap sentuhannya dia kembali bertanya

"Boleh ku lepaskan ?" Dia bertanya sambil memegangi tali bra entah sejak kapan tangan nya sudah masuk ke dalam kaos baju ku. Mungkin ini terasa nikmat tapi aku menyadarinya bukankah terlau awal ?. Aku menggelengkan kepala, Lucas yang mengerti kemudian tersenyum. Kupikir dia akan berhenti tapi dia malah kembali menciumku dan kemudian mencium leherku tangannya pun tak tinggal diam yang mengerayami bagian belakang bahkan sampai daerah sensitiv

"Aaahhhh" suara desahan ku semakin keras ku remas rambut Lucas begitu dia menciumi leher dan dadaku. Mendengar itu Lucas malah semakin liar dia menggedongku dan mendudukanku di meja makan.

"Sepertinya ini akan menjadi malam yang agak panjang" bisiknya tepat di telingaku membuat wajahku semakin memerah karena malu. Melihat reaksiku Lucas malah menghentikan kegiatanya

"Ahh sepertinya hari ini cukup sampai disini, aku mau tidur saja. Boleh aku menginap malam ini?" Tanya Lucas wajahnya yang tadi tampak seperti seekor macan yang kelaparan berubah kembali seperti kucing rumahan yang lucu. Mengapa dia melakukan ini walau memalukan tapi pikiranku sudah melayang tadi bila dia tiba-tiba berhenti seperti ini membuatku menjadi kacau. Apa dia hanya mempermainkan aku ?

*********