Jhony
****
Aku berada satu mobil dengan Samantha, temanku menyupir dan aku duduk di depan samping kemudi.
Dari arah kaca spion aku melihat senyuman manis Samantha dan matanya yang mengerling tersipu malu ketika mata kami saling bertemu.
Terkutuklah wajah ini, aku mungkin tidak akan pernah bisa setia jika banyak para wanita yang menggoda diriku .. menginginkan aku tanpa harus aku menggodanya terlebih dahulu.
Diluar sana banyak pria yang selalu berusaha menggoda para wanita yang ingin mereka kencani tapi tidak seberuntung aku.
Samantha gadis cantik yang mempunyai iris mata hijau berkilau bagaikan permata zamrud yang bersih dan bening sampai ke dasar.
Rambutnya ikal bergelombang, bentuk wajah persegi yang menonjolkan rahang yang kuat akan senyum menggoda.
Ya Tuhan..sadar Jhony.. sadar.. dia anak presiden..dan aku bukanlah siapa siapa. Otak sialan ini selalu saja cepat merespon jika melihat objek nyata beserta keindahan yang dimilikinya.
Setelah beberapa menit dalam perjalanan akhirnya kami sampai di tempat acara. Aku turun lebih dulu dan melihat sekitar.
1 mobil di belakang dan di depan pun berjaga jaga. Setelah kurasa aman, pintu penumpang aku buka dan Samantha keluar dengan sambutan tangan dariku.
Dia menggenggam tanganku untuk membantunya keluar dan berdiri. Tangan halus selembut sutra yang bagaimana rasanya jika dia meraba bagian tubuhku pasti sangat luar biasa.
Senyuman manisnya sungguh memikat, bibirnya terlihat basah, lembut ,lembab berwarna merah bagaikan buah strawberry tanpa biji hitam yang menempel..merekahkan senyum yang sempurna di depan awak media yang menyorotnya disertai jepretan blitz berkali kali.
Samantha berjalan anggun disampingku..serasa aku adalah pendampingnya, tapi saat aku menoleh ke samping..temanku pun berada disebelah kanannya..aku langsung disadarkan bahwa aku hanyalah seorang pengawal sang putri pemilik tahta pemerintahan negeri ini.
"Selamat datang nona..kursi anda telah tersedia..mari saya antar" ucap salah satu pria yang mungkin pengendali acara menyambut kedatangannya.
Aku dan temanku beralih jalan di belakangnya. menatap keseluruhan aula gedung ini, aku berjaga disebelah kiri sedangkan temanku mengambil arah kanan.
Musik pun berdentam dan pasukkan model telah siap bergaya diatas panggung.
Alat di telingaku mulai terdengar suara gesekkan yang mungkin ada perintah atau laporan selanjutnya
"Tes..tes..pen** perkasa apakah di dalam aman" tanya temanku lewat alat kecil ini yang terhubung padaku
"Aman terkendali kon** busuk" jawabku membalas omongannya tapi dia tidak terima
"Bedebah kurang ajar kau..aku memujimu tapi kau menghinaku sialan"
"Aku lagi tidak suka dipuji jadi jangan cari muka padaku" ucapku disertai kekehan kecil mengundang kesal lawan bicaraku.
Kaki jenjang, belahan dada rendah para model seksi yang berbusana kontras sesuai dengan warna kulitnya mulai bergaya diatas panggung memamerkan apa yang mereka kenakan.
Sorak sorai para penonton membuat fokus ku yang berjaga sekeliling akhirnya luluh langsung menatap ke arah panggung.
OH..GoD DAMN! ..itu Myura..dia diberi sebuket bunga oleh..akhhh..sial.itu mafia brengsek yang pernah aku kenal..si Marcus busuk.
"Mafia sialan" umpatku pelan dan terdengar oleh temanku
"Hei..buddy berhentilah meninting model baru..matamu waspada di dalam bukan memilih milih model yang ingin kau tiduri"
"Dia incaranku bodoh..aku tidak akan melepaskannya apalagi untuk mafia lakhnat itu"
Temanku terkekeh mendengar ucapanku yang terlalu kesal. Aku tak habis pikir jika ternyata Myura adalah seorang model, matilah aku jika dia tahu kelakuanku yang telah banyak mencicipi teman teman seprofesi dengan dirinya. Tapi sejak kapan dia menjadi model karena aku tidak pernah melihat dia sebelumnya.
Dan Marcus..aku harus menghalangi pria itu agar tidak menyentuh Myura.. gadis ini terlalu polos untuk diperdaya aku bisa menilainya.
Acara ini terus berlangsung tapi aku ingin cepat selesai, aku akan menghalangi bedebah sialan itu agar tidak mendekati Myura..jika model lain terserah tapi tidak dengan gadis incaranku.