"Mr. Darren, bolehkah aku minta waktu tuan Darren untuk makan bersama kapan-kapan?" Ucap Tiara dengan suara selembut dan semanja mungkin.
"Maaf, aku tidak ada waktu." Pintu lift pun terbuka dan Darren menghambur keluar bergegas menuju mobilnya untuk segera melesat meninggalkan gedung perkantoran. Tiara ditinggalkan begitu saja dengan wajah bingungnya. Bibirnya mengerut kesal dan tangannya terkepal. Untuk kesekian kalinya, dia diabaikan dan tidak dianggap oleh pria orang nomer satu di perusahaan termpat dia bernaung.
Darren berjalan cepat menuju mobilnya dan melesat meninggalkan area perkantorannya dengan mobil yang dikemudikannya sendiri. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu istri tercinta dan makan siang bersama seperti biasanya. Wanita yang belum juga kembali ingatannya setelah kecelakaan parah yang menimpanya, membuat Darren tetap bersyukur karena Calista masih bisa diselamatkan meski dengan kondisi lupa segalanya, termasuk lupa kalau sudah punya suami dan tiga anak.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com