webnovel

Chapter 112 – Mengawetkan Kubis

Meski ada banyak sayuran yang ditanam di ladang desa, semua orang bekerja sama dan menyelesaikan panen hanya dalam tiga hari.

Kubis Cina yang sudah dipanen ditumpuk menjadi dua gunungan kecil di tempat pengirikan.

Kubis Cina adalah makanan paling penting saat musim dingin di Timur Laut. Setiap rumah akan menyimpannya dalam jumlah besar sebelum musim dingin tiba. Selain digunakan untuk membuat acar kubis, sisanya akan disimpan di ruangan dalam yang hangat dan dapat bertahan selama beberapa bulan, menjadikannya salah satu dari sedikit sayuran yang tersedia selama musim dingin.

Setiap rumah menanam tanamannya masing-masing, namun karena keterbatasan lahan, beberapa rumah harus membeli dari desa. Setelah penduduk desa selesai membeli, sisa sayuran akan diangkut ke tempat pengumpulan, sehingga memberikan kontribusi terhadap pendapatan desa.

Tahun ini, Lu Xia dan Jiang Junmo tidak punya waktu untuk menanam sayuran sendiri, jadi mereka membeli banyak sayuran, berjumlah lebih dari tiga ratus kati, yang mereka tumpuk di halaman rumah.

Lu Xia dan Jiang Junmo terkejut dan bertanya-tanya apakah mereka bisa menghabiskan semua kubis itu sepanjang musim dingin ini.

Namun, jumlah yang mereka beli paling sedikit di antara penduduk desa lainnya.

Orang lain membeli setidaknya lima hingga enam ratus kati, dan tempat pemuda terpelajar bahkan membeli tiga ribu kati. Kalau bukan karena kekurangan ruang, mereka mungkin akan membeli lebih banyak.

Lu Xia dan Jiang Junmo saling menatap dan memutuskan untuk ikut membeli, seperti yang dilakukan semua orang. Lagi pula, bisa makan kubis lebih baik daripada tidak bisa makan kubis sama sekali. Namun, Lu Xia menyesal karena dia tidak bisa mengeluarkan sayuran yang dia simpan di tempatnya untuk dimakan.

Mereka membagi tiga ratus kati kubis menjadi dua bagian – satu bagian ditata di dalam rumah agar tidak membeku, dan bagian lainnya diawetkan.

Untuk mengawetkan kubis memerlukan suatu keterampilan, dan tidak satu pun dari mereka yang tahu cara melakukannya, jadi mereka pergi ke tempat pemuda terpelajar untuk belajar dan mengamati proses pembuatan nya. Saat mereka pulang, mereka mencoba mempraktekkan nya sendiri dan berakhir dengan sebotol besar acar kubis.

Setelah acar kubis siap, Lu Xia pergi ke desa sendirian untuk membeli beberapa sayuran lainnya, lalu menggantinya dengan yang dia tanam di rumahnya, dan mengasinkan sebotol acar sayuran bersama Jiang Junmo.

Setelah semuanya sudah siap, cuaca berangsur menjadi sangat dingin. Suatu pagi, Lu Xia membuka pintu dan menemukan embun beku di luar.

Jiang Junmo sensitif terhadap dingin, jadi pada musim dingin sebelumnya, dia jarang keluar rumah saat masih tinggal di ibu kota.

Setelah menikah dengan Lu Xia dan meminum mata air spiritual yang disediakannya, serta memasak dengannya, kesehatannya meningkat secara signifikan. Namun, karena akar penyakitnya sudah ada sejak lahir, penyakit itu tidak akan hilang begitu saja. Oleh karena itu, ia masih tidak berani keluar dari rumah dan sebisa mungkin berdiam diri di rumah agar tidak sakit.

Lu Xia berencana pergi ke kota untuk membeli beras.

Mereka sudah memakan biji-bijian halus dari tempat penyimpanan Lu Xia, dan meskipun mereka kadang-kadang makan biji-bijian kasar dari desa, mereka tidak terlalu menikmatinya. Jiang Junmo semakin jatuh cinta pada biji-bijian halus dan merasa sulit untuk kembali memakan biji-bijian yang kasar, jadi mereka terus memakan biji-bijian yang halus.

Namun, biji-bijian halusnya sudah habis sekarang, dan Lu Xia tidak bisa mengambilnya langsung dari tempat penyimpanan nya. Jadi, dia memutuskan untuk "membeli" beberapa di kota.

Jiang Junmo awalnya ingin menemaninya, tapi Lu Xia menolak.

"Kesehatan mu memang sudah membaik, tapi kalau keluar rumah sekarang, mungkin akan masuk angin. Selain itu, ada banyak barang yang akan ku taruh di sepeda, kalau kita berdua pergi bersama, belanjaannya mau ditaruh dimana?"

Mendengar penjelasannya, Jiang Junmo mengerti dan menyerah.

Jadi, Lu Xia berangkat menaiki sepedanya sendirian.

Belakangan ini, cuaca semakin dingin, dan penduduk desa tidak perlu lagi bekerja di ladang. Namun, pada tahun ini, kabupaten akan melakukan perbaikan jalan, yang merupakan pekerjaan berbayar. Meski melelahkan, ini adalah kesempatan langka untuk mendapatkan uang.

Oleh karena itu, hampir semua laki-laki di desa pergi ikut dalam proyek pembuatan jalan.

Beberapa pemuda terpelajar juga ikut bergabung dengan mereka.

Yang lainnya tinggal di rumah, menikmati musim dingin tanpa banyak bekerja.

Akibatnya, Lu Xia tidak bertemu banyak orang di sepanjang perjalanan saat dia mengendarai sepedanya.