webnovel

Beautiful Doctor VS The Cyber Police

Alice Valencia seorang dokter muda yang berusia 29th, bekerja pada salah satu RS Swasta. Dokter yang periang dan murah senyum ini sudah bekerja selama 7th di Unit Gawat Darurat RS tersebut. Dalam sebuah kesempatan dirinya akhirnya menangani sebuah kasus yang diduga adalah sebuah kasus bunuh diri, namun dokter Alice tetap meyakini bahwa kasus tersebut adalah kasus pembunuhan. Dari sinilah dia mulai mengenal Azka Camerlo, kepala divisi Cyber Police, polisi muda tampan yang dikaruniai senyum yang mempesona. Alice juga berkenalan dengan kelima anak buah Azka. Ronaldo, Ricky, Jhordy, Achmed, dan George.. Dari sinilah kehidupan Alice mulai berubah. Alice mulai mendapat teror dan akhirnya di pecat dari RS Tempat dia bekerja karena menyalahi kode etik. Keluarga gadis yang meninggal itu menuntut Alice dengan tuntutan pencemaran nama baik. Disaat yang sama Sahabat Alice, Viona Rahaya akhirnya mengungkap ketidaknyamanan nya selama ini hidup bersama dengan Alice. Viona lalu memilih keluar dari apartemen yang sudah hampir 6th mereka tinggali bersama. Alice menjadi frustasi, saat dirinya mulai bimbang dengan kehidupannya. Azka datang membawa cinta. Namun disaat yang bersamaan salah satu dari kelima tim Cyber tersebut sudah lebih dulu menyatakan perasaannya pada dokter Alice. Cinta segitiga mulai hadir dalam kisah ini. Konflik mulai muncul saat akhirnya semua kisah masa lalu dokter Alice mulai terkuak. Kisah ini dikemas dengan cinta, persahabatan, dan konflik yang begitu tragis. Penasaran...?? Mari berjuang menulis dan membaca bersama...

Vee_Ernawaty · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
81 Chs

Sebuah Kamar

Lelaki bertubuh gemuk itu menghampiri Ronald yang sedang terduduk lemas pada sebuah kursi dengan dua orang sedang berjaga di samping tubuhnya, takut sewaktu-waktu Ronald akan memberikan perlawanan lagi kepada mereka. Tampak luka robek pada beberapa bagian wajahnya, darah mengucur dari robekan luka itu. Ronald tampak sudah tidak berdaya lagi, ia mengalami kesulitan ketika semua anak buah lelaki bertubuh gemuk itu mengeroyok dirinya dalam perkelahian tadi, alhasil dia mengalami kekalahan yang tak bisa dielakkan lagi. Ronald menyadari bahwa dirinya terlalu gegabah dalam bertindak, ia mulai kesal ketika si penculik tadi mulai menarik rambut Elsa dengan kasarnya dan menampar pipi gadis itu. Untungnya sebelum ia mulai mengambil tindakan tersebut, Ronald telah lebih dulu mengirim lokasi keberadaan dirinya pada sang komandan.

"Kamu terlalu berani mengambil resiko ini anak muda, saat kekasihmu itu datang nanti mungkin saja ia sudah tak mengenali dirimu lagi." Lelaki gemuk tadi menghampiri Ronald sambil memperhatikan wajahnya yang sudah babak belur itu.

"Masukan dia ke dalam kamar itu, biarkan suster itu mengobati luka-lukanya." Ujar lelaki si lelaki gemuk pada kedua orang yang sedang berdiri disisi Ronald.

Kedua lelaki itu lalu menyeret tubuh Ronald yang sudah tampak tak berdaya itu menuju kamar tempat mereka menyekap Elsa. Setelah membuka pintu kamar mereka lalu melempar tubuh Ronald begitu saja, Ronald sama sekali tak bergeming, mungkin ia telah kelelahan memberikan perlawanan kepada mereka.

Elsa yang melihat tubuh Ronald dilemparkan begitu saja segera menghampiri lelaki itu, "Ronald..." panggil Elsa pada lelaki yang kini tergolek tak berdaya pada lantai kamar tersebut. "Apa yang kalian lakukan padanya? Setega itukah kalian menganiaya dirinya?" Elsa berteriak dengan geramnya pada kedua lelaki tersebut, ia kemudian memperhatikan wajah Ronald yang tampak babak belur dan berlumuran darah. Semua pakaian yang dikenakan pria itu basah kuyup karena derasnya hujan yang mengenai tubuhnya sedari tadi.

