webnovel

Mysterious Man (2)

Kana membuka matanya lebar-lebar. Ia terlihat kehabisan napas. Suara terengah engah dapat terdengar di seisi kamarnya yang mulai dimasuki oleh cahaya mentari pagi.

Sudah lama ia tak memimpikan mimpi itu. Malam itu ia bermimpi seperti itu lagi.

Dengan posisi setengah tidur setengah duduk ia menatap ke meja yang berada di samping tempat tidurnya untuk menyadari bahwa apa yang terjadi barusan adalah benar benar mimpi. Tampak di kedua manik matanya bayangan frame foto dirinya dengan bibi rose dan anak anak panti. Ada juga frame foto dirinya dengan sahabatnya Emi. Ia menarik napas lega.

Tak ada frame foto dirinya dengan bayangan laki-laki dan wanita yang ya pikirkan sebagai orang tuanya seperti di dalam mimpinya barusan.

Tak ada frame foto dirinya dengan bayangan laki-laki seumurannya dan seorang laki-laki seumuran dengan laki-laki pertama tadi.

Tak ada kamar yang penuh boneka.

Tak ada keadaan dimana Kana terkurung sendirian di kamar tersebut dan tidak bisa keluar seperti dalam mimpinya.

"Pasti aku benar benar telah terobsesi." ucap Kana lirih

Ia melihat ke deretan frame foto di mejanya dan tak melihat fotonya ketika sedang kanak kanak sama sekali.

"Mungkin memang aku tidak pernah berfoto ketika masih kecil bukan. Foto hanyalah foto."

Ia kemudian menenggelamkan kepalanya kedalam kedua tekukan lututnya "Tapi mengapa aku tidak mengingat sama sekali ingatan ketika berada di awal sekolah dasar"

Perasaan dan pikiran itu sudah bertahun tahun menghantui serta menggelayut di benak Kana.

Ia sama sekali tidak mengingat ia pernah bersekolah di awal sekolah dasar.

Tiba-tiba ia lulus dari sekolah dasar dan masuk ke jenjang sekolah menengah pertama. Ia hanya ingat ketika berada di kelas terakhir sekolah dasar. Memang bibi Rose pernah berkata bahwa mungkin kita kadang tidak mengingat masa kecil kita tapi Kana sudah berada di usia dimana dia menyadari setidaknya ada sedikit saja sisa ingatannya ketika dia berada di bangku dasar. Tapi kenyataannya dia tidak mengingatnya sedikitpun.

"Apakah memang terjadi sesuatu" batinnya

Ia kemudian memutuskan untuk terbangun dari tempat tidur, mengucir rambut panjang hitamnya dan menenggak segelas air putih ke dalam kerongkongannya.

Masih teringat jelas di dalam benaknya bibi Rose berkata bahwa ia menemukan bayi Kana di depan pintu asuhan kala itu. Yang berarti memang betul sejak lahir hidupnya bermula di panti, tidak ada orang tua ataupun kamar anak kecil yang lucu seperti di dalam mimpinya.

Lalu darimana mimpi itu berasal, batinnya.

Ia pun terduduk di sudut tempat tidur lalu menghela napas panjang.

Apakah aku benar-benar sudah terobsesi, batinnya lagi. Kemudian teringatlah dia akan pertemuannya dengan pria misterius itu kemarin. Ia berpikir bahwa mungkin ia kembali terobsesi akan hal itu karena pria itu.

Bangkit, ia memutuskan untuk segera bersiap siap untuk pergi ke panti.

Panti Kana berada di daerah Shizuoka. Sekitar 2 jam perjalanan menggunakan bus dari Tokyo. Sehingga disinilah Kana menunggu, di sebuah halte dengan membawa koper dan beberapa oleh-oleh di tangannya. Tangannya benar-benar penuh. Sudah setengah tahun lamanya ia tidak pulang ke panti. Karena kesibukannya di masa masa akhir sekolah menengah atas bahkan ia tak sempat ke panti meski hanya 2 jam menggunakan bus. Ia merindukan teman-temannya disana dan juga tentu saja bibi Rose.

