webnovel

Baikan

Hari ini Rasya memilih fokus di Butiknya saja, ada banyak yang harus diurusnya disana kadi lebih baik Rasya melupakan sejenak masalah yang sedang dihadapinya itu.

Rasya akan menunggu sampai Aileen tenang dan mungkin fikirannya akan terbuka, dan saat itu mereka akan bisa bicara baik-baik untuk memperbaiki keadaannya.

Rasya sadar jika Aileen memang belum menjadi miliknya, tapi Aileen yang sedang diperjuangkannya jadi rasanya sudah seharusnya Rasya meluruskan semuanya.

Hubungan mereka harus tetap baik, karena Rasya masih tetap dalam niatnya untuk bisa memiliki Aileen, dan dengan cara apa pun Rasya akan berusaha mengembalikan hubungan baik yang pernah ada sebelumnya.

"Sya, kamu disini ?"

"Indah, iya nih, lagi ada yang harus diurus"

Hanya itu saja yang rela diucapkannya, Rasya lantas memasuki ruangannya yang telah tersedia beberapa pekerjaan disana.

Mungkin nanti Rasya akan lebih banyak berbicara dengan wanita itu, karena pasti ada banyak juga yang harus dibahasnya.

Rasya duduk dan membuka laptopnya, sepertinya stok pakaiannya sudah menipis dan modelnya pun mulai membosankan.

"Aku harus hubungi Tama, mungkin saja Tama memiliki jadwal untuk Butiknya sekarang"

Rasya mengangguk dan meraih ponselnya, Rasya menghubungi Tama disana, tapi tak juga mendapatkan jawaban.

"Kemana lelaki itu, kenapa tidak menjawab panggilan ku, sesibuk itukah sampat tidak mampu menjawab panggilan ku meski hanya untuk satu menit saja"

Rasya mengulang kembali panggilannya, berharap kali ini bisa mendapatkan jawaban, tapi lagi-lagi nihil karena Tama masih tidak juga menjawab panggilannya.

"Mungkin sebaiknya langsung aku datangi saja lelaki itu, biar jelas juga bisa langsung bicara"

Rasya menyimpan ponselnya dan kembali berkutat pada laptopnya, biarkan saja sekarang Rasya akan mengerjakan yang ada saja.

"Rasya"

Rasya melirik pintu saat mendengar suara yang memanggilnya, sudah jelas itu adalah suara Indah dan Rasya pun mempersilahkan Indah untuk masuk.

Rasya diam karena ternyata Indah membawa seseorang di belakangnya, siapa wanita itu dan untuk apa Indah membawanya juga.

"Permisi, ini aku bawa dia katanya sedang butuh pekerjaan, dan mungkin saja ada tempat untuknya"

"Mana ada"

Rasya tidak meminta Indah untuk mencarikan orang, jadi untuk apa Indah membawanya sekarang.

"Tolong pak, saya sangat butuh pekerjaannya, saya mau mengerjakan apa saja asalkan saya bisa mendapatkan upah"

"Kerja apa, di Butik hanya melayani pembeli saja"

"Mungkin saja bisa datang ke Butik lainnya"

Rasya menggeleng dan diam, Indah hanya akan membuang waktunya saja sekarang.

Indah melirik wanita di belakangannya dan mengajaknya keluar saja dulu, biarkan nanti Indah coba bicara pada Rasya mungkin saja jika lebih tenang, Rasya bisa merubah fikirannya.

Indah membawanya keluar dan memintanya untuk duduk dulu di luar, dengan begitu Indah bisa bekerja terlebih dahulu sebelum nanti kembali menemui Rasya.

"Ibu tunggu disini dulu ya, nanti biar saya coba bicara lagi"

"Tolong, saya sangat membutuhkan pekerjaannya, saya mau bekerja apa saja"

"Iya, tunggu sebentar lagi bu, mungkin nanti bisa berubah fikiran"

"Saya tidak masalah meski harus memohon, tapi saya sangat membutuhkan pekerjaan"

"Iya, sabar dulu, nanti saya coba bicara lagi ya, semoga saja bisa berubah fikiran"

Rasanya tidak perlu sampai memohon, Rasya tidak pernah memperlakukan orang sampai seperti itu, mungkin saja Rasya hanya sedang sibuk sehingga tidak menanggapinya dengan baik.

