Nine duduk di tepi jendela lagi lagi. Kalender sudah menunjukkan tahun 1998, sudah beberapa tahun sejak ia tinggal di tempat ini. Ruri sudah berumur 20 tahun, ia masih Sangat cantik dan umur nine sama sekali tidak diketahui. Ruri mendatangi rumahnya, membawa darah hasil dari peternakan nya itu. Ia menatap nanar kearah nine, teman vampir yang sudah beberapa tahun lebih sama sekali tidak beranjak dari sana. hanya diam memandangi pemandangan dari jendela itu.
"mawar, apa kau tidak masalah disini terus,..mau berjalan jalan dulu?", tawar Ruri. Nine menoleh. ia memang sangat cantik. kedua mata merah nya menatap ke arah Ruri. tatapan yang bisa membuat siapapun terpesona.
"kurasa tidak masalah", seru nine. untuk pertama kalinya ia beranjak dari sana. tampak postur tubuh seksi dan cantik nya itu. Nine membereskan pakaian nya, ia meminjam pakaian Ruri. gaun merah cantik yang membaluti tubuhnya hingga ke paha. Ruri terpana, sampai nine berlalu ke luar. Ruri segera menyusul nine. tetapi lagi lagi nine hanya berbalik dan menatap Ruri dengan tatapan datar. Ruri rasa ia tidak akan pernah dianggap sebagai siapapun selain manusia di mata nine. Sedingin itulah hari vampir cantik itu.
"A..aku ikut mawar" seru Ruri. Menundukkan wajah manisnya itu. Nine menatap dengan wajah datar , sama sekali tidak menunjukkan perubahan ekspresi apapun. ia tidak suka ada manusia atau seorang pun ada disisi nya. Termasuk Ruri manusia yang menawarkan rumah di perkampungan manusia ini. Hanya Bem sama, sudahlah lupakan..
"Aku akan jalan jalan sendiri", seru nine. berbalik dan tidak mempedulikan tatapan Ruri yang sedih melihat perlakuan nine. Nine berjalan melewati area sekitaran perumahan Ruri. Kedua matanya menatap datar ke arah sekitaran area itu. Sepi, ini adalah keadaan yang selalu dirasakan nine sebelum ia ditangkap oleh Bem sama.
.
.
.
.
.
"Bem..sama"
Srek..
Gadis pucat itu berbalik. seketika kedua matanya membesar saat melihat seseorang yang sangat familiar kini turun dari langit, ia menutup kedua sayap hitam nya dan perlahan turun tepat di depan nine. Rambut panjang merah nine perlahan berkibar sama warna nya seperti bunga mawar merah di taman itu.
Orang itu melayangkan senyum tipis saat melihat nine. ia mengarahkan kedua tangannya menyentuh pipi pucat nine. Kemudian ia mengadukan dahi mereka. Rasa hangat tercampur di antara keduanya. Rambut hitamnya terlihat sangat tampan. Detak jantung nine kembali terdengar.
"Nine akhirnya aku menemukan..mu", seru suara itu. seseorang yang selama ini nine impikan, yang selama ini nine inginkan untuk selalu bersamanya. kini ia kembali dengan cara tak terduga. Tepat di depannya. menyentuh kedua pipi nya dengan tangannya yang sepucat susu itu. Pertemuan yang tidak pernah diduga nine.
Kedua mata datarnya yang sangat dirindukan. Aura khasnya yang seakan membekukan siapapun. Nine menatap dalam diam. ia terpaku dalam kesunyian mendalam . Perlahan rambutnya berkibar mengikuti kelopak bunga mawar merah yang berterbangan seolah menyambut pertemuan mereka.
"Be..Bem sama"
"Nine.."
.
.
.
.
.