webnovel

Ch - 6 : Miyuki Sedang Jatuh Cinta!

"Heeh. Jadi Kamiya-san dan Shikimori-san adalah satu Tim Bola Voli, dan kalian sama-sama mendapatkan Beasiswa untuk masuk ke Sekolah ini, ya. Hebat sekali."

"Ahaha. Itu memang hebat, tapi tidak terlalu."

"Kami bermain bersama-sama, jadi bukan cuma kami yang hebat. Mereka semua hebat."

Shin memakan mie-nya sambil memandang mereka berdua yang perlahan-lahan mengobrol berduaan tanpa mengajaknya. Tapi, saat ini dia sedang berpikir atau lebih tepatnya bertanya-tanya di dalam pikirannya.

'Kenapa semua orang yang kutemui masuk ke Sekolah ini menggunakan Beasiswa?'

Entah itu kebetulan atau apa, tapi yang jelas membuat Shin merasa curiga.

"Kalau kamu, Sasaki-san?" Shikimori bertanya setelah menyelesaikan pembicaraan dengan Kamiya.

"Aku ..? Aku juga dapat Beasiswa jalur Akademik, makanya aku bersekolah di sini. Tapi ... ini juga permintaan orang tuaku, jadi tidak ada pilihan lain."

"Bukankah itu berarti kamu sangat pintar?! Hebat sekali."

"Kudengar-dengar jalur Akademik sangat sulit mendapatkan Beasiswa untuk masuk ke sini. Itu sangatlah hebat, Sasaki-san." Kamiya setuju dengan Shikimori tanpa keraguan.

"Bukan cuma aku, ada temanku juga yang mendapatkannya. Orang itu ... Huft. Entahlah, dia sudah gila."

""Gila ..?""

*TING*

"Baru ku bicarakan." Shin mengambil Ponselnya yang berada di saku celananya, mengetuk beberapa kali layar ponselnya untuk mengecek siapa yang mengirimnya pesan, tapi dia sudah menduganya kalau itu adalah Shirogane.

Ketika dia ingin membalas pesan itu, ponselnya berdering kembali, tapi kini Shirogane berusaha meneleponnya. Shin menerima panggilan itu dan menempelkan ponsel ke telinganya.

"Halo, halo."

"Ah, Shin! Dimana kau saat ini?"

"Miyuki, ada apa?"

"Aku butuh bantuanmu!"

"Soal apa? Saat ini aku sedang berada di atap. Kalau mau, ke sini saja dan kita bicarakan baik-baik soal masalahmu."

"Baiklah! Aku akan ke sana!"

"Oh, iya, jangan lupa bawa makanan juga. Tolong ambilkan aku tiga potong roti ke sini."

"Hah?"

"Tenang nanti kubayar."

"B - Baiklah."

Panggilan tertutup, Shin langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya kembali. Kemudian, dia menyantap mie miliknya yang tersisa beberapa suap lagi, sebelum menatap kedua gadis cantik di depannya.

Kedua gadis itu benar-benar cantik sampai membuat pemandangan di atap yang kosong ini seolah-olah ada ribuan bunga indah yang mengelilingi Shin. Namun, ada satu masalah yang mengganggu Shin saat ini, yaitu ... tatapan mereka berdua yang berubah.

Tadi mereka berdua terlihat lembut dan seperti gadis, tetapi saat ini keduanya menatap Shin dengan tatapan curiga, tajam, menyelidiki, penasaran dan lain sebagainya. Shin mengenali tatapan itu ... Itu adalah tatapan di saat dirinya tertantang, tapi sedikit berbeda.

"Ada apa ..?"

Ketika Shin bertanya, membuat mereka berdua sadar dan secara serempak berkata. ""Tidak ada.""

"?" Shin kebingungan, tapi dari tadi dia tidak menimbulkan masalah apapun, jadi seharusnya dia bukan pelaku yang menyebabkan keduanya seperti itu. Tangan dan mulutnya terus mengunyah, tanpa dia sadari mie-nya sudah habis yang membuatnya kecewa.

Sementara Kamiya dan Shikimori entah kenapa merasa gelisah, ini adalah perasaan alaminya, yaitu rasa penasaran. Shin baru saja memanggil temannya "Miyuki" dan ada perasaan akrab dari kata-katanya, yang membuat mereka bertanya-tanya seberapa dekat Shin dan temannya tersebut.