"Saya permisi dulu ya bu, ibu tunggu dulu disini"

Wanita itu mengangguk dan membiarkan Inda kembali memasuki butik, semoga saja Indah kembali dengan membawa kabar terbaiknya nanti.

----

"Kamu mau kemana habis ini ?"

"Gak kemana-mana, mau langsung pulang saja"

"Mau jalan ke tempat lain ?"

"Kemana lagi, ini kita kan lagi jalan"

"Ya bisa ke tempat lainnya lagi, kan waktunya masih panjang juga"

Aileen mengangkat kedua bahunya sekilas, terserah saja Aileen tidak ingin banyak bicara, lagi pula sepertinya Aileen juga sedang malas di rumah.

"Mau ya, kita jalan ke tempat lain saja, sambil nunggu Afra selesi kerja dan kita bisa jemput dia"

Aileen tak merespon, bisakah seperti itu, apa yang akan difikirkan Afra nanti jika melihat Aileen bersama Arsenio.

Tidakkah wanita itu akan salah paham, lebih baik Aileen tidak perlu melakukannya dari pada jadi masalah nantinya.

Aileen akan pulang saja saat Arsenio akan menjemput Afra, dengan begitu Aileen tidak akan mendapatkan masalah baru lagi.

"Gimana ?"

"Tidak, aku akan pulang saat kamu mau jemput Afra, aku tidak mau ada salah paham jadi lebih baik aku tidak dulu menemui Afra"

Arsenio mengangguk, baiklah itu bukan masalah yang terpenting sekarang Aileen ada bersamanya.

"Jadi kita masih bisa bersama ?"

"Sebenarnya, aku mau minta maaf, aku mau kita kembali seperti dulu, mungkin ini terasa membosankan tapi aku akan terus mengulangnya sampai kamu mau menerimanya"

"Ya sudah"

"Ya sudah apa ?"

"Ya sudah aku ikut mau kamu"

"Kita baikan ?"

Aileen mengangguk perlahan, terserahlah Aileen juga sudah merasa lelah dengan semuanya, mungkin saja dengan kembali bersama mereka akan membuat hidup Aileen senyaman dulu.

"Kita baikan ya"

"Oke"

Arsenio mengulurkan tangannya, meski Aileen sempat terdiam tapi pada akhirnya Aileen menjabatnya juga.

"Teman ?"

Aileen hanya tersenyum mendengarnya, tentu saja hal itu membuat Arsenio girang sendiri, akhirnya usahanya tidak sia-sia kali ini karena Aileen menerimanya lagi.

"Aku akan sampaikan ini pada Afra"

"Jangan, biarkan kuta bertemu dulu biar nanti aku yang minta maaf sama Afra"

Arsenio mengangguk, baiklah karena itu lebih bagus dari pada harus Arsenio yang mengatakan semuanya, karena mungkin justru akan jadi salah paham.

"Jadi, kerja apa kamu sekarang ?"

"Aku tudak bekerja bukankah aku pernah katakan itu ?"

"Aku rasa tidak, mungkin kamu katakan itu pada orang lain"

Aileen menganggu, entahlah Aileen juga lupa dengan semua itu, yang jelas sekarang Aileen sudah menjawabanya.

"Mungkin saja kamu mau ikut bekerja di tempat aku bekerja ?"

"Memangnya bisa ?"

"Bisa, kalau tidak salah ada lowongan disana"

"Boleh"

"Nanti aku tanyakan ya"

Aileen mengangguk, biarkan saja mungkin Aileen membutuhkan itu untuk bisa menyibukan dirinya, dengan begitu Aileen tidak akan lagi mudah ditemui Rasya.

"Kapan-kapan aku main ke rumah kamu ya"

"Ajak Afra"

"Siap"

Keduanya tersenyum bersamaan, mungkin saja ini waktunya untuk mereka kembali bersama, Aileen akan mencoba membuat cerita lagi dengan mereka.

Meski mungkin akan berbeda dari ceritanya dimasa lalu, tapi Aileen akan tetap menjalaninya, mereka bukan orang asing dan sepertinya tidak akan sulit untuk memgakrabkan diri.

"Kamu sendiri gak kerja ?"

"Enggak, aku izin sehari, besok aku kembali bekerja dan aku akan tanyakan pekerjaan untuk kamu"

"Baiklah, aku tunggu kabar baiknya"

Arsenio mengangguk, tentu saja Arsenio akan katakan itu secepatnya.