webnovel

Bini Gue Mantan Preman

Beberapa hal yang diketahui dari seorang Pelita: Tomboy,  hobi main oli daripada disuruh ke salon, memiliki hobi yang Menantang maut, jago berkelahi , Penolong, setia kawan, cantik dan manis. Terpaksa dititipkan pada Jason, ayah dari Kevin Revano dikarenakan orang tuanya harus menjalankan tugas sebagai  atase di kedutaan Indonesia untuk Perancis. Jason yang juga seorang pengusaha memiliki kesibukan yang luar biasa, terlanjur mengiyakan pada sahabatnya untuk menjaga Pelita akhirnya Jason menitipkan Pelita pada Kevin tentu saja dengan imbalan. Kevin yang berpikir kalau Pelita adalah perempuan manis seperti anak perempuan pada umumnya, ternyata pelita  banyak memberikan  kejutan yang luar biasa yang tidak terbayangkan  oleh Kevin sebelumnya.  Sampai pada Akhirnya pelita harus menelan kecewa karena Kevin membawa kerumah dan mengenalkan seorang perempuan sebagai kekasihnya. Akan kah Kevin menyadari perasaan Pelita atau Pelita memilih pergi dari kehidupan Kevin  

rachma_akbari · Urbain
Pas assez d’évaluations
256 Chs

Membanting Dengan Telak

Pelita melihat jam di dinding kamarnya jam sudah menunjukan pukul 1 dini hari, dia belum juga bisa tertidur mungkin karena ini malam pertama dia berada dirumah orang lain, dikasur yang berbeda.

"Duh Haus lagi," Pelita bangun dari tempat tidurnya , lalu perlahan membuka pintu dan berjalan keluar kamar, rumah miliki keluarga Jason besarnya tidak terlalu jauh dari rumahnya hanya halaman belakang lebih luas,

Perlahan dia mengendap-endap menuju dapur sementara dilihat ruang tengah televisi masih menyala.

"Kenapa Televisinya masih menyala, bodo ah biarin aja, aku kan cuma pengen minum," katanya pada dirinya sendiri.

"Kamu ngapain ngendap-ngendap." Pelita terkejut karena dia pikir semua orang sudah tidur, dengan reflek dia menarik lengan orang yang memegang bahunya lalu membantingnya.

"BUG!" seperti nangka jatuh dibelakang rumah yang membuat pria tersebut mengaduh.

"Ini gue, Kevin!" teriaknya yang membuat Pelita menghenti gerakan selanjutnya.

"Ada apa ini?" Lidya dan Jason terbangun dari tidurnya karena mendengar suara gaduh di luar kamarnya.

"Aku membanting Abang," kata Pelita sambil menunjuk ke arah Kevin yang berada di lantai dan sedang memegang pinggangnya.

"Kamu serius bisa banting dia, yang gedenya kaya giant?" tanya Jason sambil memandang ke arah Pelita yang masih merasa bersalah.

"Ini buktinya aku ada dilantai. Bantuin , sakit tau," Kevin mengulurkan tangannya agar Pelita membantunya berdiri.

"Hahahahah Papa pikir nangka dibelakang jatuh, taunya kamu," Jason tertawa terpingkal-pingkal.

"Kok bisa kamu banting dia Ta?" tanya Lidya penasaran.

"Kaget Tan, tadi abang pegang pundakku, karena aku pikir semua orang sudah tidur reflek aku menarik tangan abang lalu aku banting," kata Pelita sambil membantu Kevin berdiri.

"Makanya jangan suka ngisengin orang, enak kan dibanting," Kata Lidya pada kevin.

"Aku bukannya mau isengin dia, cuma karena dia jalannya ngendep-ngendep kaya maling, aku mau tanya dia ngapain. Eh aku malah dibanting," kata Kevin masih mengusap-usap pantatnya karena sakit.

"Aku mau ambil minum Tan, haus dan aku takut membangunkan orang rumah makanya jalannya pelan-pelan." perkataan Pelita membuat Lydia tersenyum.

"Ya sudah tidur lagi sana masih jam setengah dua pagi besok kan kamu sekolah pagi," perintah Lidya pada Pelita.

"Tapi aku mau minum dulu, boleh Tan?" tanyanya karena dia benar-benar haus.

"Boleh dong, ya sudah ambil air mineral botol saja yang didalam lemari pendingin biar kamu kalau haus gak usah bolak-balik ke dapur," saran Lydia pada Pelita.

"Dan kamu ngapain belum tidur jam segini, kuliah siang memangnya besok?" tanya Lydia pada Kevin

"Tugas gambarku belum selesai, besok kuliahnya jam 11," kata Kevin sambil berjalan ke arah ruang tengah dan membawa laptopnya masuk ke kamar.

"Abang maaf ya aku gak sengaja," Kata Pelita mengulurkan tangan, Lydia tersenyum melihatnya.