"Sekarang giliran anda untuk merawat lelaki ini!" Kata seorang lelaki yang tadi menyeret tubuh Ronald, kemudian mereka menutup pintu kamar tersebut dengan kasarnya dan menguncinya dari luar.

"Bagaimana aku bisa merawatnya, sementara kalian tak memberikanku apapun!!" Teriak Elsa pada mereka sambil menggedor-gedor pintu yang tertutup itu.

"Heii... Tolong berikan aku sesuatu untuk merawatnya dengan baik!!" Teriak Elsa kembali. "Haiii...." Teriak Elsa, namun percuma kedua lelaki tadi pergi tanpa mempedulikan teriakannya.

"Elsa..." Panggil Ronald pelan.

Elsa lalu bergegas menghampiri tubuh Ronald, ia takut Ronald tak akan selamat dari masa kritis itu, ia takut sesuatu akan terjadi pada mantan kekasihnya tersebut, ia menatap panik pada sekujur tubuh Ronald. Tubuh Ronald tampak gemetar, ia menggeliat seperti ulat berusaha untuk mengurangi rasa dingin yang mungkin saat ini sedang melanda sekujur tubuhnya.

"Aku haus" kata Ronald selanjutnya dengan nada yang begitu pelan.

Elsa tak tahu ia harus berbuat apa, tak ada apapun dalam kamar itu, hanya kamar kosong yang mungkin dijadikan tempat persinggahan oleh orang-orang itu, hanya ada sebuah kasur kapuk dan sebuah bantal, tak ada yang lain di dalam kamar itu. Elsa lalu kembali menggedor-gedor pintu itu dengan kerasnya sembari berteriak meminta pertolongan "Tolong... Aku mohon seseorang tolonglah kami!!" Teriaknya dengan suara yang keras dalam tangisannya, ia benar-benar tak berdaya lagi dan tak tahu harus berbuat apa.

Tak lama kemudian pintu itu terbuka. Seorang lelaki muncul di depan pintu dengan wajah berangnya, ia kemudian menjambak rambut Elsa dengan kasarnya "Apa yang kau inginkan wanita bodoh? Kau terlalu berisik!" Ujar lelaki itu.

Elsa mencoba menahan sakit dari jambakan rambutnya tersebut, ia kemudian memohon "Tolonglah kami, dia haus dan seluruh tubuhnya gemetar." Elsa mengatupkan kedua tangannya memohon belas kasihan dari lelaki itu.

"Katakan apa saja yang kau butuhkan!" Ujar lelaki itu sambil melepas rambut Elsa dengan kasarnya, hingga Elsa hampir terjatuh.

"Terimakasih" ujar Elsa. "Aku membutuhkan segelas air, baskom berisi air hangat, handuk, selimut dan pakaian ganti untuknya. Aku juga membutuhkan kotak P3K, dan obat anti nyeri serta antibiotik untuknya, aku juga butuh makanan untuk kami. Aku juga butuh...." Elsa tak dapat menyelesaikan perkataannya.

"Terlalu banyak yang kau butuhkan. Kami tidak mempunyai itu disini!!" Berang lelaki itu.

"Tapi..." Ujar Elsa.

"Cukup!! Aku akan menyiapkan apa yang ada, kau gunakan sesuai keperluan kalian!! Dan ingat jangan buat keributan lagi. Jika kau berteriak lagi, aku pastikan akan mengikat tangan dan menutup mulutmu dengan lakban lagi!!" Lelaki itu lalu keluar dari kamar tersebut dan menutup pintu kamar tersebut dengan kasarnya.

Elsa kembali menghampiri tubuh Ronald, ia akan menyeret tubuh Ronald untuk berbaring diatas kasur, namun ia mengurungkan niatnya, ia harus mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

"Ronald..." Panggil Elsa perlahan, sambil menggoyangkan bahu pria itu, "Hhmm...." Ronald hanya membalas dengan berdehem pelan, pria itu tampak sudah tak berdaya.

