"Astaga dia seharian belum keluar."setibanya di rumah, Raka menatap pintu kamar Bela masih tertutup rapat. Ditambah lagi nasi goreng yang sudah dibuatnya susah payah tidak dimakan Bela dan masih utuh diatas meja makan.
Raka dengan cepat menghampiri kamar Bela. Dia takut Bela kenapa-kenapa terlebih didalam tubuh Bela kini terdapat anaknya yang tidak bersalah.
Dor Dor
"Bela buka pintunya."Raka menggedor pintu kamar Bela dengan keras.
"Ingat Bel, ada anak kita disana. Jangan buat aku khawatir begini."teriak Raka sambil menatap pintu kamar itu.
"Cepetan buka."Raka kesal sendiri sedari tadi permintaannya tidak direspon Bela.
"Ok kali ini kamu udah berhasil buat aku marah. Jangan salahin aku dobrak pintu ini."ancam Raka yang sudah diliputi emosi membara. Dia khawatir pada anaknya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com