( A/N : Miyuki ini kayak nama perempuan, jadi yah kalian pasti tahu lah. )

Baik itu Shikimori maupun Kamiya tidak tahu mengapa mereka menjadi penasaran dan gelisah seperti ini, seolah-olah ada Pesaing baru yang akan datang.

*BRAK*

Suara pintu membuat ketiga orang itu sadar kembali dari lamunan, tatapan mereka melirik ke pintu yang di sana terdapat seorang laki-laki membawa nampan lumayan besar berisi banyak makanan.

"Oi, Shin, akhirnya aku menem-" Kata-kata Shirogane menyangkut di tenggorokan setelah matanya menangkap sosok Shikimori dan Kamiya. Matanya melebar dan tak percaya apa yang dilihatnya saat ini, tapi dia juga kagum dengan Shin.

'D - Dia benar-benar ... Kemarin saja dia sudah langsung mendapat kenalan gadis cantik. Sekarang? Orang itu bisa berkenalan dengan dua gadis cantik. Aku tidak pernah menduga kalau kau punya sisi seperti ini, kawan.'

"Di sini. Cepatlah."

"A - Ah, ya!" Shirogane tersadar lalu berjalan menghampiri Shin dan duduk setelah meletakkan nampan di lantai.

Shin mengambil roti dan langsung memakannya, tapi tatapan bingung dari kedua gadis di depannya menyadarkan Shin bahwa dia belum memperkenalkan temannya ini.

"Ini dia, Shirogane Miyuki. Temanku dan orang gila yang suka belajar."

"Hei, kenapa kau memperkenalkanku dengan cara seperti itu?!"

"Lalu mau bagaimana? Tidak salah kan? Kau memang orangnya seperti itu, jadi tidak ada hal lain yang kupikirkan untuk memberikan kesan tentang dirimu."

"Tidak salah sih ... Tapi bisakah kau tidak memanggilku orang gila? Aku tidak ingin mendengarnya dari orang pemalas yang tidak suka belajar tapi lebih pintar dariku."

"Terserah." Shin menatap Shikimori dan Kamiya, lalu menunjuk keduanya sambil berkata. "Nah, mereka berdua adalah ... Anggota Klub Voli."

"Namaku Shikimori Micchon."

"Namaku Kamiya. Salam kenal."

"Y - Ya, salam kenal."

Setelah melihat "Miyuki" yang ternyata seorang laki-laki, entah mengapa membuat mereka lega dan rasa penasaran mereka hilang sepenuhnya, hanya ada ketenangan dan perasaan nyaman.

"Oh, iya! Shin, aku ada masalah!"

"Ceritakan itu."

"Begini .."

***

Shirogane sedang belajar di Kelasnya, meskipun teman-temannya sekelasnya sudah keluar untuk bermain, tapi dia masih berada di Kelas untuk belajar, karena tujuannya saat ini adalah menjadi Ketua OSIS di Sekolah Elite ini!

Setelah belajar, Shirogane memutuskan untuk pergi keluar untuk mencari udara segar, jadi dia berjalan-jalan di Halaman belakang Sekolah. Saat di sana, dia melihat Anggota OSIS yang sedang bersih-bersih dan merawat bunga.

Shirogane ingin menjadi Ketua OSIS, oleh karena itu dia ingin melihat bagaimana caranya Anggota OSIS bekerja.

Lal-

***

"Kepanjangan. Singkat saja."

"Aku sudah memikirkannya baik-baik tentang apa yang harus kuceritakan, lalu kau menyuruhku untuk meringkasnya lagi! Sialan!"

"Kau yang bertele-tele, kenapa menyalahkah aku?"

Keduanya berdebat tentang siapa yang benar, tapi mereka tidak saling membenci. Ini murni perdebatan seorang teman baik, dan itu terlihat jelas bagaimana mereka menatap sambil tersenyum meremehkan satu sama lain.

"Ternyata Sasaki-san bisa menampilkan banyak ekspresi seperti itu."

"Aku juga baru melihatnya, Kamiya-san."

Mereka berdua hanya menonton dalam diam sambil tersenyum melihat kedua laki-laki itu.

Setelah lelah berdebat, Shirogane terpaksa menuruti kemauan Shin, lagipula dia lah yang membutuhkan satan Shin jadi dia harus mengalah sementara demi mendapatkan sarannya.

