webnovel

BIG SECRET

ADULT CONTENT!!! Tolong bijak dalam memilah bacaan. Bacaan ini diperuntukkan untuk usia 21+. Cover diambil dari Pinteres, mohon maaf jika ada yang tidak berkenan dengan cover yang dipakai. Terima kasih atas pengertiannya. HAPPY READING!!! *** Apakah seorang artis bisa menjalin hubungan asmara dengan tenang? Bisakah seorang artis yang banyak fans memiliki seorang kekasih? Bisakah seorang intertaint seperti dia menunjukkan wanita yang dicintainya di depan umum tanpa ada yang menghalangi? Pertanyaan-pertanyaan sepele seperti itu selalu hinggap di kepala seorang pria bernama Axelle Teja Wibowo. Axel adalah pria yang berprofesi sebagai artis, karena profesi yang dimilikinya ini orang yang sangat dia cintai tidak mau mengaku sebagai kekasihnya saat di depan umum. Gistara Kanti, wanita yang juga memiliki profesi yang sama dengan Axel itu memilih untuk tetap menyembunyikan status hubungannya dengan seorang Axel meskipun mereka berdua sudah pada tahap tunangan. Banyak sekali yang ada di dalam pikiran Tara, panggilan akrab Gistara tentang seorang Axel. Kehidupan Axel yang selalu berhubungan dengan kontrak kerja dan juga tuntutan di dalam pekerjaan pria itu membuat Tara tahu diri. Pertengkaran-pertengkaran kecil diantara mereka berdua sering terjadi karena perdebatan kecil dan sulitnya bagi mereka untuk bertemu. Dengan segala perbedaan yang ada, dapatkah Tara bertahan dan bahagia bersama Axel? Godaan Axel cukup besar di dunia intertainment, mampukah pria itu memperjuangkan cinta kekasih yang sekaligus temannya sejak duduk di bangku sekolah?

kartikawulan · Urbain
Pas assez d’évaluations
8 Chs

Kecewa

Niat awal Tara yang ingin memberikan kejutan kepada Axel berakhir dengan rasa kecewa karena dengan kedua matanya sendiri Tara melihat apa yang sudah dilakukan pria itu di belakangnya.

Tara merasa dirinya sedang dibohongi oleh pria yang selama ini Tara anggap yang paling sempurna karena tidak pernah membuat Tara kecewa. Tara tidak tahu apa yang sebenarnya sedang diperankan oleh pria yang berstatus tunangannya dengan teman satu management pria itu tetapi terus terang Tara kecewa.

"Makan sarapan mu. Jangan buat tubuhmu sakit hanya karena laki-laki." Ucap Rina menyadarkan Tara dari lamunannya.

Tara melihat makanan yang ada di depannya dengan malas. Sejak kejadian itu dia sama sekali tidak memiliki nafsu makan. Tara hanya melakukan olahraga dan melampiaskan amarahnya beberapa hari ini.

Rina menghembuskan nafasnya kasar saat melihat kondisi Tara beberapa hari ini. Tara yang mengatakan hanya ingin pergi berlibur dua hari ternyata membatalkan niatnya yang akan menerima pekerjaan dari Rina. Seharusnya Tara sekarang sudah kembali bekerja tetapi Tara masih belum sanggup bertemu dengan Axel dan teringat dengan ciuman pria itu dengan penyanyi wanita yang tampil bersama dengan Axel saat konser.

"Selesaikan masalahmu dengan dia dengan baik-baik. Jika kamu tidak mau menerima semua yang akan dijelaskan oleh Axel maka pergi saja dan lepaskan Axel. Jangan menyikasa diri kamu sendiri." Ucap Rina memberi nasehat.

"Meninggalkan dia? Lalu bagaimana dengan dia nanti jika aku pergi? Apa dia bisa berdiri dengan kedua kakinya seperti ini lagi?"

"Kalau kamu sangat mengkhawatirkan dia jangan melakukan hal seperti ini lagi. Selesaikan semuanya dengan cepat. Semua masalahmu ini mmebuat semua hal terbengkalai dan kamu harus menanggung kerugian yang sangat besar karena pelanggaran kontrak."

"Aku tidak yakin bisa menemuinya saat ini."

Tara berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju kolam renang yang tidak jauh dari tempatnya duduk tadi dengan Rina. Tara masuk ke dalam air tanpa melepaskan pakaian yang membungkus tubuhnya. Membiarkan seluruh tubuh dan pakaiannya basah dengan menenggelamkan tubuhnya di dasar kolam.

Rina menggelengkan kepalanya. Rasa kasihan melihat Tara membuatnya tidak tega mengganggu Tara saat ini. Sahabatnya memang sedang terluka dan Rina tidak bisa melakukan apa-apa untuk bisa membuat Tara melupakan sakit hatinya.

Rina pergi meninggalkan Tara yang masih berada di dalam air tanpa merasa khawatir sedikitpun karena kebiasaan yang dilakukan oleh Tara saat dia sedang sedih memang seperti itu.

"Hah!"

Kepala Tara muncul di permukaan air. Kedua matanya memerah setelah dia naik ke permukaan air.

Ingatan Tara masih sangat jelas. Ciuman yang dilakukan oleh Axel bukan dilakukan karena sebuah paksaan. Terlihat jelas kalau Axel menyukai ciuman yang katanya harus pria itu lakukan.

"Alasan klasik tetapi aku tidak bisa menuntut lebih. Aku yang menolak saat Axel akan mengenalkan ku kepada semua."

