webnovel

Mungkin Ini Cinta

Ya, aku harus mengakhiri sandiwaraku ini sekarang juga.

Aku telah sampai di depan kamarnya,ku ketuk pintunya sekali dan ia langsung membukanya "Kau belum tidur?" tanyaku.

"Aku sulit tidur".

"ah apa ini minuman untukku?" ia memperhatikan gelas yang kubawa, aku tersenyum pertanda iya,kulihat sepertinya ia sangat haus.

Minumlah, agar kau bisa tidur dengan tenang batinku.

Ia pun langsung mengambil jus jeruk segar yang tadi kucampur dengan racun "aku minum ya" ucapnya.

Apa benar yang kulakukan?

Dengan cepat tanganku menepis tangannya hingga jus itu jatuh kelantai serpihan kaca pun berhampuran dibawa sana, Ia tersentak kaget begitu pun denganku.

"Apa yang telah kulakukan?" Kini pertanyaan terus ada di benakku.

"Kau tidak apa-apa?" Tanyaku seketika cemas melihatnya.

"Aku baik-baik saja" jawabnya yang masih syok.

Ia memperhatikan telapak kakinya yang sepertinya terkena serpihan kaca tadi "kau terluka" gumamku setelah melihat ada darah disana.

Dengan cepat ku gendong Seunghee kubawa dia ke atas kasurnya yang empuk itu,ku dudukkan dia dan ku jongkokkan badanku menghadap kakinya yang berdarah.

"Aku sungguh baik-baik saja" ucapnya padaku.

Aku terus memperhatikan luka goresan itu,padahal ini hanyalah luka biasa,hanya luka kecil namun kenapa aku begitu mengkhawatirkannya.

"Kau punya kotak P3K?".

"Ada dilemari didekat tempat baju-bajumu" jawabnya.

Aku berdiri untuk mengambilnya "Jangan bergerak ,aku ambil dulu" ucapku dengan cepat.

Aku keluar dari kamarnya namun Seunghee menahan tanganku "hati-hati nanti kau injak serpihan kacanya".

Mata kami bertemu ada yang tidak bisa dijelaskan,rasanya ada listrik saat ia menyentuh tanganku dan menatap mataku.

"Iya" jawabku singkat dan melepaskan tangannya tadi.

Beberapa saat kemudian,aku kembali membawa kotak P3K yang tadi ia maksud,aku kembali berjongkok dan mulai merawat luka goresan kecilnya.

Pertama-tama ku bersihkan lukanya dengan alkohol namun saat aku mendengar ia merasa kesakitan aku berhenti "Maafkan aku, aku akan pelan-pelan" ucapku, ia hanya mengangguk.

Ini sungguh konyol,maksudku aku tidak pernah memperlakukan target dengan special seperti ini, jika Hyunggu tahu apa yang sedang kakaknya lakukan maka ia akan sangat marah dan mungkin saja membunuhku.

"Hei...".

Aku menoleh saat ia memanggilku dengan sebutan Hei.

Seunghee malah tertawa kecil sambil menutup mulutnya "Jangan serius begitu ini hanya luka kecil bahkan tidak perlu pakai P3K juga,paling sembuh sendiri" ucapnya.

Aku hanya melihatnya sekilas dan kembali menutup lukanya dengan perban.

Tiba-tiba saja ia mengelus kepalaku dengan sangat lembut membuat jantungku tiba-tiba berdetak kencang rasanya ingin meledak saja,apa aku sedang sakit?.

Ku beranikan diri untuk menatap matanya sambil tangannya masih mengelus pucuk kepalaku, Seunghee tersenyum lembut dan tulus padaku.

"Apa kita merasakan hal yang sama?".

Seunghee bertanya padaku namun apa maksudnya itu, mengapa ia bertanya apa yang tidak kupahami.

Aku tidak menjawab apapun.

"Apa ini cinta, aku merasakan aliran listrik yang amat besar jika kita bersentuhan,jantungku terus berdetak kencang saat melihatmu,jika kau pergi maka aku akan kesepian dan terus mencarimu dan ketika –".

"Janganlah begitu cepat mengambil kesimpulan dan memastikan perasaanmu kita bahkan baru tinggal bersama seminggu ini" aku menyela perkataannya dan berdiri dihadapannya.

"Aku akan membersihkan minuman yang tumpah itu dan kubuatkan yang baru" ucapku sebelum berlalu.

Aku menghempaskan tubuhku ke sofa setelah selesai membersihkan jus yang sengaja kutumpahkan dan juga memberikan Seunghee jus yang baru yang tentunya sudah tidak ada sianida didalamnya.