Ia duduk menunggu sambil terus berpikir siapakah yang harus ia percaya. "Jelas saja aku harus lebih percaya dengan bibi Rose"batinnya lagi. Tak ingin terlalu pusing memikirkannya, ia menyenandungkan lagu Jpop kesukaannya sebelum seseorang menyapanya dari jauh. Seseorang yang turun dari taksi dan juga membawa koper. Pupil Kana melebar tatkala kepalanya memproses siapakah orang yang sedang menyapanya dari jauh itu.

Pria yang ia temui kemarin.

Ia teringat memang benar ia mengatakan ia ingin tahu tentang apa yang Taehyung tau tentang dirinya.

Dan memang benar ia sempat mengatakan ingin ke panti ketika Taehyung bertanya apa yang akan ia lakukan setelah hari kelulusannya.

Akan tetapi masalahnya sekarang adalah Kana sudah tidak tertarik dengan apa yang ia pikirkan kemarin.

Setelah mimpi itu Kana malah menganggap apa yang ia bicarakan kemarin adalah obsesi dan delusinya belaka. Tentu saja ia seharusnya lebih percaya pada bibi Rose daripada pria yang baru ia temui bukan.

"Kamu terlihat terkejut melihatku" ujar Taehyung ketika ia sudah berada di samping Kana dan kemudian duduk di sampingnya.

Kana kemudian merespon dengan menyapanya canggung "Ah" ujarnya sambil melambaikan tangan kanannya canggung.

Taehyung lalu membaca raut wajah Kana yang kebingungan. Entah mengapa karena Kana terlalu mudah ditebak atau Taehyung pandai membaca raut wajah dan sorot mata Kana, Taehyung mulai merasa Kana tidak begitu senang ia mendekatinya seperti ini.

"Kamu tahu kan aku juga sudah tidak tidak ada kerjaan sekarang ini. Aku bosan di rumah. Jadi aku ingin membantu-bantu bu Rose juga di panti." Ucap Taehyung berusaha meyakinkan Kana.

Kana membenarkan ucapan Taehyung. Hal itu membuat dirinya membuang jauh-jauh rasa penuh percaya dirinya yang berpikir bahwa Taehyung sedang mengikutinya.

"Lagipula kita kan sudah berteman sekarang. Iya kan?"

Kana hanya bisa tersenyum menanggapi kalimat Taehyung. "Ya benar berteman."

Kana kemudian menggosok kedua tangannya canggung. Bisa dibilang Kana adalah sosok yang sedikit pemalu. Selama ini ia lebih sering berteman dengan teman perempuannya.

"Tenang saja aku tidak akan memaksamu mengingat ingat hal yang kuucapkan kemarin."

Taehyung kemudian tersenyum ke arah Kana, malah membuat Kana kembali merasa tidak nyaman karena senyum Taehyung hanya akan membuat Taehyung terlihat lebih tampan dan Kana tidak bisa menyangkal jika Taehyung memang benar-benar tampan.

Yang membuat Kana lebih terkejut adalah pria bernama Taehyung ini seperti bisa membaca moodnya padahal Kana tidak banyak bicara tapi seakan akan Taehyung sudah tahu apa yang ia pikirkan.

Sebuah bus arah Shizuoka pun datang. Kana bersyukur akhirnya waktu waktu awkwardnya dengan Taehyung bisa segera berakhir. Taehyung dan dirinya pun naik ke dalam bus tersebut.

Sesuai dugaan akhir pekan membuat bus tersebut penuh akan penumpang.

Syukurnya mereka berdua mendapat tempat duduk yaitu di baris paling belakang dan tengah. Sebelah kiri Taehyung adalah laki-laki begitu juga dengan sebelah kanan Kana. Membuat situasi yang canggung bagi Kana. Namun hal itu lebih baik daripada berdiri sehingga ia mau tidak mau menerima keadaan tersebut.

