webnovel

119. A good friend or a good boyfriend?

"Ada sesuatu di ata kepalamu," ujarnya. Menarik daun kering yang ada di sela-sela rambut panjang milik Rumi. Memberikan itu pada gadis yang sejenak diam, mungkin terkejut dengan aksinya yang tiba-tiba.

"Daun kering," katanya kemudian.

Rumi tersenyum tipis, mengangguk ringan padanya. "Terimakasih, Fin." Kembali gadis itu fokus dengan langkah kakinya. Sekarang dia berdiri tanpa menggunakan tongkat penyangga apapun. Berusaha jauh lebih keras sekarang. Fin menyetujuinya, toh juga satu jam yang lalu, Rumi sudah melakukan pemanasan yang cukup. Itu membuatnya yakin kalau gadis itu bisa berjalan dengan langkah kakinya sendiri. Tak perlu bantuan dari siapapun.

"Otakmu pasti sudah memproses itu lagi. Jadi kau hanya perlu untuk membiasakan." Fin menyela hening yang ada. "Kasusmu sedikit unik, Nona Cassia. Namun, ini menjadi tempat belajar paling bagus untukku," katanya kemudian.

Rumi mengangguk lagi, dia tak paham. Hanya tahu bahwa dirinya cukup berusaha saja.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com