"Kenapa tiba-tiba membahas tentang perjanjian?" Rumi mengerutkan keningnya. Matanya tak bisa lepas dari pria yang ada di depannya itu. Mr. Tonny tidak merasa bersalah sedikitpun setelah memberikan kenangan yang buruk untuk dia hari ini. Dia seakan menganggap remeh apa yang dirasakan oleh Rumi.
"Aku kira itu yang kau mau," ucapnya. Dia melepaskan jas yang dikenakan, melirik Rumi sejenak kemudian kembali fokus menatap tubuh kekarnya dari pantulan cermin yang ada di depannya sekarang. "Lagian itu juga caraku untuk bekerja," imbuhnya. Tersenyum aneh menutup kalimat.
Rumi menghela nafasnya panjang. "Kau mempermainkan pernikahan bukan?" Akhirnya gadis itu menyimpulkan. Kalimatnya sukses menarik fokus Mr. Tonny untuk datang dan menoleh padanya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com