Bola-bola berdentum-dentum, melompat-lompat kegirangan. Mereka menunjukkan kalau sudah lama tak bergerak, diam di suatu tempat di dalam zona spiritual Azaila. Ketika mendapatkan kesempatan untuk keluar, mereka mengekspresikannya dengan kegembiraan. Saat ini Elia merasa kegembiraan mereka berlebihan di saat kepalanya pusing memikirkan cara untuk menyelamatkan diri, paling tidak mempertahankan tubuhnya tetap utuh.
Azaila menggerakkan tangannya. Halus dan meyakinkan, dengan sorot mata berkata, "Bersiaplah! tunjukkan seberapa keras otot tubuhmu!"
Bola pertama disusul bola kedua melesat seperti peluru ditembakkan. Elia tak sempat menghindar sehingga satu-satunya gerak refleks yang jadi senjatanya adalah mempertahankan diri dengan membuat kedua tangannya menyatu di depan dadanya, menahan serangan agar tak mengenai wajah atau dadanya. Elia menyembunyikan wajahnya pada kedua lengannya. Suara erangan bertahan Elia muncul bersamaan dengan suara bola-bola melesat.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com