"Tuan Lewis." Seorang tukang parkir menyambut pria bermata hitam pekat tersebut di basemen. Ada sebuah tempat parkir khusus yang disediakan untuk Lewis di tempat itu dan itu tidak bisa diganggu gugat, bahkan oleh artis terkenal atau pejabat sekalipun. Lewis hanya menatap sekilas dan melanjutkan langkahnya menuju ruangan yang berada di lantai paling atas klab malam tersebut.
Sepanjang jalan menuju ruangannya, semua orang yang melihatnya menunduk penuh hormat. Yang perempuan tersenyum penuh hasrat, sedangkan para lelaki tampak segan. Lewis memang diam dan jarang berbicara. Tapi sekalinya berbicara, pasti sedang terjadi masalah besar.
"Tuan." Seorang pelayan pria mengantarkan minuman berupa anggur merah ke ruangan Lewis sesaat Lewis sampai di ruangannya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com