Sebenarnya semalam Kana tidak bisa tidur. Pun ia harus packing semua barang dan baju untuk pergi ke panti pagi ini. Sehingga tak heran jika ia berulang kali menguap saat ini. Hingga akhirnya ia tidak sadar dirinya tertidur. Kepalanya mengambang ke berbagai arah. Ketika sopir bus menginjak rem ia tak sengaja terbangun. Begitu seterusnya hingga Taehyung sadar bahwa Kana benar-benar mengantuk. Lagi-lagi saat bus kembali melaju, Kana tertidur. Tapi kali ini kepalanya condong ke arah kanan Kana. Hal itu membuat Taehyung mengarahkan kepala Kana ke bahunya.

"Aigo kamu bisa pegal kalau begitu" ujarnya lirih.

Walau sejujurnya tidak hanya itu alasan Taehyung. Ia tidak senang jika nanti kepalanya jatuh ke arah orang lain. Sehingga ia memilih untuk mengarahkan kepala Kana ke bahunya.

Ia lalu melirik ke arah Kana yang sedang menyandarkan kepalanya ke bahunya yang bidang sambil tersenyum.

Sekitar setengah jam kemudian Kana terbangun dan sadar ia tengah menyandarkan kepalanya ke Taehyung.

"Astaga! Maafkan aku. Pasti aku tidak sengaja. Maaf." Ujar Kana merasa tidak enak.

Taehyung kemudian mengeluarkan senyum manisnya. "Tidak apa apa kok. Kepala kecilmu itu tidak berat sama sekali"

Kana kemudian terlihat memegang kepalanya seakan akan sedang mengukurnya. Apa benar kepalaku kecil,batinnya.

"Hei kau tidak sedang menghinaku bodoh kan karena kepalaku kecil" sahut Kana, ia berpikir itu adalah sebuah hinaan karena kepala kecil berarti volume otaknya pun kecil.

Taehyung kali ini terkikik mendengar respon Kana.

"Apa kau sedang pms sensitif sekali. Kalau kepala kecil kan bagus berarti wajahmu juga kecil."

Kana terlihat berpikir, kemudian ia memilih melupakan masalah itu "Terserah kamu saja deh." Lanjut Kana berusaha menutupi malu ia baru saja menyandarkan kepala ke bahu Taehyung. Wajahnya memerah.

Setelah itu Kana tidak ingin tertidur meskipun masih mengantuk ia tidak berani untuk tertidur lagi. Sehingga ia hanya bisa terduduk sambil nengamati jalan.

Kana sedikit menyesali mengapa ia memakai baju sedikit feminin saat ini. Ia hanya memakai dress selutut dan juga cardigan untuk bepergian seperti ini. Saat ini ia merasa ingin cepat sampai ke tujuan tatkala ia merasakan sesuatu menjalar ke kakinya lalu ke atas pahanya. Bulu kuduk Kana mulai merinding saat ia menyadari bahwa pria bertopi yang duduk di sebelah kanan Kana yang melakukannya.

Begitu juga Taehyung yang menyadari Kana yang sedang terlihat ketakutan.

Taehyung kemudian menatap ke arah pria bertopi tersebut.

Tak lama pria bertopi itu melihat Taehyung lalu menghentikan perbuatannya. Seolah-olah sadar jika dirinya sudah ketahuan. Kana yang terlihat ketakutan kini sedikit merasa lega. Namun tetap saja Kana terlihat waspada karena pria itu masih berada di sampingnya. Anehnya pria bertopi itu tiba tiba bangkit dari kursinya dengan sedikit kasar lalu berdiri dan meninggalkan bangkunya kosong.