"Iya besok-besok kalau mau banting orang liat-liat dulu, tar tau-tau Papa yang kamu banting. Bisa kambuh encoknya nanti," Jawab Kevin masih merasa sakit di pinggang dan bokongnya.

"Enak aja siapa yang punya encok, fitnah ajah," kata Jason sewot.

"Sudah ah sudah malam, tidur," perinta Lydia pada anak dan suaminya yang masih saja berdebat. Pelita lalu masuk ke kamar dia merasa geli sendiri karena membanting tubuh kevin tidak sengaja karena dirinya terkejut.

"Mudah-mudah dia bukan orang pendendam, gawat kalau gue sampai dikerjain karena gue udah ngebanting dia," kata Kiara sambil duduk di sisi ranjang tempat tidurnya sambil minum air mineral dari dalam botol.

**

Pagi jam 6, Pelita sudah mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah, dia sebenarnya baru tidur jam 3 pagi namun Adzan subuh membangunkannya. Setelah sholat dia baru pergi untuk mandi, karena biasanya jika sudah mandi dan baru sholat, Pelita malah akan tertidur diatas sejadah.

"Pagi oM, Tante," sapanya ketika dia sudah berada didepan meja makan dimana Lydia sedang menemani Jason untuk sarapan sebelum berangkat kekantor.

"Ayo sarapan dulu, susunya diminum. Ini tante buatkan sarapan tate sudah tanya apa kesukaanmu kalau sarapan," Lydya menyodorkan susu full cream dingin yang berada didalam gelas.

"Kamu gak sakit perut kalau pagi-pagi minum susu dingin?" tanya Lydia penasaran dengan minuman favorit Pelita.

"Nggak sih Tan aku sudah biasa, kalau yang hangat malah bikin aku mules," katanya kemudian meminum susu yang tadi disodorkan Lydia.

"Kamu yakin mau kesekolah pakai motor Ta?" tanya Jason sambil menyesap kopi hitam buatan istrinya.

"Yakin Om , saya sudah biasa lagi pula kalau naik kendaraan umum nanti macet dijalan, saya bisa kesiangan," katanya kemudian mengambil sepotong roti berisi selai kacang kesukaannya.

"Kalau mau Om bisa suruh Kevin untuk mengantarkanmu naik mobil," Kata Jason lagi, dia sebenarnya khawatir jika Pelita harus menaiki motor kesekolah.

"Gak usah Om lagi pula Bang Kevin kan kuliahnya nanti siang, ga usah khawatir saya sudah biasa kok Om," kembali Pelita menolak secara halus permintaaan Jason.

"O iya Bang Kevin kemana Tan kok gak kelihatan?" Tanya Pelita, sebenarnya dia khawatir kalau Kevin kenapa-kenapa akibat dia banting semalam.

"Habis Sholat subuh dia tidur lagi katanya ngantuk jam pagi baru selesai ngerjain tugas gambarnya makanya sekarang dia tidur lagi," Kata Lydia yang membuat Pelita bisa bernafas lega karena kevin baik-baik saja.

"Pelita, tante boleh minta jadwal kamu tidak, maksud tante jadwal setelah pulang sekolah kamu. ada les apa atau mungkin ada kegatan ekstra kulikuler gitu, biar tante tahu kamu pulang jam berapa aja, karena tante takut Mami kamu tanya tante gak bisa jawab karena tidak tahu jadwal kamu," Kata Lydia menjelaskan maksudnya mengapa dia menanyakan jadwal kegiatan.

"Ada sih Tan setiap hari aku pulang sekolah jam 2 siang, setiap hari aku ikut les dari mulai pelajaran sampai les ektra kulikuler, tapi yang paling malam sih, kalau malam sabtu. karena aku latihan muay thai biasanya jam 10 malam baru sampai rumah," kata Pelita mengatakan sebagian kegiatannya.

"Memangnya gak ada olah raga yang siang gitu, jadi pulangnya gak malem-malem. Biar kamu jago berkelahi juga tetap saja tante khawatir." Lydia tersenyum kearah Pelita sambil memegang jari tangannya.

"Duh Tante lebih rewel dari Mami nih, mana emansipasinya," Kata Pelita dalam Hati.

"Gak ada Tan dan karena hari sabtu aku latihan Taekwondo, latihannya sih siang tapi aku suka pergi dari pagi untuk olah raga pagi dulu," Kata Pelita beralasan.

"Lalu kamu liburnya kapan? gak cape?" tanya Lydia khawatir.

"Sudah biasa Tan, Tan Om aku berangkat dulu yah takut kesiangan, nanti jadwal kegiatanku aku kasihkan tante ya kalau sudah aku catat," Katanya, kemudian Pelita menyalami Jason dan Lydia untuk berangkat kesekolah.

Dia menyalakan motornya kemudian menggas beberapa kali agar olinya naik sehingga laju motornya bisa melaju dengan baik. Sementara diatas Kevin melihat Pelita yang menaiki motor besar keluar dari pagar halaman rumahnya. Tubuh kecil Pelita tidak menghambat dirinya untuk naik motor besar tersebut.