"Namanya adalah Fudo Eiji," katanya kemudian. Berucap dengan nada yang lirih sembari memainkan patung miniatur kecil yang ada di dalam genggamannya. Sesekali dia mengusap dengan lembut menggunakan kain lap kecil yang ada di dalam genggamannya. Tak menatap lawan bicaranya, dia fokus dengan apa yang menjadi aktivisnya. Sedangkan Rumi, gadis yang diajak berbicara, tak pernah melepaskan pandangan matanya.
Rumi fokus untuk menatap ke arah wanita yang ada di depannya itu. Pantas saja jika dia disebut sebut sebagai cinta pertama yang bisa meluluhkan hati Mr. Tonny Ayres, terlepas dari siapa pria itu. Rumi tak mau munafik, dia berani mengatakan bahwa wanita di depannya itu sungguh cantik dengan kesan elegan dan anggun yang didapatkan secara bersamaan. Bahkan dengan wajah polos tanpa make up seperti sekarang. Juga, di usianya yang tak bisa lagi dikatakan muda.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com