Taehyung kemudian berbisik pada Kana mengisyaratkan Kana untuk bergeser saja sehingga Kana kini duduk di bangku pria bertopi itu dan berada diapit oleh jendela dan Taehyung.

Sebenarnya sebelah kiri Taehyung kini sudah kosong tapi pria itu masih saja berdiri.

"Mungkin ia pegal atau sebentar lagi sudah sampai tujuannya" kata Taehyung seakan mengerti apa yang Kana pikirkan.

Kana mengucapkan Ah pelan dari mulutnya pertanda mengerti. Walaupun ia masih merasa aneh dengan pandangan mata pria itu yang benar-benar kosong dan menatap ke depan. Seperti pandangan seseorang yang seolah olah terhipnotis.

Tak lama mereka pun sampai dan turun dari bus.

Kana melihat ke arah pria bertopi tadi dan ia masih berdiri di sana padahal kursi kosong tersisa banyak setelah Taehyung dan dirinya turun. Ia merasakan keanehan sebenarnya.

"Kita masih harus berjalan kira kira 10 menit dari sini" ujar Kana seraya melihat ke pemandangan di depannya yaitu daerah suburban. Melihat tangan Kana yang penuh, Taehyung merampas barang bawaan Kana yang lain. Kana awalnya menolak namun berapa kalipun ia mencoba mengambilnya kembali dari Taehyung selalu gagal. Kana pun hanya bisa berterimakasih sehingga ia kini hanya membawa koper miliknya.

Mereka kemudian berjalan bersama. Taehyung pun kemudian mengajak Kana berbicara. "Kamu setelah ini ingin mengambil universitas apa?" tanya Taehyung.

Kana bingung harus senang atau bingung mendengar pertanyaan Taehyung. Ia senang karena ada yang peduli menanyakan hal itu darinya setelah hari kelulusannya. Di sisi lain ia bingung jika saja jawabannya terdengar absurd di telinga Taehyung. Ia ingin sekali menjawab kalau ia ingin menjadi mahasiswa di Seoul tapi Kana sadar ia seharusnya mengubur mimpi itu dalam-dalam. Kana kemudian memilih untuk berbohong ke Taehyung. "Aku ingin kembali ke Tokyo dan mengambil salah satu universitas di sana" jawabnya sambil tersenyum ke arah Taehyung.

Taehyung melihat ke arah Kana. Ia menangkap senyum yang aneh di wajah Kana. Kana sedang mengutarakan mimpinya tetapi dengan senyum yang terlihat terpaksa. Membuat Taehyung sedikit bersedih karena Kana belum bisa berkata jujur padanya.

"Kamu sendiri?"Kana bertanya balik

Taehyung pun kemudian merespon pertanyaan Kana. Membuat Kana berhenti berjalan sejenak dan melihat ke arah Taehyung.

"Kalau aku sendiri, sebenarnya aku ingin sekali kuliah di Seoul dan sebenarnya aku ingin mengajakmu ke sana. Jika kau mau." Taehyung memandang Kana dalam dan lama membuat Kana sedikit salah tingkah.

Waktu seakan berhenti bagi Kana. Ia ingin sekali menjawab iya aku juga ingin tapi entah mengapa ia belum bisa percaya dengan Taehyung. Sehingga hanya kalimat yang kontradiksi dengan apa yang ia inginkan yang bisa keluar dari mulutnya. "Ah aku sebenarnya hanya ingin kuliah di Tokyo saja."

Setelah itu mereka berjalan dalam keheningan dan sampailah mereka di sebuah rumah yang cukup besar dengan sebuah papan nama di tengah tengah gerbangnya. "Panti Asuhan Happiness"

"Kita sudah sampai" ujar Kana riang. Ia tidak sabar untuk bertemu dengan teman-temannya dan tentu saja bibi Rose dan paman Hiro.

Hi I promise next chapter would be longer ?

actually the next chapter is on the next week cause Ive got something to do.

Hope you enjoy the story~

natadecocooocreators' thoughts