"Saat sedang berjalan-jalan, Anggota OSIS sed-"

"Itu kan sudah diceritakan."

"Tch! Baiklah ... Saat menonton mereka, Ketua OSIS menyadari keberadaanku dan menawarkanku untuk menonton kegiatan OSIS. Tentu saja aku menerimanya dan yah aku cuma menonton sebelum musibah datang."

"Musibah ..?" Alis Shin terangkat menandakan dirinya sedang penasaran.

"Ternyata di dekat situ ada rawa yang kotor, itulah yang ingin mereka bersihkan. Tapi ... ada seseorang yang menyenggol tubuhku dan-"

"Kau terjatuh."

"Benar. Rawa itu sangat dalam dan kotor, kupikir mereka akan menyelamatkanku, tapi ... mereka bahkan masih perlu berpikir untuk menyelamatkanku. Kau tahu, mereka berpikir tenang rawa yang kotor, bukan diriku."

Shikimori dan Kamiya merasa terkejut, berpikir kalau Anggota OSIS benar-benar ceroboh. Berbeda dengan Shin yang justru mereka tertarik dengan cerita Shirogane tanpa merasa kasihan.

"Hoooohh." Shin sedikit menyeringai, lalu dia baru sadar kalau seragam yang digunakan Shirogane memang agak berbeda. Pasti diganti setelah Shirogane tercebur ke rawa itu.

"Itu membuatku muak. Orang-orang kaya memikirkan dirinya sendiri ketimbang orang lain."

"Itulah yang dinamakan sifat asli manusia. Mau sebaik apapun mereka, sifat egoisme mereka tetap ada. Bahkan di dalam dirimu yang mementingkan dirimu tanpa mengetahui perasaan mereka. Siapa tahu mereka memang punya trauma atau hal lain, kan? Siapa yang tahu."

"Apa itu berarti kau membela mereka?!"

"Tidak. Aku tidak membela siapapun. Aku berpikir dengan cara mengambil sudut pandang orang-orang. Sudut pandangmu, sudut pandang mereka, dan sudut pandang diriku untuk menilai. Begitulah."

"Cara berpikirmu membuatku kesal, tahu."

"Tapi itu bukan intinya, kan?"

"Yah. Di antara kerumunan orang-orang kampret itu, ada seorang gadis yang menyelamatkanku tanpa berpikir dua kali. Itu ... Aku benar-benar terpesona dengan keberaniannya dan itu ... sangat cantik."

"..." Shin menatap datar Shirogane dan kemudian menebak kelanjutannya. "Jadi ... intinya kau jatuh cinta pada gadis itu?"

"Ya! Oleh karena itulah aku ke sini untuk meminta saranmu!"

"Kenapa ke sini, bodoh!?!"

"Kau kan ahli cinta! Makanya saat berpikir untuk bertanya soal ini, yang ada dipikiranku itu kau!"

"Ahli cinta? Aku bukan ahlinya!"

"Jangan berbohong!" Shirogane kemudian mencengkram pundak Shin dan menatapnya dengan tatapan memohon. "Aku membutuhkan pertolonganmu, Shin."

"Tch. Siapa nama gadis itu?"

"Shinomiya Kaguya."

Mata Shin melebar dan dia menatap Shirogane seolah-olah berkata kalau Shirogane sangatlah bodoh. "Apa kau tahu soal Keluarga Shinomiya, Miyuki?" Tanyanya untuk memastikan.

"Ya. Aku sangat tahu. Tapi ... aku tidak akan menyerah! Bukankah kau pernah bilang kalau ada dia pilihan di hidup ini dan di dalam game. 'Melanjutkan atau Menyerah', bukankah begitu?"

Shin menatap mata Shirogane dalam-dalam, lalu menyeringai dengan tatapan tajam. "Jadi kau memilih untuk melanjutkannya?"

"Ya."

"Itu Last Boss, tahu! Hahahaha ..."

Tawaran Shin membuat semua orang kaget dan juga bingung, apalagi untuk Shikimori dan Kamiya yang tak pernah melihat tawa Shin sebelumnya. Namun untuk Shirogane, dia jelas tahu arti tawa itu.

"Jangan berbuat apapun kepadanya, Shin."

"Tidak, tidak. Justru aku yang akan mengandalkanmu kedepannya, Miyuki. Kita akan mengalahkan Last Boss!"