Satu minggu kepergiaannya ini memang membuat ponselnya tidak berhenti berdering karena panggilan dari Axel, begitu juga dengan ponsel Rina. Axel terus meneror Tara dan Rina dan menanyakan kemana kedua orang ini berada.

Tara terkekeh saat mengingat semuanya. Axel sama sekali tidak mengetahui alasan kenapa Tara tiba-tiba pergi dari rumah. Tara melihat semua adegan itu tetapi Axel tidak pernah tahu jika Tara ada di depan Axel, berbaur dengan penonton lainnya menyaksikan perlakuan romantis Axel kepada teman wanitanya.

Tara naik dari dasar kolam lalu kembali mengambil ponsel pintarnya. Tara cukup tenang dan bersyukur karena dia tidak menghubungkan lokasi ponselnya dengan ponsel Axel, dengan begitu Axel tidak bisa menemukan dimana dia bersembunyi saat ini.

Kemeja putih yang di pakai Tara basah kuyup sehingga pakaian dalam Tara yang berwarna merah gelap tercetak jelas di tubuhnya.

Tara mulai melakukan posenya lalu 'klik', Tara mengambil gambar dirinya yang terlihat seksi dengan tubuh basah kuyup lalu kembali mempostingnya di media sosial miliknya.

Baru satu menit Tara memposting gambar tubuhnya, akun media sosialnya langsung dibanjiri komentar yang mengatakan Tara sangat cantik dan menggairahkan.

Fans laki-laki Tara semakin berani menggoda Tara dengan mengatakan kalau Tara seksi dan ingin menjadikan kekasih, bahkan ada yang ingin melamar Tara dan menjadikan Tara seorang ratu.

Tara senyum-senyum sendiri membaca komentar dari penggemarnya. Ternyata selama ini dia terlalu bodoh karena mengabaikan fansnya yang ternyata cukup banyak ini.

"Tara! Apa yang kamu lakukan?!"

Tara menggosok telinganya saat mendengar teriakan Rina dari dalam villa yang mereka sewa. Tara tersenyum membayangkan apa yang saat ini sedang dihadapi oleh Rina dengan ponselnya.

"Biarkan saja, kalau perlu matikan ponsel kamu. Jangan menerima panggilannya kalau kamu tidak ingin aku marah dan menjauh dari kamu."

Rina ingin sekali membenamkan dirinya di tengah rawa-rawa. Berada di tengah-tengah pertengkaran bukanlah keinginannya tetapi dia tidak memiliki pilihan lain.

"Kamu benar-benar berhasil membuatku gila, Tar. Tunangan kamu yang brengsek itu tidak berhenti meneror aku."

"Makanya, biarkan saja. Aku hanya ingin istirahat sebentar saja. Biarkan aku melakukan apa yang ingin aku lakukan sebelum aku kembali ke dalam dunia yang membatasi semua gerakan ku."

Rina terdiam. Dia tidak lagi bisa berkata-kata lagi melihat sahabatnya yang kembali bersedih. Mengingat cinta Axel dan Tara membuat Rina tidak bisa berkata apa-apa. Tara sudah melakukan banyak hal untuk bisa membuat Axel bahagia dengan keputusan pria itu.

Tara kembali melihat media sosialnya. Pesan DM yang dikirimkan Axel hanya dilihat Tara dengan sekilas saja tanpa berniat membuka pesan itu.

Kolom komentar juga dipenuhi dengan tulisan yang memakai caps lock dengan kata-kata menyuruh Tara cepat pulang ke rumah.

Tidak sedikit yang membalas komentar Axel di media sosialnya, kebanyakan dari mereka mengejek Axel dengan mengatakan kalau Axel sedang bermimpi kalau Tara tinggal satu rumah dengannya.

"Biarkan aku menjernihkan isi kepalaku dulu. Aku akan kembali meskipun aku belum tahu kapan itu tapi secepatnya." Jawab Tara sambil melihat komentar yang dituliskan oleh Axel tanpa berniat menulis semua yang baru saja dia katakan.

Tara kembali meletakkan ponselnya setelah dia merasakan kepuasan melihat kemarahan Axel. Tara ingin memikirkan masalah yang datang kepadanya akhir-akhir ini dengan kepala yang benar-benar jernih.

Tara memilih untuk pergi sementara meninggalkan dunia yang penuh dengan sandiwara ini dengan Rina. Sahabatnya itu adalah satu-satunya orang yang dapat Tara percaya saat ini.

Suasana di sekitar tempat Tara saat ini benar-benar terasa damai. Banyak pegawai perkebunan sedang memanen anggur. ya, Tara membawa Rina dan memilih menenangkan hati dan pikiranya di tempat yang sangat sejuk ini.

"Axel lagi, Rin?" Tanya Tara saat telinganya menangkap dering ponsel milik Rina yang sengaja Rina dekatkan kepada Tara.

"Memangnya siapa lagi orang yang berani menerorku setiap hari kalau bukan tunangan gilamu itu."

"Mana ponselmu?"

Rina memberikan ponselnya kepada Tara. Tara melihat nomor Axel yang diberi nama cukup aneh oleh Rina membuat Tara ingin tertawa.

"Jangan tertawa. Jawab saja tunangan kamu itu. Dia pasti sudah gila."

Tara menggeser tombol warna hijau alu mendekatkan ponsel Rina di telinganya, "Aku ingin kita menjauh dulu untuk sementara."