"Cinta? Apa benar kita merasakan cinta?".

Sesuatu yang dapat membuat dua orang selalu ingin bersama hidup dan matinya, sesuatu yang begitu indah namun dapat membuatmu sakit hingga berkali-kali lipatnya, sesuatu yang rela kau lakukan hanya untuknya, sesuatu seperti itu adalah cinta.

Kata itu terus berputar dikepalaku dan tidak bisa berhenti kupikirkan hingga malam tiba.

Sekarang aku paham aku sedang jatuh cinta, bahkan sepertinya aku jatuh cinta untuk pertama kalinya, apa aku harus secepatnya keluar dari sini sebelum aku jatuh terlalu dalam.

Tapi bagaimana dengan tugasku? Apa aku tinggalkan saja.

Sudah malam tapi sedari tadi aku masih terduduk di sofa, ku lirik kamar gadis itu yang masih juga tertutup ku pikir mungkin dia masih tidur, aku juga mulai mengantuk dan merebahkan tubuhku untuk tidur di sofa itu seperti biasa.

Semua terlihat gelap tapi tiba-tiba saja aku menemukan cahaya yang terang di satu titik itu,aku mulai mendekati cahaya itu dan makin kesini cahaya itu makin membesar dan makin dekat denganku, mataku membulat setelah sampai dicahaya itu, aku melihat gambaran jika Aku, Hyunggu dan kedua orang tuaku hidup bersama dirumah kami yang dulu, ibuku menyajikan makanan untuk kami dan juga ayah, tanpa sadar aku tersenyum namun setelah itu air mataku keluar.

"Jika saja.. jika saja semua tidak berakhir menyedihkan maka hidup kami tidak akan seperti ini".

Air mataku terus mengalir sejalan dengan hilangnya gambaran keluarga yang bahagia itu.

"Sungjae!".

"Sungjae!".

Aku membuka mataku dengan cepat dan aku tidak ada ditempat gelap itu melainkan dirumah Seunghee.

"Seunghee?".

"Ada apa, kenapa kau menangis?" tanyanya begitu cemas.

Aku tersadar jika tadi hanyalah sebuah mimpi, aku langsung memeluk Seunghee dengan erat seakan tak ingin melepaskannya.

Tumbuhnya mematung setelah ku peluk "kau kenapa?" tanyanya lagi.

"Biarkan aku begini sebentar saja" kataku terus memeluknya.

"Lama pun aku tak keberatan" balasnya.

"Aku tahu banyak sekali derita yang telah kau simpan.. menangislah..aku siap menjadi sandaranmu, pasti begitu berat ya, jangan khawatir karena aku tak akan pernah meninggalkanmu" ucapannya membuatku tenang ditambah belaiannya dikepalaku yang begitu lembut membuatku sangat nyaman.

"Apa jika aku memberitahu sisi gelapku kau akan tetap menerangiku seperti ini, jika saja kau tahu, pasti kau tak akan bilang seperti ini kan Seunghee?" kata itu tak bisa kusampaikan padanya hanya tertahan ditenggorokanku.

Seunghee melonggarkan pelukannya dan menatapku intens "Kau mengertikan mengapa aku berbicara seperti ini" katanya namun aku tak membalas apapun.

Tiba-tiba saja Seunghee mendekatkan wajahnya hingga bibir kami menempel dengan erat,aku memperhatikannya yang kini begitu dekat ia sedang menutup matanya lambat laun aku juga mulai menutup mataku merasakan manisnya bibirnya.

Akhirnya ia melepaskan bibir kami yang tadi bertautan "Kau mengertikan mengapa aku melakukan ini" ia kembali menatapku dalam.

"Cinta" gumamku singkat namun ia bisa mendengarnya.

Kuperhatikan wajah manisnya ia begitu tersipu setelah ku bilang cinta.

"Ya.. sesuatu itu namanya cinta maka kau harus mencintai yang punya rumah karena kau hanya menumpang,jelaskan!" ucapnya terbata-bata, setelah ucapan yang tidak jelas itu ia segera menjauh dariku.

Aku hanya memperhatikan gerak-geriknya, rasanya gadis itu sangat lucu, langkahnya berhenti sejenak dan matanya melirik ke arahku "A-aku mau ke kampus dulu" ucapnya setelah itu masuk kekamar.

Aku menghela napas, ku sentuh bibirku dengan jari-jariku rasanya ada perasaan bahagia yang tak terkira setelah kami melakukan itu bahkan rasanya sangat candu,apa aku bisa terus merasakannya.

Tanpa sadar aku tersenyum ringan sambil membayangkan wajah cantiknya.