"Ronald, kau harus kuat. Aku sudah meminta mereka untuk membawakan kita segelas air. Bertahanlah!" Pinta Elsa dalam kegugupannya. Ia begitu panik, lelaki yang dulu sangat dicintainya itu kini terbaring lemas tak berdaya karena berusaha untuk menyelamatkannya.

"Alice..." Gumam Ronald seketika.

Elsa yang mendengar itu hanya bisa terdiam, ia tak tahu harus berbuat apa, mantan kekasihnya itu kini menyebut nama seseorang yang adalah rekan kerjanya saat ini.

Tak lama kemudian pintu itu kembali terbuka, lelaki yang kini berdiri di depan pintu itu lalu melemparkan sebuah selimut yang tidak begitu tebal kepada Elsa "Kami tidak mempunyai apapun disini, hanya ini yang kami punya!!" Jelas lelaki itu sembari memberikan kepada Elsa sebuah botol air mineral, handuk kecil dan baskom berisi air hangat.

"Pergunakan itu sebaik mungkin untuk merawat lelaki itu, dan ingat aku tak ingin kau membuat keributan lagi!!" Ancam lelaki itu.

"Tapi aku tak bisa melakukan apapun jika hanya ini yang kau berikan." Elsa tampak mengamati benda-benda yang diberikan itu.

"Jangan banyak membantah jika kau tidak ingin diikat seperti tadi!!" Ancam lelaki itu lagi, lalu pintu kamar tersebut dibantingnya dengan kasar.

Elsa tak tahu harus memulai dari mana, ia tak punya cukup apapun untuk melakukan perawatan yang maksimal untuk segera memulihkan Ronald. Lelaki dihadapannya itu tampak semakin menggigil kedinginan. Tanpa pikir panjang Elsa lalu melepaskan semua busana yang Ronald kenakan itu, ia tampak sangat kesusahan melakukan itu karena bobot tubuh Ronald yang lebih besar darinya, tapi wanita itu dengan gigih berusaha, ia hanya menyisakan pakaian dalam untuk menutupi milik lelaki itu. Setelah selesai melepaskan busana Ronald, ia lalu menyeret tubuh pria yang tak berdaya itu ke kasur yang ada di kamar itu. Ia kemudian menutupi tubuh Ronald dengan selimut yang diberikan oleh lelaki penjahat tadi.

Elsa kemudian membersihan tubuh dan wajah Ronald dengan air hangat yang ada di baskom tersebut dengan menggunakan handuk kecil. Terdapat lebam di wajahnya, luka robek pada bibir dan dahi lelaki itu, Elsa membersihkan darah yang sudah mulai mengering itu. Saat Alice membersikan lukanya tampak Ronald meringis kesakitan "Arrgh...." Desis Ronald.

"Maaf... Aku membersikan lukamu" Ujar Elsa.

Ronald memegang pergelangan tangan Elsa yang kembali akan menyeka wajahnya itu dengan handuk "Aku haus!!" Kata Ronald masih dengan suara yang pelan.

Elsa lalu segera mengambil botol air mineral dan memberikan Ronald minum dari botol itu dengan perlahan, ia menyokong kepala Ronald dengan tangannya agar lelaki itu dapat minum dengan baik. Setelah selesai minum Ronald kemudian memejamkan kembali matanya, sementara Elsa kembali mengambil handuk dan mulai membersihkan wajah Ronald.

"Aku kedinginan Elsa" suara Ronald kembali terdengar.

Tubuh Ronald tampak bergetar di balik selimut yang tipis itu. Elsa tak tahu harus melakukan apa lagi, ia akan kembali berteriak meminta pertolongan pada para penjahat bodoh itu, namun ia mengingat ancaman mereka sehingga ia mengurungkan niatnya. Ia khawatir jika ia membuat keributan lagi maka dirinya akan kembali diikat, lalu kalau sampai itu terjadi siapa yang akan merawat Ronald.

Wanita itu lalu tanpa berpikir panjang ia melepaskan busana yang ia kenakan, ia hanya menyisakan pakaian dalamnya saja. Busana yang agak basah karena terkena rintik hujan tadi ia hempaskan begitu saja diatas lantai, ia kemudian mengambil posisi di samping tubuh Ronald, ia berharap lelaki yang ada disampingnya itu dapat menerima tubuhnya untuk memberi kehangatan.

...

Maaf 🙏🙏