Perempuan hamil itu menuju jendela kaca yang besar dan baru tertutup dengan kain tule yang tidak seorangpun dapat melihatnya. Langit Jogja sungguh sangat membuat Calista merasa malam semakin indah.
Dia mengingat masa-masa indah saat masih kecil dan masa remajanya. Calista mudah bergaul dengan siapapun, baik pria maupun wanita. Karena selain Calista dikaruniai kecerdasan diatas rata-rata, juga dia memiliki wajah cantik dan tubuh langsing. Seperti tidak ada kekurangan dalam dirinya selain sifat mudah welas asih dengan keadaan orang lain, dan itu juga yang menjadi kelebihan lainnya.
Calista rindu dengan suasana di rumahnya yang penuh dengan kesederhanaan. Bapak yang suka minum kopi hitam di kursi bambu depan rumah bersama ibu yang minum teh manis hangat, ditemani singkong atau ubi rebus yang disajikan dalam keadaan masih ngebul uapnya. Calista sendiri jadi suka ketularan minum kopi hitam dari bapak, sedangkan Anton justru menyukai teh manis hangat mirip seperti ibu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com